Chapter 30

973 40 3
                                    

Enam bulan sudah berlalu sejak Audrey sadar dari komanya. Gadis itu menikmati kepribadiannya yang baru: super girly, rajin ngemol dan ngegym. Dan masih tak mengingat tetangga didepan rumahnya, Kevin. Hubungan Audrey dengan Lukas berlanjut sejak pertemuan mereka pertama. Lukas akhirnya mengutarakan perasaannya ke gadis itu. Gadis mana yang mau menolak seorang Lukas berwajah imut dan anak sang menteri, tentu saja Audrey menerima lelaki itu menjadi kekasihnya. Hubungan jarak jauh diantara mereka tak menjadi masalah karena sejak ikrar cinta dikumandangkan oleh Lukas, lelaki itu jadi rajin pulang kerumah. Jarak Bandung ke Jakarta untuk orang yang sedang jatuh cinta rasanya hanya berjarak dua meter. 

Sabtu siang  Audrey berjanji menemui Lukas dirumahnya untuk melakukan latihan. Lelaki itu melatih kekasihnya dengan angkat beban dan Audrey sangat menyukainya. Studio gym Lukas memiliki ruangan yang cukup luas, lengkap dengan berbagai macam peralatan terutama angkat beban. Tak heran kedua anak kembar itu memiliki tubuh bugar dan atletis. 

Setibanya Audrey di studio ternyata Kevin sedang berada disana berolahraga mengangkat beban. Gadis itu sengaja tak menegur, dia hanya memperhatikan lelaki itu dalam posisi berbaring. Kevinpun tak menyadari kehadiran Audrey yang sudah tiba sejak beberapa menit lalu. Tak berapa lama kemudian Lukas masuk kedalam studio, begitu melihat Audrey, lelaki itu langsung mencium pipinya. 

"Sorry udah nunggu." Kata lelaki itu masih sambil memeluk pinggang gadis itu. Audrey tersenyum. "That's okay." 

Lukas menghampiri Kevin yang masih terbaring. "Hey." 

Kevin langsung mengambil posisi duduk dan terkejut begitu melihat gadis itu.

"Hey Drey." Sapa Kevin.

"Halo Kevin." Balas gadis itu menghampiri mereka berdua. 

"Mau latian?" Tanya Kevin.

"Iya, sekalian latih si Audrey." Kata Lukas. Kemudian lelaki itu menyiapkan perangkat angkat beban. Kevin mengamati sebentar keduanya lalu dia memasang kembali headsetnya dan menambah beban dibarnya. Lukas menoleh kearah lelaki itu, dia tersenyum. 

Sejak saudara kembarnya mengabarkan bahwa mereka sudah sah menjadi pasangan kekasih, Kevin berusaha tak peduli lagi dengan gadis itu. Dia sudah jarang datang kerumah gadis itu, apalagi ingatan gadis itu belum kembali juga. Tak ada alasan untuk dirinya datang kerumah itu. Ema sudah sibuk dengan Tedi, gadis itu dengan Lukas. Saat ini Kevin berusaha fokus menyelesaikan skripsinya dan rencananya untuk melanjutkan kuliah di Inggris. Tekadnya semakin bulat untuk pergi ke negeri Harry Poter itu. Tak ada alasan lagi untuk dirinya menunda, pikir lelaki itu.

"Kenapa harus ke Inggris sih?" Tanya Lukas saat mendengar rencana Kevin.

"Lah lo kenapa harus ke Sydney?"  Kevin balik bertanya. 

"Lah, gua kan belum pasti. Lo kan dah yakin." Balas Lukas. 

Kedua saudara kembar itu terdiam. Sejak mereka memasuki universitas, keduanya jadi jarang bertemu. Namun sejak Lukas berkencan dengan Audrey, lelaki itu jadi rajin pulang tetapi Kevin malah menghindari bertemu dengan saudara kembarnya. Lukas merasakan sikap Kevin yang selalu saja ada alasan untuk menghindarinya, terutama saat dia mengajaknya untuk pergi bersama mereka. 

"Are you okay brother?" Tanya Lukas suatu hari saat Kevin menolaknya untuk makan siang bersama Audrey dirumah. Lelaki itu hanya membalasnya dengan acuh. "I'm okay." 

Akhirnya Lukas memutuskan untuk berbicara empat mata dengan saudara kembarnya itu. "Lo nggak happy gua pacaran sama Audrey?" Kata Lukas saat mereka didalam kamar Kevin. 

"Ngomong apa sih lo." Balas Kevin dengan acuh. 

"Gua tau perasaan lo sama dia." Kata Lukas.

Siapa yang tak tahu tentang perasaan lelaki itu kepada Audrey. Foto dia yang mencium bibir Audrey tersebar dipenjuru media. Orang diseluruh planet bumi ini sudah mengetahuinya. Kecuali gadis itu.

BROKEN DREAMSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang