Audrey terbangun dari tidurnya, suara deru ombak dan angin malam terdengar jelas dari dalam kamarnya. Gadis itu memandang sekeliling kamar yang hanya diterangi oleh cahaya bulan dari luar. Kemudian dia beranjak dari termpat tidur dan menghampiri jendela lalu mengamati suasana sepi diluar sana. Kata hatinya saat itu mengatakan untuk keluar dari vila menikmati kesunyian sendiri disana.
Gadis itu melangkah ke kursi dek yang masih ada dibibir pantai namun saat tiba disana dia terkejut melihat seseorang sedang berbaring disalah satu kursi. Dia mengamatinya dan terperangah saat mengetahui siapa lelaki itu.
"Kevin? Kamu ngapain disini?"
"Nggak bisa tidur. Kamu sendiri ngapain?" Tanya lelaki itu seraya menghisap rokoknya sekali lagi sebelum ia memutuskan membuangnya.
Audrey duduk disamping kursi lelaki itu. "Aku kebangun." Balasnya sambil mengamati puntung rokok yang berserahkan dipasir putih.
"Dari kapan disini?" Tanya Audrey menyelidik.
"Kira-kira dua jam yang lalu." Balas lelaki itu menoleh ke Audrey yang sedang mengambil posisi berbaring dikursi. Tak ada satupun yang bersuara, keduanya tenggelam dalam pikirannya masing-masing memandang kegelapan laut didepan mereka. Audrey menutup matanya menikmati melodi alam yang bernyanyi merdu ditelinganya. Tak lama kemudian ia memasuki dunia lain, dunia mimpinya.
Kevin menoleh kesampingya, ia tersenyum saat melihat Audrey tertidur nyenyak dengan mulut setengah terbuka. Hanya manusia setengah ikan yang bisa tertidur seperti ini, pikir lelaki itu. Diapun mengambil selimut yang ada disalah satu kursi dek lalu menyelimuti gadis itu. Saat menyelimutinya, lelaki itu mengamati wajah gadis itu dari dekat, hanya beberapa senti dari wajahnya. Bahkan saat tidur dengan mulut setengah terbuka saja dia masih terlihat cantik, pikirnya.
"Sweet dreams." Bisiknya dan entah setan dari pulau mana yang merasukinya, lelaki itu mendekatkan bibirnya lalu mengecup bibir gadis itu. Audrey menggeliat, lelaki itu tersentak dan langsung menjauhkan wajahnya. Diapun kembali berbaring dikursi deknya seraya sesekali memandangi wajah yang sepertinya sedang bermimpi indah itu.
Audrey tak tahu sudah berapa lama ia tertidur tapi akhirnya ia terbangun karena rintik hujan yang cukup deras. Kevin baru saja bersiap-siap berdiri bangun dari kursi deknya namun dalam hitungan detik hujan lebat sudah mengguyur bumi, keduanya langsung berlari kepohon terdekat.
Audrey memeluk kedua lengannya, tubuhnya terasa mulai kedinginan. Kevin menghadap tubuhnya kearah Audrey "Sini." Katanya. Gadis itu menatapnya dengan ragu. Lelaki itu kemudian mendekatinya lalu mendekap erat tubuh Audrey. Tangan kokoh lelaki itu mengelus punggung belakang Audrey lalu menyusuri kedua lengannya. Audrey ingin menolak tapi dekapan dan usapan tangan lelaki itu membuat tubuhnya terasa hangat. Untuk beberapa saat keduanya hanya berdekapan erat tanpa satu katapun keluar dari mulut mereka.
Kevin mulai merenggangkan pelukannya saat dilihatnya hujan mulai mereda. Dengan perlahan Audreypun melepaskan tubuhnya dari pelukan lelaki itu.
"Aku masuk dulu." Kata Audrey. Tanpa bersuara Kevin mengangguk. Lalu Audrey berlari menuju vila dimana Tedi sedang tertidur.
* * *
Menurut para pujangga waktu yang tepat menikmati sunrise adalah disaat sendiri atau dengan seorang kekasih. Dan pagi itu Audrey menyambut sunrise seorang sendiri, secara tekhnik tidak sendiri karena sang kapten dan dua pegawai sudah bangun untuk menyiapkan sarapan pagi dan perjalanan hari ini.
Dengan ditemani segelas cappuccino dan roti croissant, Audrey menikmati sunrise yang sepertinya bangga telah dengan kecantikannya pagi itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROKEN DREAMS
RomanceAudrey terbangun dari koma dan kehilangan memori hingga tak mengenal siapapun orang di sekitarnya. Kecuali Kevin, tetangga yang tinggal di depan rumahnya. Namun ingatan Audrey tentang Kevin hanyalah sebatas nama dan wajahnya saja. Kendati Kevin seha...