dialog 19

11 0 0
                                    

" Tuhan aku ingin pulang ini terlalu dalam lukanya aku tau aku sanggup namun aku tak bisa terus-terusan seperti ini aku nyerah tuhan izinin aku untuk pulang ke rumah mu" Tirta Anagata Aksara

" Gimna dok?" Aron

" Maaf pak masih belum ada perubahan" dokter

" Cari cara dok supaya teman saya bangun lagi" sahut Silla dengan nada khawatir

" Iyaa dok lakukan apapun buat adek saya" Aron

" Maaf pak kami sudah melakukan berbagai cara jalan satu-satunya banyak-banyak berdoa agar Tuhan memberi keajaiban, kalau gitu saya permisi" jelas dokter

" Tirta gimna, ini semua gara-gara aku coba aku ngga ngajak Tirta ke pantai mungkin ini semua ngga akan terjadi" Silla

" Sttt ini bukan waktunya buat kita saling nyalahin oke, tenang dlu yang harus kita lakukan sekarang harus banyak-banyak berdoa supaya Tirta bisa bangun dari koma nya" AZ

" Tapi..." Silla

" Udah ngga ada tapi-tapian" AZ
Biya'an menenangkan Silla

" Gua nitip Tirta bentar gua mau keluar" Aron langsung pergi meninggalkan tempat itu

" Mau kemna?" Silla

" Keluar bentar klo ada apa-apa telpon" Aron

" Nitip yan" Aron

" Iyaa bang" Biya'an

Az langsung mengikuti Aron, entah hendak kemna aron dia membawa motor dengan kecepatan tinggi. Aron sadar sedaritadi ia di ikuti oleh AZ mereka berhenti di suatu tempat

" Ngapain lu ikutin gua?" Aron

" Memang kenapa,  salah memang?" Az

" Balik" Aron

" Ngga akan gua pulang adek lu koma lu bukan temenin malah pergi Abang seperti apa loh" Aron

" Ngga usah ikut campur" Aron

" Dia adek Lo, temenin dia  gila iyaa loh  jahat banget sama adek sendiri" AZ

" Kenapa klo gua adek yang jahat bukan urusan lu" Aron

" Dia butuh lu bang, memang lu ngga kasian sama dia Tirta butuh figur Lo sebagai Abang sebagai ayah" AZ

" Buat apa gua perduli, keluarga gua aja hancur" Aron

" Semua bisa di perbaiki, semua bakalan ada jalannya ngga gini caranya" AZ

" Semuanya udah terjadi" Aron

" Maksud lu?" Az

" Keluarga gua hancur semenjak Tirta lahir dunia gua hancur sejak itu apalagi Tirta sedari kecil cuma Deket sama mamah gua"

" Kamu yang egois, bertahun-tahun kamu sembunyi'in semua ini" Tiana

" Kamu yang selama ini ngga pernah ngertiin aku, kamu sibuk dengan urusan kamu sendiri" arrendi

" Aku lakuin semua ini demi anak-anak ada kamu perduli sama mereka ngga semenjak kejadian itu kamu ngga pernah perduli sama mereka kamu terlalu sibuk dengan selingkuhan kamu, tanpa mikirin perasaan mereka anak-anak kamu dari darah daging kamu sendiri. Bertahun-tahun kamu sembunyi'in dari aku sama anak-anak alesannya lembur selalu lembur ada kerjaan apa sibuk ngurusin selingkuhan kamu sama anak selingkuhan itu" Tiana

" Jadi selama ini papah selingkuh perempuan yang waktu itu bersama papah selingkuh nya" Aron di balik pintu

Plak...plak... plak

Tirta Mata Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang