Part 20

2.7K 159 11
                                    

Ayra sampai di koridor sekolah yang sangat luas, kemudian Jihan dkk menemui Ayra yang berjalan anggun menuju kelasnya.

Kerin menarik tas ransel Ayra.

"Ck Apasi anjing, mau lagi lo?" Tanya Ayra lalu menoleh kearah mereka ber tri itu.

"Puas lo? Puas lo udah bikin kami bertiga cedera haa? Puas lo bikin ortu kami malu?" Tanya Kerin pula.

"Kalo di tanya puas apa engga nya sih, ya tentu big no. Tapi gapapa lah." Jawab Ayra dengan sumringah.

Jihan dan antek-anteknya menatap kesal ke arah gadis yang tak pernah bisa di ajak serius ini.

"Bangsat banget lo, gue kira lo udah pensi jadi tukang bully, sekarang malah jadi tukang bully lagi!!" Bentak Careez dengan wajah marah.

"Yaudah sih, jangan sedih." Ucap Ayra kelewat santai.

Seperti kehabisan kata, mereka memejamkan matanya menahan frustasi sambil mengepal erat tangannya.

Jihan lalu menetralkan ekspresi wajah nya, ia kemudian menatap tajam Ayra dan tersenyum miring.

"Oh ya, kemarin tidur dimana nih? Jangan bilang di kolong jembatan lagi." Ucap Jihan sambil menahan senyum mengejek.

"Oke gue ga bilang di kolong jembatan, udah lo larang soalnya." Sahut Ayra.

Jihan lalu menetralkan ekspresi nya, "Atau mungkin..." Jedanya sambil menyentuh dagu nya dengan satu telunjuk seolah berfikir dengan bola mata kearah atas.
"Terpaksa jadi simpanan om-om " sambungnya.

*Ayra bilek: 🗿+ hidung kembang kempis.

"Ga." Sahut Ayra dengan wajah datarnya, "Terpaksa menikahi tuan muda, kek di nopel-nopel." Ucapnya.

"Dahlah nying, kaga usah ngurusin hidup gue kalo menurut kalian hidup kalian jauh lebih bagus dari gue." Ucapnya lagi.

"Btw ni yee..." Ucap Careez menjeda ucapannya sambil menatap Ayra dan berkacak pinggang agar Ayra menciut.
"Setelah ga di anggap anak, masih bisa hidup ya lo!! Gue kira lo beban, ternyata ga di anggap anak." lanjutnya "Jiaakhhh" Careez tertawa mengejek bersama antek-anteknya yang ikut-ikutan.

Ayra menatap sinis Careez sambil mengangkat alisnya. "Lah, dari pada Jihan? Udah anak haram, miskin, emaknya art lagi, beban." Sentak Ayra tak terima.

"Btw ni yee... Jihan dulunya loh kaga dianggap anak juga ama bokap gue,. Untung emaknya Jihan ngemis-ngemis pen jadi art, makanya si Jihantu ini tinggal di rumah gue." Ucap Ayra tersenyum smirk menatap Jihan yang sudah menahan emosi.

"Kasian... Anak ga diharepin kok bangga? Kalo gue sih mending ga idup. Gini-gini juga gue keluar dari istana gegara kaga mau mon maaf ama modelan anjing kek lo! Atau lebih singkat nya sih derajat harga diri gue masih tinggi di banding lo yang ga tau malunya jadi anak haram!" Ucap Ayra dengan nada kencang seperti bentakan dan ejekan.

Skakmat

Bagai teriris, hati Jihan kini sungguh terkoyak, ia tak mampu membalas ucapan Ayra. Sungguh ucapan Ayra merobek hatinya, ia hampir meneteskan air mata dengan kepalanya yang menunduk ke arah sepatunya. Ia mengepalkan tangannya berusaha menahan tangis. Sungguh malang juga nasib nya, ia tak berfikir bahwa Ayra akan berucap seperti itu.

(Yang terciut dan kacian dengn jian, ketik 1111111🥺🥹☝🏻)

"Anak A.R.T kok bangga" sinis Ayra lalu pergi dengan memalingkan tubuhnya elegan.

Kerin menatap pilu kearah sahabatnya itu sambil menepuk bahunya pelan seraya menenangkan.

...

Tak di sangka, kejadian keributan antar mulut beberapa menit yang lalu tadi telah disaksikan banyak murid atau lebih tepatnya seluruh murid. Termasuk inti Athexor dan Lzonce serta beberapa geng lainya yang terdapat di SMA itu.

Ayra TransmigrasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang