Part 2

7.5K 433 6
                                    

((ᗒ Happy Reading ᗕ))

Afriza tersadar dari tidurnya dan membuka matanya, seketika matanya membulat ketika tersadar.

"Njirrrr...Gue dimana, gue kira gue dah isdet tadi. Apa muka gue hacur ya, setelah terjadi penembakan dari atas langit?"

Afriza bergegas ke cermin full body dan menatap nanar tubuhnya. Sekitika ia terbelalak melihat pantulan dirinya di cermin. "Eh? ini kok......" Ia tak mampu berbicara akibat yang ia lihat sekarang.

"kok bukan gue sih, ini bukan wajah gue, bukan tubuh gue...Apa gue operasi ya? tapi ortu gue mana mampu. Sumpah ini mah bukan gue!!" Ucapnya frustasi.

Afriza kemudian meraba pipi bulat itu sambil mengelus pelan, tapi matanya tetap melotot tak percaya, "Cantik banget muka yang gue milikin sekarang"

Tok tok tok

"Iyah masuk" ucap Afriza, ia tak tahu harus apa saking herannya.

"Non Ayra udah bangun ya? ayo makan dulu" ucap bik Inah (Sarah belum login ya gesss)

"Ayra? tunggu dulu bik, nama saya siapa?" Ia kemudian mulai heran. Tadi wajah, sekarang nama, terus apalagi? Pikirnya.

bik Inah terkekeh pelan mendangar pertanyaan Afriza itu "Kok non lupa sih? Nama non itu Ayra Elfira Arkanza. Lagi bercanda sama bibik yaa"

"Wtf...gue Ayra Efira Arkanza?"

" Ayra tokoh antagonis di cerita yang gue baca pas itu? omg kok...
Kok di kabulin doa gue,
akhhhhhh... senangnya dalam hatiii, gajadi metong, mungkin kebanyakan dosa kali yak" batin Ayra, kemudian tersenyum sumringah.

(Di karenakan telah tersadar dan telah mengetahui pasti bahwa ia sedang transmigrasi ke novel yang ia baca, kini Afriza kita sebut sebagai Ayra. Ya, Ayra Elfira Arkanza)

Bik Inah yang melihat anak majikannya tersenyum sendiri sambil terpejam itu membuatnya bingung dan menatap aneh. Lalu ia terfikir 'mungkin lagi di baperin den Refli' .

...

Ayra turun dari kamarnya menuju meja makan, suasana nya begitu canggung, dan terasa sangat sepi. Ia melihat seorang lelaki paruh baya yang menatap kosong kearah sajian sedap berbagai makanan mewah itu.

Ayra lalu menetralkan wajahnya yang sebelumnya menatap heran.

"oh iya kan di cerita itu hubungan bokap and anak renggang, gara-gara anak tololnya ini, gue perbaikin aja kali ya, siapa tau dapat give away" batin Ayra lalu terkekeh pelan berusaha tak mengeluarkan suara.

"Hallo dad!" sapa Ayra yang terlihat sangat sokap dan suaranya yang keras.

Sontak sapaan Ayra membuat Arkanza terkejut dan ter herman herman melihat tingkah anaknya yang menurutnya langka.

"E-eh i-iyaa" ucap Arkanza ter bata-bata

"Bokap gue gesss, sultan cuyyy, gas lah serepet, jangan smpe si dedi nya ini tidak memberi uang lagi karena murka dengan sikap Ayra yang sudah isdet, jadi kita tidak boleh mengikuti ajaran Ayra yang sudah metong itu"

"Emmm, dad?" ucap Ayra dengan ragu.
Ayra kemudian menatap lekat Arkanza.

"Iya?"

Ayra TransmigrasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang