RED UMBRELLA #8

567 63 2
                                    

"Kau mau melukai dirimu sendiri?.".
Seokjin tampak khawatir dengan Jisoo, wajahnya mulai memucat. Bibirnya membiru . Sudah jelas gadis itu kedinginan,

"Seokjin?Sejak kapan kau disini?.." Gadis itu menggigil hebat,

"Apa kau mati rasa Jisoo!, Sepagi ini kau menghujam tubuhmu dengan air hujan!?..,Pegang ini!..",Seokjin meraih tangan Jisoo yg begitu dingin untuk memegang payung merah yg pria itu berikan.

Pria itu dengan cepat membuka Jas mantelnya dan memberikannya keJisoo ,lebih tepatnya memakainya ke punggung Jisoo .

"Segera masuk dan ganti bajumu. Kau akan sakit jika terus menerus begini.."

"A-aku su-sudah sakit Seokjin.. hikshikshiks.. "

Dari kata itu , Seokjin mulai mengerti. Jisoo tak bahagia bersama Jungkook,
Gadis itu terduduk di tanah yg ditumbuhi rumput . Tak peduli jika badannya menjadi kotor ,bahkan payung merah yg Seokjin berikan sudah melayang dan terjatuh dihadapannya sendiri.

Keduanya terguyur air hujan.

Seokjin terdiam membatu, ia tak tahan melihat Gadis yg dicintainya menangis. Apalagi menangisi sosok pria yg seharusnya tidak bersamanya.

Tanpa mereka sadari, Sesosok pria dengan balutan celana Hitam panjang dengan kaos putih oblong tengah memperhatikan mereka .

___________

Ketiganya menikmati kopi bersama, Irene melirik Seokjin beberapa kali dan Seokjin peka akan hal itu. Irene tampak khawatir dengan Jisoo , begitupun Seokjin .

"Em.. Jisoo, Bagaimana kalo kita pergi keeeeee-

Seokjin menyenggol kaki Irene dan Irene meliriknya. Mungkin niat Irene baik, dia hanya ingin menghibur temannya .tapi menurut Seokjin keadaan Jisoo saat ini sedang tidak baik baik saja , bahkan wajahnya terlihat pucat.

Sejak hujan tadi,Seokjin membawa Jisoo  untuk keluar dari rumah Jungkook menuju kedai kopi mereka . Tak peduli keadaan mereka yg sedang basah kuyup. Keduanya pergi bersama dan berganti pakaian dikedai kopi. Jisoo memakai pakaian milik Irene dan Seokjin kebetulan juga ada baju yg tertinggal dikedai mereka

Awalnya Irene tampak shock dengan keadaan mereka yg cukup memprihatinkan.tapi Seokjin memberi kode yg membuat gadis itu mengerti untuk tidak menanyai sesuatu ttg Jungkook maupun yg lainnya.

Situasi saat ini sedang tidak baik baik saja.

"Jisoo, kau bisa menginap disini. .aku merindukan masa masa saat kita menghabiskan waktu berdua Diisni . Benar kan Seokjin?bagaimana kalau kau juga menginap disini menemani kami? Setuju?." Irene mencoba tersenyum sebaik mungkin untuk menghibur temannya . Tapi senyuman Jisoo benar benar memudar.

Gadis itu hanya memberikan senyuman tipis sebelum kembali menyeruput kopinya.

"Aku tidak bisa lama lama disini,aku harus kembali kerumah.. ini sudah jam makan siang, aku bahkan lupa tidak berpamitan dengan Jungkook pagi tadi.."

Seokjin kembali bertatapan dengan Irene.mereka seperti sedang bertelepati lewat mata.

Irene memahami apa maksud Seokjin,
Begitupun sebaliknya

"Jisoo, kau lupa ya.. besok-

Ucapan Irene terpotong. Jisoo segera bangun dari tempat duduknya.

",Maaf Irene,aku benar benar harus kembali. Terimakasih untuk kopi hangatnya. Dan.."gadis itu menoleh ke arah Seokjin.

"Aku pergi Seokjin, lain kali jika ingin menemui ku . Hubungi aku terlebih dahulu.. ."

Gadis itu benar benar pergi. Baik Seokjin maupun Irene tak dapat menghentikannya.

Percuma saja , Jisoo telah berubah semenjak ia menjadi seorang istri .bukan apa, memang benar itu kewajiabannya menjadi seorang istri,tapi sikap suaminya yg keterlaluan apakah masih bisa disebut sebagai seorang suami?...

Bersambung.. .

RED UMBRELLA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang