RED UMBRELLA #31

427 46 1
                                    

Sebuah brankar dengan cepat membawa Araya kedalam ruang UGD, Dokter dan para perawat bergegas dengan tugas masing masing. Jisoo hanya bisa berdoa agar putrinya baik baik saja, Disisi lain. Jungkook sedang menyelesaikan administrasi pembayaran rumah sakitnya.

"Jisoo? Gimana? Dokter masih belum keluar?

wanita itu menggeleng pasrah, "belum Jung, Semoga Arraya baik baik saja. Aku takut Jung..

"Jangan berfikiran yg aneh aneh, Semoga putri kita baik baik saja,..,"pria itu menarik Jisoo kedalam dekapannya,mengusap Surai panjang wanitanya

"Km tenang ya.. jangan panik , Km harus kuat... Percayalah, Araya akan baik baik saja"

Tak lama setelah itu, dokter keluar."Tuan Seokjin".. Keduanya menoleh. Baik Jisoo maupun Jungkook mendekat kearah dokter ."bagaimana keadaan putri kami dokt?".. "Anda tuan Seokjin?". Baik Jisoo maupun Jungkook saling bersitatap sejenak lalu kembali menatap dokter.. "Nama Saya Jungkook dokt, Ayahnya.. bukan Seokjin ".

"Maaf Tuan, tapi pasien didalam terus menyebut nama Tuan Seokjin, Saya pikir nama itu adalah nama ayahnya,Jadi siapa Tuan Seokjin?." Dokter menatap Jisoo juga Jungkook bergantian

"Apa putriku menyebut nama itu dokt?

"Ya nyonya, Putri anda berkali kali menyebut nama tersebut, Sebaiknya anda pertemukan putri anda dengan orang tersebut sesegera mungkin. Ini terjadi sebagai hal umum pada anak anak, Pada dasarnya anak kecil yg sudah begitu menyanyangi seseorang pasti akan merasa kehilangan jika ora g tersebut memang benar menghilang dari kehidupannya." Jelas dokter

Jisoo terdiam, pikirannya tiba tiba juga ikut hilang. Kemana dirinya akan mencari Seokjin, paman kesayangan araya.tak memungkiri jika araya terus menanyakan nama Seokjin dalam tidurnya. Pria itu memang sudah merawat araya sejak bayi ,menjaga sertta membantu membesarkan araya saat dimana Jungkook tidak bersama jisoo saat itu.

"Maaf dokter, Seokjin adalah nama teman saya, Memang benar araya sangat dekat dg putriku. Tapi dia telah pergi. Saya tidak tau harus mencarinya kemana lagi..,"

Jungkook mengedarkan pandangannya,ia merasa bersalah pada istri juga anaknya. Niatnya ingin mendekati Jisoo kembali dan membawa mereka pulang . Namun kenapa araya sampai sakit dan menyebut nama Pria itu berkali kali. Haruskan Jungkook membawa Seokjin kembali? Tidak!tekadnya sudah bulat. Ia pasti bisa merubah Pandangan Jisoo maupun araya terhadapnya. Ini adalah sebuah ujian baginya. Dia akan terus berusaha mengembalikan posisinya ketempat semula. Tempat dimana yg seharusnya ia miliki dan pijaki. Tempat yg kini telah ditempati oleh Seokjin akan ia rebut kembali.

"Dokt, ijinkan saya masuk, saya ayahnya.. "desak pria itu

"Baiklah, tapi tuan. Tolong segera keluar karena pasien masih membutuhkan waktu untuk istirahat sampai ia kembali sadar.."

"Bagaimana dengan panasnya dokt?

"Tenang saja nyonya, saya sudah memberinya obat penurun panas langsung lewat infus. Jadi sebentar lagi pasti akan segera turun demamnya..",

Jisoo mengangguk paham. Dokter pergi meninggalkan mereka .

"Aku masuk dulu,.."
Pria itu mengusap lengan Jisoo sebelum masuk, Jisoo tau bagaimana perasaan Jungkook saat ini. Mungkin ia kecewa ,mungkin juga ia merasa sakit hati karena putrinya terus menyebut nama orang lain. Tapi tidak ada yg bisa Jisoo lakukan, Araya dan Seokjin memang sudah seperti anak dan seorang ayah..

Jisoo meraih ponselnya dalam tas, ia mencari nama pria itu dan menghubunginy berkali kali.. nomor Seokjin masih tidak aktif. Sudah satu hari berlalu. Jika waktu itu ia mengatakan baterai ponselnya low. Seharusnya sekarang sudah ia cas dan kembali dapat digunakan. Mengapa ini rasanya berbeda. Apakah Seokjin menghindari Jisoo?..

Bersambung...

Ayo vote. Comment , Jangan Jd siLent reader ya guys

RED UMBRELLA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang