Red Umbrella #41

323 33 1
                                    

Jisoo berlari kecil menahan sakit akibat jahitan dibagian perutnya yang masih belum pulih.. Suster mengatakan bahwa bayi Nyonya Jisoo telah menghilang. membuatnya harus melepas infus dan bangun dari ranjangnya dengan keadaan lemah.

Untung saja,araya kala itu dititipkan ke ibu dan ayah Jisoo ,jadi dia tidak ikut disana.

Jisoo tergesa gesa berlari keluar mencari sebuah taxi, wanita itu segera menaikinya dan pergi menuju ketempat dimana yg ia dapatkan lewat ponsel pribadinya .

Sebuah chat asing dengan nomor tak dikenal

"Jisoo, Bayimu ada padaku. Datanglah ke Apartemen lantai 10.."

Senyum menyeringai dari wanita yg tengah menggendong bayi laki laki milik Jisoo , Wanita itu berdiri diatas rooftoop gedung apartemen miliknya. Sungguh gila. Ketinggian gedung itu berlantaikan 10 dan Irene nekat untuk membawa bayi sahabatnya sampai ke lantai paling atas tersebut demi sebuah dendam.

"Jika ayahmu tidak dapat ku miliki, maka ibumu juga tidak dapat memilikimu! Dasar bayi sialan! Mengapa kau harus lahir?harusnya kau mati saja ! dengan begitu,Ayahmu akan menjadi milikku..ha ha ha ha.." tawa seringai itu benar benar menakutkan.

Sepertinya Irene telah salah menilai tentang bayi sahabatnya,Irene telah berfikir bahwa bayi yg berada digendongannya sekarang ialah bayi seokjin, namun nyatanya wanita itu salah. bayi itu jelas bukan milik pria yg ia cintai . Melainkan milik Jungkook.

"Kembalikan bayiku!."

Jisoo terengah engah hampir pingsan ,wajahnya sudah benar benar pucat. Jahitan dibagian perutnya bahkan sepertinya telah robek, darah mulai menembus pada bagian baju rumah sakit yg Jisoo gunakan saat ini

Irene menoleh, "Hai Jisoo?

"Irene?..

Jisoo terkejut bukan main mendapati sahabatnya itu ternyata adalah orang yg telah menculik bayinya sendiri.

Irene tersenyum,"Akhirnya kau sampai juga disini,aku sudah lama menunggumu.."

"Irene apa maksudmu?kembalikan bayiku.. " Jisoo mencoba berjalan pelan mendekatinya

"Berhenti Jisoo!

Sontak langkah Jisoo ikut terhenti saat Irene menyuruhnya

"Irene?

"Kau mau bayimu mati?aku akan melemparkannya kebawah jika kau semakin mendekat!"

"Irene ! Apa yg kau katakan!

"Aku menyuruhmu datang kemari untuk kau tandatangani surat diatas meja itu.. " Irene menunjuk lembaran kertas dengan matanya diatas meja yg sudah ia siapkan dengan sebuah bolpoiin disana

"Irene aku tidak mengerti,tolong kembalikan bayiku!. Kasihanilah aku Irene, bayiku lahir prematur,dia membutuhkan Tabung oksigen untuk perawatannya.. kau bisa membunuhnya jika kau membawanya terlalu lama ! "

"Memang itu yg aku mau!, Maka lekas tandatangani surat itu, lalu kuserahkan bayimu.."

Jisoo masih tidak mengerti dengan ucapan sahabatnya itu, ia bergegas mendekat kearah meja dan mengambil kertas yg Irene katakan. Tangan Jisoo bergetar hebat mengambil bolpoiin dan berusaha membuka tutupnya.

Namun, pergerakannya seketika terhenti saat matanya menelisik membaca setiap paragraf yg Tertera pada kertas itu

"Surat cerai?

"Ya,.itu surat perceraian mu dengan Seokjin , cepat tanda tangan!

Jisoo menatap Irene dengan tatapan tajam serta berlinang air mata. rupanya Irene menyukai Seokjin dan menginginkan pria itu, selama ini Jisoo tak pernah mengetahuinya. Wanita itu kurang peka terhadap perasaan sahabatnya hingga membuatnya berbuat nekat seperti ini.

"Kenapa diam saja! Ayo tanda tangan! Kau harus tinggalkan Seokjin untukku!"

"Oeee.. Oee... Oee..

Jisoo kembali tersadar saat putranya menangis,,

Tangannya mulai bergerak hendak menandatangani surat perceraiannya dengan Seokjin,

"Tunggu!

Jungkook bersama Seokjin datang disaat yg tepat

Keduanya melihat bersama kearah mereka

Bersambung

RED UMBRELLA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang