RED UMBRELLA #25

544 53 0
                                    

"Paman?dia siapa?"
Dengan polisnya Ara bertanya pada sosok pria yg sedang berdiri dan beradu tatap dengan Seokjin

Seokjin beralih menghadap kearah Araya ,ia berjongkok kembali "Araya, ayo pulang.. Ibumu pasti sudah menunggu dirumah.,besok Araya kembali sekolah kan?"

Araya mengangguk.. Seokjin tersenyum mengusap kepala gadis kecil itu, ia kembali berdiri dan menggandeng tangan kecil itu untuk segera pergi dari sana,mengabaikan Jungkook

"Dia putrimu?"
Jungkook berucap, ucapannya mampu membuat kedua kaki Seokjin menghentikan langkahnya seolah membeku,

Ia terhenti sebentar ,lalu kembali melanjutkan jalannya."Ayoo paman..
Araya menarik tangan Seokjin ,

"Paman?
Lagi lagi Jungkook mampu menghentikan langkahnya,begitupun dg araya.. ia mengusap rambut halusnya yg menutupi wajah cantiknya

Jungkook mendekat," dia putrimu?atau -?"

Seokjin dengan cepat menepis tangan Jungkook yg menunjuk Araya, "Bukan urusanmu!". Seokjin mengangkat tubuh Araya dan membawanya segera pergi dari sana sebelum semuanya semakin rumit

"Yak! Dimana Jisoo? Kau pasti tau kan dimana Istriku!?.." teriak Jungkook ,namun diabaikan oleh pria itu . Ia memilih mengabaikan panggilannya berkali kali

"Yakk!Seokjin!

"Paman dia siapa?"
"Bukan siapa siapa, Jangan lihat kebelakang, " lantas gadis kecil itu segera menolehkan wajahnya kedepan menuruti perintah pamannya

____

"Eoh?kalian sudah kembali?"
Jisoo segera mengambil alih araya yg terlelap dari gendongan Seokjin .

Kedua tangan Seokjin penuh dengan Satu Boneka beruang besar dan yg satunya lagi memapah Araya, putri semata wayang Jisoo

"Hm ..

"Sebentar, aku tidurkan dulu araya.. kau duduk dulu.." Jisoo membawa araaya untuk masuk kedalam kamar

"Baiklah.. "Seokjin menurut,ia duduk disana ,diruang tamu sembari menunggu Jisoo

"Ini Seokjn, diminum dulu . "Wanita itu menaruh secangkir kopi buatannya didepan Seokjin.

"Arayya merepotkanmu ya?"

"Tidak.. Jangan khawatir,dia sudah seperti putriku.. "liriknya sembari meminum kopi tersebut

Jisoo kembali tersenyum,ia lagi lagi merasa bersyukur karena Seokjin mau sebaik ini padanya.

"Emm.. Jisoo, ada sesuatu yg ingin aku katakan.. "

"Apa itu?katakan saja

"Dia kembali..

"Maksudmu?

"Jungkook, dia ada di kota ini..

Jisoo mulai menegang,keduanya bersitatap dalam pikiran yg sama

"Dia mencarimu, bahkan boneka yg tadi aku bawa,itu darinya..

"Kau memberitahunya?.. "matanya sudah berkaca kaca

"Tidak, .. dia belum mengetahuinya..

"Lalu aku harus bagaimana?sudah sejauh ini aku pergi ,aku tidak mau mereka mengambil putriku .."

Kedua tangan Jisoo mendadak bergetar hebat, sebuah trauma mendalam membuat luka yg begitu menyayat baginya

"Jisoo ,tenanglah.. " Seokjin mendekat,ia memeluk Jisoo untuk mencoba menenangkannya

"Aku takut Seokjin . Aku takut.. aku sangat takut... "

"Tenang Jisoo,tenang..

Dan mulai malam ini,jisoo selalu memeluk erat putri kecilnya saat tidur. Ia benar-benar takut kehilangan putri satu-satunya yg ia punya. Harta terindah yg ia punya. Hanya Araya yg Jisoo punya saat ini , satu satunya yg Jungkook berikan untuk wanita itu ialah Araya

_____________

"Aduhhhhhh,

Jungkook segera berlari kearah gadis kecil yg tak sengaja ia tabrak , Arraya menggunakan seragam sekolahnya dan berlari kejalanan tanpa sepengetahuan Jisoo . Gadis kecil itu mengejar seekor kucing yg berlari kencang melewati jalanan.

"Km baik baik saja ? Tunggu (Jungkook melihat wajah araya dg seksama).. km ?kau gadis kecil yg semalam?boneka beruang?km ingat?"

Araya menoleh polos, ia juga mengingat paman ini yg semalam memberikannya boneka beruang.

"Arayaaaa.. ~

Keduanya menoleh secara bersamaan. Jisoo membulat sempurna melihat putrinya duduk dengan keadaan luka dilututnya. Terlebih putrinya sedang bersama seseorang yg ia sangat kenal..

"Arayya.. kau baik baik saja ?hm?" Jisoo hampir menangis.. ia berlari mendekat lalu segera menggendong putrinya

"Jisoo?

Jisoo melirik tidak suka kearah Jungkook,

Ia segera berlari kembali masuk kedalam rumah..

"Tunggu Jisoo... !

Blamm!"

Jisoo mengunci rapat pintu rumahnya

"Jisoo tunggu!! Aku ingin bicara . Tolong ijinkan aku bicara Jisoo . Ijinkan aku menemuimu.. ijinkan aku menemui putri kita.. Jisoo..!"

Pria itu terus saja menggedor gedor pintu rumah Jisoo ,membuat keduanya ketakutan hebat.

"Ibu dia siapa?

"Ayo sayang. .kita obati dulu luka dilututmu.. "

"Ibu paman itu menggedor ggedor pintu rumah terus.. ?"

Tangan Jisoo kembali bergetar hebat .keringat dingin mulai keluar. Ia benar benar tidak fokus

"Ibu kenapa?.. ibuu?"

Pandangannya buyar seketika.Jisoo pingsan.

Dengan cekatannya Araya langsung berlari mengambil telepon rumah dan menelpon pamannya Seokjin .

Mendengar kabar itu, Seokjin segera berlari menuju mobilnya ,meninggalkan pekerjaannya yg terbengkalai

Bersambung... .

Hampir Endಥ‿ಥ(。ŏ﹏ŏ)

RED UMBRELLA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang