RED UMBRELLA #22

552 54 1
                                    

4bulan berlalu, usia kandungan Jisoo kini menginjak 9 bulan.. selama itu pula Jungkook selalu berusaha mencari keberadaan Jisoo setelah menyesali perbuatannya. Ia merasa tersiksa dan dihantui bayang bayang Jisoo .

Seluruh keluarga Jisoo juga mencari keberadaan putri mereka,namun selama itu belum juga ada yg mengetahui dimana Jisoo berada.

Ibu Jungkook selalu mendatangi dokter rose berkali kali untuk menanyakan keberadaan Jisoo,menantunya.. memohon mohon penuh kasih agar diberitahukan dimana keberadaan menantunya sekarang tapi rose tetap menutup mulut. Bukan apa,itu semua atas permintaan Jisoo sendiri.

Irene sahabat jisoo juga ikut mencarinya.. menyebarkan foto serta ciri ciri gadis yg dicari mereka.

Semua orang tampak pusing sekarang .

______

"Jisoo?kau yakin tidak ingin memberitahu mereka tentang keberadaanmu sekarang?" . Seokjin, ternyata pria itu selama ini menemani Jisoo ,selalu bolak balik keapartemen dokter rose atas permintaanny

"Aku belum siap untuk menemui mereka , "

Seokjin menghela nafas kembali, ia gusar melihat keadaan Jisoo sekarang. Dirinya penuh kekhawatiran yg mendalam.

"Kehamilan mu sudah cukup besar jis, aku-

"Aku tau apa maksudmu Seokjin, apa lagi yg perlu aku khawatirkan.. kau bersamaku kan? Ada dokter rose juga.. dia pasti membantuku kan?.."

Seokjin melihat tekanan yg begitu mendalam pada diri gadis itu,ia tak mau membahasnya lagi.. Jisoo sudah cukup menderita .

"Jika kau perlu bahuku,maka bersabarlah.."

Seokjin menawarkan bahunya menepuk pelan bahu kanannya sebagai sandaran bagi Jisoo,sahabat sekaligus orang yg sangat ia cintai..

Jika saja gadis ini hidup bersamanya.. pasti tidak akan semenderita ini,Seokjin bersumpah pada dirinya sendiri ,ia akan membahagiakan Jisoo sampai mau memisahkan mereka

Langit mendung kembali,gadis itu mulai menyenderkan kepalanya pada bahu Seokjin. Keduanya masih tetap duduk diteras rumah sembari menikmati hujan dihari itu..  bahkan payung merah selalu ada disana . Bersender pada dinding rumah yg terciprat air hujan

Perlahan Jisoo memejamkan matanya,kesadarannya mulai hilang.

"Jisoo!Jisoo..

Seokjin begitu panik ,gadis itu terjatuh kedalam pangkuannya dalam keadaan tidak sadarkan diri...

Suara ambulans terdengar begitu nyaring ditelinganya.. petugas memakai pakaian Kelengkapan rumah sakit dengan mantel serba putih berdatangan membawa Jisoo masuk kedalam ambulans dalam sebuah brankar

Sungguh pilu, Seokjin lagi lagi menyaksikan kesedihan yg terus terulang. Payung merah ia payungkan pada perut Jisoo agar bayinya tak terkena hujan. Wajah cantik pucatnya harus menerima tetesan hujan saat mereka membawanya ke Rumah sakit..

Langkahnya mulai pudar, tubuhnya melemas.. Jisoo masuk keruang operasi..

",Tolong tunggu diluar ya pak,"

"Dokter.. tolong selamatkan keduanya.. "Seokjin memintanya penuh harap.ia tak mau kehilangan Jisoo begitupun Jisoo pasti tidak mau kehilangan bayinya

"Baik pak, kami akan berusaha.." rose  tersenyum ,ia menutup pintu secara perlahan dengan kedua tangannya.. Sampai tak terlihat lagi

________

1jam telah berlalu, Seokjin masih mondar mandir disana, tangannya terus  memohon doa agar keduanya selamat.. Jika sampai nanti terjadi sesuatu pada Jisoo.. maka orang pertama yg akan Seokjin bunuh adalah Jungkook!sipria tidak berperasaan itu.

"Dengan suami nona Jisoo?

Seokji mendekat, "bagaimana keadaanya dokter?

Rose mengulas senyum perlahan saat keduanya saling bersitatap penuh ketegangan..

.

Saat ini jisoo sedang menimang nimang putri kecilnya dalam dekapan hangatny.. rambutnya begitu lebat ,hidungnya begitu mancung wajahnya sangat kecil. Putrinya benar benar mirip dengan Jungkook,

"Jisoo"

Jisoo menoleh dengan senyum bahagianya,

Bersambung

RED UMBRELLA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang