Chapter 8 - Kedatangan Tamu Baru

2 0 0
                                    

Hari itu, Edward duduk di kedai teh dengan segelas teh hangat di tangannya. Dia terus memikirkan kejadian tadi malam saat Arabella muncul di hadapannya secara tiba-tiba dan kemudian Menghilang.

"Tapi bagaimana bisa, mimpi itu?" gumamnya dalam kebingungan.

"Sudahkah kamu mendengar kabar tentang tamu baru di kota ini?" tiba-tiba seseorang bertanya dari balik meja.

Edward menoleh ke arah suara itu dan melihat seorang pria muda berdiri di sana dengan senyum lebar di wajahnya.

"Maaf, saya tidak mengenalmu. Siapa namamu?" tanya Edward.

"Panggil saja saya Charlie. Saya baru saja datang ke kota ini dan saya mendengar kabar bahwa kedai teh ini merupakan tempat yang bagus untuk menikmati teh yang lezat," jawab Charlie sambil duduk di meja yang kosong di dekat Edward.

Edward tersenyum dan berkata, "Ya, saya adalah pemilik kedai ini. Silakan duduk dan pesan teh apa yang kamu suka."

Charlie memesan teh hijau dan mulai bercerita tentang dirinya. Dia adalah seorang pelancong dan sedang dalam perjalanan menuju ke arah barat untuk mengejar impian barunya.

"Bagaimana denganmu? Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Charlie kepada Edward.

Edward tertawa kecil dan menggelengkan kepalanya. "Saya hanya menjalankan usaha keluarga saya. Tidak banyak yang terjadi di kota kecil ini."

"Tapi menurutku, tidak ada yang salah dengan itu. Memiliki tempat yang nyaman untuk kembali setelah seharian bekerja adalah salah satu hal terbaik dalam hidup," kata Charlie sambil tersenyum.

Edward mengangguk setuju dan mulai merasakan kehangatan di hatinya. Dia menyadari bahwa dia mungkin tidak memiliki petualangan seperti Charlie atau Arabella, tetapi dia memiliki tempat yang membuatnya merasa aman dan nyaman.

Saat Edward dan Charlie menikmati teh mereka, tiba-tiba mesin waktu di sudut ruangan mulai berbunyi dan bersinar dengan terang.

Edward melompat dari kursinya dan berlari menuju mesin itu. Dia mencoba mematikan mesin, tetapi tidak berhasil.

Charlie terkejut melihat reaksi Edward dan bertanya, "Ada apa? Apa mesin itu?"

Edward menggelengkan kepalanya dan menjawab, "Ini adalah mesin waktu, tetapi sepertinya dia mulai berulah lagi. Saya pernah memiliki masalah dengannya dan saya tidak tahu apa yang harus dilakukan."

Charlie melihat kebingungan di wajah Edward dan berkata, "Aku mungkin bisa membantumu. Saya adalah seorang mekanik dan saya ahli dalam memperbaiki mesin. Mungkin aku bisa membantumu memperbaikinya."

Edward tersenyum lega dan berkata, "Terima kasih, Charlie. Aku akan sangat berterima kasih jika kamu bisa membantuku."

Charlie mengangguk dan berjalan menuju mesin waktu. Dia mengeluarkan setiap peralatan dan mulai memeriksa bagian dalam mesin waktu dengan teliti.

Sementara itu, Edward duduk di meja di sudut kedai teh dengan secangkir teh di tangannya. Ia menatap ke luar jendela, terdiam dalam pemikiran. Ia tidak sabar untuk kembali ke masa depan dan menemukan Arabella, tetapi ia juga khawatir dengan masalah mesin waktu tersebut.

Saat Charlie sibuk memperbaiki mesin waktu, tiba-tiba Edward melihat sesuatu yang menarik perhatiannya di luar jendela. Ia melihat seorang wanita muda dengan rambut cokelat panjang dan gaun putih melintas di depan kedai teh.

Edward merasa terkejut dan heran. Dia merasa seperti melihat Arabella. Dia segera berdiri dan berlari keluar kedai teh untuk mengejar wanita itu.

Ketika Edward keluar, dia melihat wanita itu berbalik dan menatapnya dengan heran. Edward terkejut karena wanita itu memang benar-benar Arabella.

Time, Magic & LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang