EPILOG: Cassiopeia

131 24 38
                                    

Epistolary: I'm your home╣⁠[⁠-Gu Jeongyeon's diary-⁠]⁠╠

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Epistolary: I'm your home
⁠[⁠-Gu Jeongyeon's diary-⁠]⁠╠

Oktober 2023

Coba tebak, aku mendapatkan keberuntungan. Yang pertama adalah kembalinya ingatanku dan yang kedua adalah kehadiranmu.

Karena ingatanku telah kembali, aku kini bisa mengingat tentang masa kecil yang indah tentang Seokjin. Tentang hal-hal kecil yang biasa kami lakukan sejak dahulu seperti memandangi langit malam yang dihiasi jutaan bintang dari atas atap dengan sebuah karpet kecil sebagai alas kami.

Sejak kecil Seokjin memang sering bicara omong-omong, katanya alasannya berbaring di atap hingga larut malam adalah untuk menunggu Griffin datang dan membawanya ke bulan. Seokjin selalu dipenuhi dengan keceriaan dan imajinasi yang baik, sehingga sampai kinipun ia menjadi sosok yang pandai di bidang kepenulisan.

Dari cerita-cerita Seokjin sewaktu kecil, aku yang waktu itu belum mengerti dan belum bisa membedakan hal-hal berisi kebohongan langsung percaya begitu saja pada ucapannya yang tidak berdasar.

Sehingga terbentuk imajinasi dalam kepalaku. Bagaimana kalau Griffin datang padaku tiba-tiba nanti. Jadi aku harus memikirkan planet mana yang harus kutempati, seperti Seokjin yang menginginkan bulan.

Mengingat-ingat momen masa kecil kami yang dipenuhi kasih sayang dalam lingkup keluarga kecil membuatku rindu. Kini kami berkumpul di tempat yang selalu kuimpikan. Gunung, bintang, Cassiopeia. Seokjin tepati janjinya. Bersama Seokjin dan Haneul, Appa, Eomma dan keluargamu. Aku bahagia.

Keluarga kita berkumpul bersama di atas karpet besar yang digelar di atas tanah yang dihiasi rerumputan halus. Eomma dan Appa duduk berhadapan dengan orangtuamu, Abeoji dan Eomoni, membahas hal-hal yang susah kupahami tentang bisnis. Sedang Seokjin dan Haneul kekasihnya meneropong rasi bintang di atas langit dan memotretnya.

Inilah mimpiku. Pada akhirnya ada cahaya di ujung jalan gelap yang berhasil kita lalui. Kini kita berbahagia, dan kuharap akan selalu begitu.

Di pertengahan angka antara sembilan dan sepuluh pada jarum jam, aku berjalan mendekati dirimu yang duduk di atas batang pohon tumbang bersama Seona. Aku datang bersama suara berisik dari dedaunan kering yang tak sengaja terinjak sehingga membuat kalian menoleh, lalu ikut duduk di sana.

"Aku mengganggu kalian ya?" kataku seraya tertawa.

Kau tertawa juga, lantas membawaku semakin dekat dan kau memeluk pinggangku. Kuharap Seona tak akan melihatnya, sebab kita semakin dekat dan terus mendekat bahkan sampai bibir kita saling bersinggungan, baru setelahnya kita menjauh lagi setelah senyuman hangat mengakhiri.

Usia dua puluh tahunku adalah masa keemasan yang tidak akan pernah kulupakan. Aku yang terbiasa hidup dimanja oleh sosok kakak laki-laki seperti Seokjin, kini mulai bisa beradaptasi dengan sosok lain yang berbeda namun sama-sama hangat.

Epistolary: I'm Your Home✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang