Jeongyeon membenci Helios serta keempat kuda terbangnya, yang membuat gadis Gu tersebut menghela napas sembari mengusap dahi dengan punggung tangan. Terik matahari pada hari ini terasa lebih menyengat, barangkali karena memang sekarang sudah berada di musim panas. "Ke mana Taehyung tadi?" Jeongyeon bertanya sambil berbalik badan dan menatap satu persatu orang yang sedang bekerja. Ada Boreum yang sedang mencuci kol serta sayur-sayuran dalam jumlah banyak, ada Soyung yang sibuk menyiapkan kimchi yeolmu dalam sebuah toples besar, ada juga Jimin dan Sungwoon yang bekerjasama menyusun meja. Saat Jeongyeon bertanya, tidak satu pun dari mereka ada yang menyahut sehingga dia harus mengulang tanyanya kembali. "Yak! Aku bicara pada kalian. Kubilang ke mana Taehyung tadi pergi?"
"Membeli stroberi."
Yang menyahut itu bukanlah Boreum ataupun Soyung, bukan pula Sungwoon yang masih sibuk memasangkan baut dengan obeng untuk menyatukan bagian-bagian meja yang masih terpisah. Namun, yang membuat Jeongyeon merasa seolah suasana berubah, Ryu Jimin yang kini berdiri sambil mencoba melakukan peregangan beberapa kali untuk mengurangi kaku pada sendi-sendi yang mulai lelah karena membungkuk.
"O-oh." Jeongyeon mengangguk dengan canggung, kemudian kembali mengerjakan tugasnya mengangkat keranjang-keranjang sayur dari truk menuju stan yang telah dia dan timnya bangun.
Bulir-bulir keringat telah membasahi dahinya, Jeongyeon kemudian meletakkan keranjang penuh lobak ke atas tanah, kemudian melakukan peregangan sambil menarik napas dalam-dalam dengan irama teratur. Sebelum kembali mengangkat keranjang berisi lobak tadi, Jeongyeon lebih dahulu menoleh ke belakang karena seseorang memanggilnya. Rupanya yang memanggil adalah chef Baek. "Apa Jimin ada di sini? Aku ingin bicara sebentar," kata chef Baek.
"Ah Jimin? Akan kupanggilkan." Kemudian berlari-lari kecil, Jeongyeon kembali ke stan lalu bilang pada Jimin bahwa chef Baek menunggunya untuk bicara sesuatu. Tanpa basa-basi Jimin langsung menemui chef Baek. Dan Jeongyeon pun melanjutkan apa yang seharusnya dikerjakan, sampai Taehyung tiba dengan sekeranjang stroberi.
Jujur saja Jeongyeon tergoda setelah melihat stroberi yang banyak hingga memenuhi keranjang, rasanya ia ingin mencicipi tapi apalah daya jika buah yang satu itu dapat menggangu kesehatan baginya. Lagipula stroberi itu untuk dibuat selai juga toping panekuk sebagai hidangan festival malam ini. Jeongyeon menghela napas, apalagi saat melihat Taehyung mencicipi stroberi itu membuatnya meneguk ludah. "Kau ingin juga, Jeong?" tanya Taehyung sambil menyodorkan tiga buah stroberi di atas telapak tangannya.
Jeongyeon menggelengkan kepala. "Tidak. Aku alergi. Bisa membuatku gatal-gatal, batuk, muncul ruam bahkan mengi," katanya sambil mencoba mendorong tangan Taehyung secara halus.
"O-oh benarkah? Maafkan aku." Taehyung lebih memilih untuk tidak berada dekat dengan Jeongyeon selagi masih mengurus stroberi. Selain tidak ingin membuat gadis tersebut meneguk ludah, Taehyung juga tidak ingin menanggung risiko jika Jeongyeon akan khilaf.
Dalam waktu yang lama, semuanya hampir selesai mempersiapkan hidangan untuk festival nanti malam. Hidangan yang tim mereka siapkan ada beberapa macam, diantaranya adalah panekuk selai stroberi, kimchi yeolmu, ayam pedas, jajangmyeon dan ada juga tteopokki. Di sudut lapangan baseball telah dibangun sebuah panggung dengan ukuran yang lumayan luas, katanya akan ada pertunjukan yang keren. Ada banyak mahasiswa yang berpartisipasi, ada yang akan mempertunjukkan kebolehan seperti bakat dalam menyanyi. Ada juga yang akan memamerkan hasil karya.
"Hari ini gerbang kampus akan dibuka untuk umum. Yang seperti ini hanya akan terjadi sekali dalam setahun, maka bersenang-senanglah selagi masih bisa." Sungwoon berucap sambil melepaskan apron kotor dari badannya dan kemudian meletakkannya secara sembarang di atas kursi plastik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Epistolary: I'm Your Home✓
Teen FictionAku menulis beberapa hal tentangmu di dalam diary yang diberi judul I'm Your Home. Hanya ada beberapa hal yang ditulis di sana, karena untuk menceritakan tentang dirimu tidak akan cukup seribu halaman, tidak akan cukup waktu setahun. Kau adalah seor...