◇ Bab 9: Keberadaan Ivy

16 8 18
                                    

Asher tidak menjawab lagi. Seketika, sebagian diri Asher pecah berkeping-keping sekali lagi. Ivy, gadis kecil itu, tidak diketahui keberadaannya. 

***

Pikiran Asher saat ini sangat berkabut. Badannya lemas. Dadanya terasa nyeri. Perasaan campur aduk bergejolak dari dalam dirinya. Teon khawatir wajah tuannya berubah menjadi pucat secara tiba-tiba. Pasti dikarenakan berita tentang Ivy yang menghilang. 

Keadaan Asher saat ini tidak bisa menentukan apa yang harus dia dilakukan selanjutnya.Teon tidak punya pilihan. Akhirnya Teon berinisiatif untuk menggali informasi demi tuan mudanya yang terlihat sangat berantakan. 

“Maafkan saya. Apakah Anda tahu keberadaan orang-orang yang selamat dalam kejadian panti ini?” tanya Teon kepada warga itu.

“Ah …, sebagai gabungan bantuan warga kepada panti setelah peristiwa kebakaran, mereka kini tinggal di desa bersama Suster. Sedangkan anak-anak yang telah cukup usia dewasa untuk bekerja memilih pergi untuk mendapatkan penghasilan tambahan,” jelas si warga dari apa yang diketahui oleh ya.

“Apabila Anda berkenan, tolong antarkan saya dan Tuan Muda ke sana.”

“Tentu saja, Tuan! Mari ikut saya,” ujar warga itu penuh semangat. Mereka berangkat menuju lokasi yang dimaksud.  

***

Di bawah cahaya terik matahari siang hari, seorang anak berambut pirang berkilauan. Dia sedang asyik berkebun. Berbagai macam pohon dan sayur ditanam. Asher langsung menyadari siapa pria itu walau hanya sekilas. Kyne, teman masa kecilnya. Asher berlari menuju Kyne. 

“Kyne!!” 

Pria yang namanya disebut oleh Asher membalikkan badan melihat tampang seorang  pria yang dikenalnya mengenakan baju mewah sedang berlari ke hadapannya. 

“Kyne …!” Asher memeluk Kyne. Sudah beberapa menit berlalu. Teon pun  berdeham. Asher melepaskan pelukannya sambil tersenyum canggung. Dia kembali ke posisi semula. Asher salah karena dia tidak mengikuti tata krama yang benar sebagai seorang bangsawan. Mungkin karena gelonjak emosi yang mendadak membuat Asher terombang ambing. Hanya Ivy yang selalu sukses membuat Asher jadi ceroboh dan tidak teratur. 

Teon segera mengambil ancang-ancang sebagai kepala pelayan keluarga Rognvaldr. Maju ke depan Asher sebagai perwakilan. “Perkenalkan, Tuan Muda sekaligus pewaris keluarga Rognvaldr. Asher Evrard Rognvaldr dari Herefordshire.” 

Kyne membelalakan mata. Dia bergegas meletakkan semua barang yang sedang dipegangnya dan membungkukkan badan.

“Maafkan saya telah lancang, Tuan. Ada apa Tuan datang ke tempat kumuh ini?” ucap Kyne masih membungkukkan badan sampai Asher memberi izin untuk bangun. 

“Kamu boleh mengangkat kepalamu, Kyne,” balas Asher

“Baik, Tuan Muda Rognva-” 

“Cukup panggil aku Asher, seperti yang dulu kamu lakukan.” 

Kyne menatap wajah Asher. Pria itu sudah banyak berubah. Garis wajah Asher makin tegas. Asher mengenakan pakaian mewah. Namun, dia terlihat berantakan.

Asher tidak membuang-buang waktu lagi. Dia langsung bertanya kepada Kyne. “Kyne, apakah kamu mengetahui sesuatu tentang Ivy? Aku dengar dia menghilang sejak 13 tahun lalu ….” Asher memainkan jari-jarinya tidak tenang. 

Kyne tahu seberapa penting Ivy untuk Asher, tetapi tugas memberitahukan keadaan Ivy kepada Ashee adalah Suster, sebagai pemilik panti. Pada akhirnya Kyne memilih untuk diam. Kebetulan yang mengejutkan, Suster baru saja keluar dari rumah karena mendengar kebisingan orang-orang bercakap. 

Asher memandang wanita yang wajahnya sudah tidak terlihat muda dan cerah itu

“Asher …,” panggil Suster. 

Wanita itu masih persis seperti yang dalam ingatannya. Walau Suster sudah bertambah usia, cara dia memandang dan berkata masih sama. Tetap lembut dan penuh kasih sayang. 

“Suster, Aku ingin tahu kabar Ivy sekarang,” jelas Asher. Suster terdiam sejenak. Suster sedang menimang-nimang. Cepat atau lambar Asher akan mengetahui tentang Ivy. Lagipula Ivy dan Asher adalah teman masa kecil. Suster rasa tidak akan masalah untuk menunjukkan surat yang telah ditulis gadis itu.  

“Ikuti aku Asher. Kamu juga boleh datang bersama pelayanmu,” ajak Suster.

"Tidak Suster, aku hanya akan berbicara empat mata dengan mu," balas Teon singkat. 

Teon berakhir menunggu di luar. Sambil menunggu Tuannya kembali membawa kabar gembira. Asher hanya ingin dia yang tahu tentang keadaan Ivy untuk sekarang. 

Dalam sebuah ruangan kecil yang dimasuki Suster dan Asher, terdapat laci kecil terbuat dari kayu. Suster membuka laci tersebut, ada sebuah gulungan dililit pita tersimpan. Suster memberikan Asher gulungan itu. 

“Coba kamu baca terlebih dahulu. Aku yakin kamu akan mendapatkan apa yang ingin kamu ketahui.”

Asher membuka pita yang melilit di surat itu. Perlahan membuka isinya.

Halo, Suster! Apa kabarmu?

Ini aku, Ivy yang mengirimkan surat kepada Suster. Maaf, saya baru bisa memberi kabar kepada Suster dan tidak pamit terlebih dahulu. Saya ingin memberi tahu bahwa hidup saya di sini baik-baik saja. Saya bertemu dengan Count Aretha diadopsi oleh keluarganya. Mampirlah sesekalu kemari Suster! Aku akan memperkenalkanmu serta anak-anak di panti kepada Ayah, Ibu, dan Kakak!

Sincerely,

Ivy Aretha 

Surat ini memang sangat menggambarkan Ivy. Asher bahkan bisa membayangkan gadis itu berbicara di depannya dari hanya membaca surat. 

“Dasar, memang gadis itu sangat jago membuat semua orang khawatir.” Asher tersenyum menatap surat itu. Lega rasanya mengetahui bahwa gadis itu baik-baik saja dan diadopsi oleh Count Aretha yang terkenal akan sifat dermawannya. 

“Terima kasih, Suster. Apakah surat ini boleh saya simpan?” tanya Asher. Surat yang diberikan suster kepada Asher merupakan suatu petunjuk untuk menemukan gadis itu, Ivy. Asher tidak akan mau melepaskan surat ini begitu saja. 

“Tentu saja.” Suster tahu bahwa Asher sangat mengkhawatirkan Ivy. Tidak ada salahnya apabila surat Ivy dibawa oleh Asher. Suster juga memberikan izin. 

***

Sekembalinya Asher dari panti, dia telah mendapatkan informasi mengenai keberadaan Ivy. Menurut isi surat  yang tertulis, Ivy diadopsi oleh keluarga Count Aretha. Asher tidak tahu bagaimana akhirnya Ivy bisa berakhir berakhir dengan keluarga Count. Akan tetapi, Asher rasa hal tersebut sangat melegakan karena Ivy akan aman hidup di sana.

Sebelum Asher pergi mencari petunjuk tentang Ivy, dia telah selesai menulis semua undangan surat kepada keluarga-keluarga bangsawan berpengaruh yang harus hadir dalam upacara debutnya. Asher memutuskan untuk mengambil satu kertas lagi. 

to: Count Aretha.’ Tulis Asher memulai sebagai judul awal di kertas itu. Asher berencana untuk menuliskan surat undangan untuk Count Aretha dengan maksud Ivy dapat ikut hadir dalam perjamuan. Tidak ada salahnya, karena ini acara yang dibuat untuk Asher. Lagipula Asher juga sangat ingin bertemu dengan gadis itu kembali. 

Asher tidak sabar menunggu hari debut miliknya datang. Dia rasa ini akan menyenangkan. Asher memilih untuk tidak mengatakan apapun bahwa dia adalah teman masa kecil Ivy di panti dahulu yang kini menjadi anak seorang Marquis.

Seperti bermain kejar-kejaran dulu, Asher pasti akan menemukan Ivy di pesta nanti. 

The Lost Identity of AsherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang