Telah tiba hari di mana penentuan hukuman yang akan dijatuhkan kepada dua Count, yaitu Count Bernard dan Count Lay.
Berita akan Count Bernard cukup menggemparkan dunia sosial bangsawan. Sebab, selama ini citra yang dipasang Count Bernard sangatlah baik. Bahkan Marquis Rognvaldr pun tidak percaya bahwa adiknya akan melakukan hak kejam seperti itu.
Di tengah ruangan luas penuh dengan para bangsawan, telah hadir seorang yang berpengalaman sebagai penengah ditunjuk jadi hakim.
Count Lay dan Count Bernard berada di tengah ruangan itu. Di belakang kedua Count, hadir juga saksi mata seperti Aily sebagai Dayang Lily. Pemimpin pembunuh bayaran menyamar sebagai seorang dari desa yang disuruh untuk membunuh pewaris Rognvaldr, Suster Claire, serta bukti transaksi diberikan kepada hakim.
Asher juga akan menunjukkan sesuatu hari ini. Maka dari itu, Asher datang hanya menggunakan kemeja putih.
Marquis dan Marchioness juga turut hadir mencari kenyataan yang selama ini tersembunyi.
"Baik, pemutusan hukuman untuk Count Bernard dan Count Lay dimulai."
Sang hakim membolak-balikkan kertas transaksi milik Count Lay, membaca sejenak sebelum angkat suara.
"Berdasarkan kesaksian Suster Claire dan Asher Evrard Rognvaldr sendiri, apakah benar Count Lay mengadopsi Asher dan menelantarkannya di gubuk?"
Hakim menatap Count Lay tegas.
"Itu tidaklah benar. Apakah hanya dari perkataan mereka bisa dijadikan bahan acuan?" cemooh Count Lay. Bibirnya menyeringai sambil menoleh ke arah Asher.
"Maaf menginterupsi. Akan tetapi saya punya bukti nyatanya." Asher mengangkat tangan. Hakim mempersilakan Asher untuk berbicara.
"Sebelumnya, mungkin ini akan tidak bermoral. Namun, kalian semua harus melihat bukti kejamnya Count Lay."
Asher membuka kancingnya satu persatu dan melepaskan kemeja putih polos yang digunakan. Dia menutupi bagian dadanya dengan kemeja itu. Tersisa punggung Asher penuh bekas luka cambuk luka berulang dan sembuh. Bekasnya tidak menghilang sampai sekarang.
Para bangsawan kompak berbisik satu sama lain.
"Ini adakah bukti nyata bahwa Count Lay menyiksa saya."
Marchioness menutup mulutnya kaget. Tangan Marchioness bergetar. Marquis refleks memeluk Marchioness yang mulai menangis.
"Kejamnya Count Lay!" sahut bangsawan lain.
"Memang tak punya adab!"
Sebelum keributan lebih lanjut, Hakim mengangkat tangan menandakan untuk diam. Asher kembali mengenakan kemejanya.
"Baik. Kemudian, telah diserahkan juga bukti-bukti bahwa Count Lay melakukan transaksi illegal. Salah satunya, racun Arsenik yang digunakan dalam kasus peracunan nona muda Aretha, Ivy Aretha."
"Karena Count Lay sudah menyiksa pewaris keluarga Marquis Rognvaldr dan percobaan pembunuhan, maka gelar milik Count Lay akan dicabut sehingga dia akan menjadi setara dengan rakyat biasa. Count juga akan ditahan selama sisa hidupnya."
"Selanjutnya, Count Bernard. Saya persilakan nona Aily maju dan menceritakan detail tentang Count Bernard."
Aily menceritakan semua yang menimpanya. Dari permulaan dirinya yang diancam oleh Count Bernard akan dibunuh sekeluarga hingga bagaimana Asher akhirnya dititipkan pada panti secara singkat.
Sekali lagi suara terkejut para bangsawan memenuhi ruangan.
"Bagaimana bisa ...?"
"Benarkah Count Bernard melakukan hal seperti itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lost Identity of Asher
Historical Fiction"Seharusnya, hari itu kamu mati ...!" Asher adalah seorang anak yang tinggal di panti tidak jauh dari Desa Lacock, Inggris. Pengadopsiannya mengharuskan Asher pergi. Hidup yang sulit membuat Asher pupus harapan hingga akhirnya roda kehidupan memper...