Hari-harinya menjadi lebih sibuk dibandingkan dulu karena ia sudah menjadi seorang mahasiswa. Walaupun tidak seharian ada kelas, tetapi ia juga mengikuti organisasi. Belum lagi tugas-tugas sulit yang membuatnya terkadang stress.Tidak lupa dengan jadwal meeting serta diskusi ataupun sekedar belajar bersama dengan teman-temannya.
"Yeonjun, makan dulu nak"
Yeonjun hanya mengambil satu roti sandwich di meja makan. Lalu, ia mengambil tasnya di sofa ruang tengah dan berpamit kepada sang ibu.
"Bu, aku mau ke rumah temanku dulu. Ada tugas bersama dia"
"Kamu sibuk sekali, hati-hati. Jangan lupa makan lagi" peringatnya.
Yeonjun hanya mengangguk. Setelah itu, ia pergi keluar rumah dan pergi dengan temannya yang sudah menunggu di depan rumahnya.
Di lain sisi, beomgyu yang sedang berada di dalam kamar kakaknya sudah terbangun. Ia mengecek hpnya, dan ternyata sudah pukul 15.00 sore. Dengan wajah yang masih mengantuk ia perlahan berjalan keluar kamar.
Dari lantai dua, ia melihat ibunya sedang duduk di sofa sembari menonton tv.
"Bu, hyung dimana?" tanyanya dengan suara khas orang yang baru terbangun.
"Oh, beomgyu? Tadi kakak mu pergi ke rumah temannya. Tugas seperti biasa katanya" jawab sang ibu yang masih setia duduk di sofa.
Beomgyu yang mendengar hal tersebut hanya diam. Ia sedikit kecewa dengan kakaknya itu. Pasalnya, ia sengaja tidur di kamar sang kakak supaya memiliki kesempatan bermain ataupun sekedar mengobrol. Karena sudah sesibuk itu kakaknya.
Akhirnya ia masuk kembali ke kamar yeonjun sendiri tanpa mengatakan sepatah kata pun pada ibunya.
**
Waktu sudah menunjukan pukul 19.00 malam. Yeonjun baru saja sampai di rumahnya. Ia lalu mengambil minuman di dalam kulkas dan membawanya ke atas.
"Yeonjun! Sudah makan belum?" tanya sang ibu dari depan kamarnya.
"Sudah bu! Tadi dirumah temanku. Aku keatas dulu" jawabnya sembari berjalan menaiki anak tangga.
Ia membuka pintu kamarnya, dan menyalakan lampu untuk menerangi kamarnya yang tadi sangat gelap. Ia terkejut melihat adiknya tertidur diatas kasurnya dengan earphone yang ada di kedua telinganya.
"Apa beomgyu sudah tertidur?"
"Masih ingat punya adik?" tanyanya dengan posisi yang masih sama tanpa membuka matanya.
Yeonjun yang mendengar hal tersebut mengerutkan alisnya, "maksudmu?"
"Kukira kau sudah tidak menganggapku lagi sebagai adik" jawab beomgyu dengan santai.
"Hyung tidak mengerti gyu, kamu marah?" tanyanya sembari menaruh tasnya di kursi.
Beomgyu mengubah posisinya, sekarang ia duduk di pinggiran kasur. Menunjukan wajahnya yang tidak bersahabat, menatap tajam ke arah yeonjun.
"Kau bahkan sudah tidak pernah sekedar menyapaku"
"Apa kau masih menganggapku disini?" ia bertanya dengan nada yang mengejek.
Yeonjun terpaku. Jujur, dirinya terkejut mendengar omongan seperti itu keluar dari mulut adiknya. Ia tidak bisa menyangkal, karena yang dikatakannya memang benar. Sekedar menyapa saja tidak. Seperti melupakan keberadaan sang adik.
Yeonjun perlahan duduk di lantai, berhadapan dengan beomgyu. Ia lalu menggenggam kedua tangannya.
"Hyung....meminta maaf. Terlalu sibuk sampai.....melupakanmu" ucapnya.
Beomgyu hanya membuang muka mendengar itu. Ia masih kesal dengan kakaknya.
"Kamu tidak mau memaafkan hyung? Hyung tidak akan mengulangnya kembali" ucap yeonjun dengan lirih.
"Kamu mau apa? Hyung belikan"
Beomgyu membalas tatapan memelas itu dengan dingin, "sertifikat tanah, rumah, apartemen, mobil, helikopter"
"Ya tuhan....."
-------------------------------------
⛓️ 𝐂𝐇𝐀𝐈𝐍 ⛓️
-------------------------------------

KAMU SEDANG MEMBACA
Chain [Short Story]
Storie breviKakak beradik yang hidupnya penuh dengan : ribut soal hal sepele, saling jebak dengan keusilan, tapi tetap nggak bisa hidup tanpa satu sama lain. Dalam setiap keributan mereka, terselip momen manis yang menunjukkan bahwa di balik semua pertengkaran...