Aku membuang nila di dunia penuh keraguan. Aku ingin mengikutimu dan berada di sisimu.
Apakah aku telah berubah meski sedikit saja? Pada perjalanan yang tak pernah ada akhirnya.
Pulang sekolah, Eve dan Sou membereskan kelas dan menyiapkan absen baru untuk kelas besok. Eve yang tulisannya lebih bagus – kata Sou – menulis satu persatu nama anak kelas sesuai abjad hingga tiba-tiba tulisannya terhenti pada absen nama “Sou”.“Ah,” Eve menegakkan kepalanya. “Sou, apa nama margamu?”
Sou yang duduk bersandar di jendela dan memainkan game entah apa di handphonenya menoleh sesaat dan tersenyum kecil. “Aku gak punya.”
Eve terhenyak kaget dengan kedua manik menatap.
Sebenarnya Eve sudah tahu alasannya, namun Sou sendiri yang memperjelas dengan lisannya. “Aku besar di panti asuhan.”
Terdiam sejenak, Eve bertanya dengan hati-hati. “Itu ... panti dimana?”
Menoleh kearah jendela, Sou menunjuk keluar. “Eve-san lihat jembatan disana? Nah, ada gedung berderet kan? Disana ada rumah panti asuhanku.”
Ikut melihat ke arah tunjuk Sou, Eve mengangguk-angguk. “Dekat pasar, ya?”
“Yup! Benar sekali!”
Lanjut menulis nama hingga selesai, Eve membuka lembar absen baru dan mengulang dari awal. “Eve-san sendiri, gimana?”
“Hm?”
“Eve-san tinggal dimana?”
Menunjuk keluar jendela, Eve menunjuk perbukitan. “Sou lihat bukit disana? Masuk lebih dalam, nanti ada jalan pintas untuk masuk ke kawasan rumahku.”
“ ... ” Sou shock dan tak bisa berkata-kata. “Rumah orang kaya lokasinya aneh-aneh ya?”
Eve tertawa mendengar celetukan ini. “Ya kan? Kalau aku tidak di jemput, aku mungkin akan tersesat karena masih kesulitan menghapal jalan di bukit sana."
“Kalau Eve-san gak di jemput, nginep aja di tempat Sou”
“Makasih banyak.”
“Eve-san keasyikan nulis tuh! Katanya gantian! Berikan absennya!”
“Nanti, Sou. Tanggung.”
“Hmph, gitu aja terus alasanmu."
Eve hanya membalas dengan senyum dan terus menulis nama absen. Tak peduli jika langit sore semakin gelap, Eve masih menulis dengan santai seolah ia tidak keberatan jika akan pulang malam dari sekolah. Toh, Sou ada di dekatnya. Ia akan baik-baik saja.
Selesai menulis absen, Sou mengunci kelas dan keduanya pergi bersama ke ruang guru untuk mengembalikan kunci. Beres semua, keduanya berjalan keluar gedung sekolah dan kompak menoleh kearah gedung kelas unggulan yang sedang di renovasi. Hampir sebagian gedungnya hangus terbakar dan hancur akibat ledakan dari lab gedung disana.
“Sebenarnya, gedung itu kenapa sih?”
Eve mengendikkan bahu. “Katanya sih, ada listrik yang konslet disana. Dan stop kontak yang tersambung dengan AC meledak lalu mengenai beberapa mineral yang mudah terbakar lalu berakhir meledak.”
Sou mengernyit bingung. "Wah, intinya ada yang meledak, gitu ya."
“Kau ini suka fisika tapi gak paham kimia, maksudnya gimana?”
“Eits! Aku suka fisika karena ada hitung-hitungnya,” kilah Sou sedikit sombong.
“Baiklah, suka-sukamu.”
![](https://img.wattpad.com/cover/335175747-288-k40175.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Outsider || SouEve
Fanfiction⛓️ Utaite Fanfiction ⛓️ mungkin ia hanya lelah. atau mungkin ia bosan saja dengan kesehariannya. dirinya sendiri bahkan tak tahu bagaimana cara untuk menjabarkan apa yang saat ini ia rasakan. padahal, ia sudah berhasil menerima keadaan hidupnya. ia...