Chapter 44 - Terkejut

28.6K 1.3K 232
                                    

Ehem :")

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ehem :")

.
.
.
Happy Reading

***

"Huwaaa!"

Di tengah keheningan yang menyerang, Sia tiba-tiba saja berteriak nyaring, sampai membuat Dhini yang asyik menskroll tiktok isi oppa-oppa nya itu menjingkat terkejut.

"Kenapa?" sentak Dhini dengan wajah masih shock.

Tapi si pelaku hampir bikin jantungan itu malah menyengir saja, masih sambil memegangi bibirnya, berusaha tidak salting.

"Apa sih lo? Aneh bener perasaan dari pagi." Dhini menggerutu terheran dengan tingkah ajaib temannya.

Tapi Sia tidak terlalu perduli, dia masih terlalu fokus dengan rasa jedag-jedug di jantungnya.

Padahal kejadiannya sudah tiga hari yang lalu, tapi sampai sekarang rasa degdegan dan sensasinya belum hilang juga, aw.

Sia membahas tentang ciumannya dengan Kazeo btw.

Tapi sungguh Sia tidak bisa move on barang sedetik.

Rasanya dia ingin berteriak tanpa henti, 'Kazeo normal! Aaaa!'

Harusnya Sia syukuran sih setelah mendapat fakta sebesar ini.

Walaupun kemarin hanya batas ciuman, sebab ada Beni yang datang mengetuk pintu, tapi itu sudah lebih dari cukup untuk Sia. Lagipun sepertinya dia memang tidak bisa kalau lebih dari itu.

Makanya Sia menjadi orang pertama yang menghalangi Kazeo yang hendak meninju Beni. Berterimakasih juga pada Beni karena pria itu Sia jadi sedikit ingat daratan.

Di sisi lain rupannya Dhini mengernyit aneh, karena sadar Sia kembali senyum-senyum gaje, itu pun masih sesekali menyentuh bibir. "Stress. kayak orang habis cipokan aja lo."

"Hng." Sia hampir tersedah ludahnya sendiri karena terkejut.

Dan respon Dhini, gadis itu sudah melotor hebat, "Anjir, lo beneran cipo___ mphh"

Huppp...

Sia lebih dulu membungkam mulut Dhini dengan dua tangannya kuat.

"Mulut lo!"

Baru setelah Dhini agak tenang dan memberikan isyarat anggukan, Sia pun melepaskannya.

"Lo beneran cipokan tapi, Ya?"  tanya Dhini sedikit berbisik, padahal kelas saja sepi semua orang tengah ke kantin, termasuk Reya yang sudah di titipi makanan oleh dua orang itu.

Sia menyengir lagi, "Kejedot doang."

Dhini sontak memberenggut kecewa, "Yah lo mah nggak asyik."

Apa Dhini mengira Sia kejedot pintu atau apalah itu ya? Padahal kan emang kejedot, kejedot bibir cogan maksudnya, sampe masuk-masuk lagi. Bruntal tidak tertolong.

Psycho Gay [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang