Chapter 6 - Kazeo dan Andre

46.6K 2.1K 126
                                    

Jangan lupa vote dan komennya🌟🌟🌟👌😁

Jangan lupa follow akun aku ya hehe kimtaeya01

Spoiler sebelum rilis up di Instagram @kimtaeya01.
.
.
.
.
.
Happy Reading

*****

Sia berusaha membuka matanya perlahan. Entah sudah berapa lama ia memejamkan mata, yang pasti saat ini, ia hanya bisa merasakan kepalanya atau dahi atasnya yang terasa begitu sakit.

"Woy dia udah bangun."

Sia mencoba membuka matanya makin lebar, saat mendengar suara riuh itu.

Dan benar saja, ketika kedua matanya benar-benar terbuka, ia dapat melihat adanya beberapa pria asing _dengan wajah sedikit babak belur_ yang sekarang tengah menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan.

Sia terdiam seraya berfikir, kenapa ada empat orang asing di sana. Apa mungkin pria-pria ini lah yang sudah membawanya kemari? Dilihat dari seragamnya sih, jelas mereka juga bersekolah di SMA Antariksa.

Meski kepala Sia terluka, tapi ia tidak amnesia dan masih ingat betul, kalau kepalanya sakit karena mendapat hadiah timpukan batu di acara tawuran antar sekolahnya dengan sekolah lain.

Saat Sia baru saja hendak membuka suaranya, pria berambut gondrong di samping kirinya sudah lebih dulu menyahut.

"Lo nggak papa? Mana yang sakit?"

Plakk..

Sia meringis dalam hati, melihat pria rambut gondrong yang di toyor, ralat di pukul belakang kepalanya cukup keras.

"Sakit anying!" Desis pria rambut gondrong tak terima.

"Alah Pan. Bisa aja lo modusnya." Bukannya merasa bersalah dia malah mencibir seperti itu.

"Elo Sia kan, anak baru di kelas 11 bahasa." Ganti orang yang tadi memukul lah yang berbicara.

"Cih, SKSD." Pria berambut gondong yang ternyata bername tag Evan itu mencibir, merasa tidak terima karena Sandy mengatainya, tapi dia sendiri juga melakukan hal yang sama.

"Njirr. Diem kalian, ini kepalanya makin sakit, kalo denger kalian ngoceh." Tatapan Sia berpindah pada pria berwajah sedikit kebule-bulean itu yang seperti mencoba menengahi.

"Sia, Kenalin gue Robby, kalo bule kw ini Dino, yang rambut gondrong sapu ijuk Evan, dan copy paste lambe turah ini Sandy."

Sia tersenyum kecil mendengar perkenalan mereka yang lucu. Kalau nggak sadar diri di mana posisinya sekarang, Sia pasti sudah tertawa ngakak.

"Sorry ya, Sia. Lo udah celaka gara-gara kita."

Sia hendak mengangguk tapi ia ingat kepalanya masih sakit, jadi ia diam saja.

"Lo pasti syok banget karena tiba-tiba ada tawuran."

Sia menggigit lidahnya sendiri pelan. Bagaimana ia mengatakan kalau sebenarnya ia sudah dikasih tahu, cuma ya dirinya saja yang ngeyel karena kebelet boker. 'Untung aja gue nggak cepirit.'

Sia tersenyum kecil sebelum berbicara, "Btw, makasih ya udah selamatin gue. Dan bawa ke sini."

"Hehe iya. Untung luka lo nggak parah, kalo enggak, bisa nambah panjang nih skorsing kita-kita. Kan jadi enak."

Eh,

"Suka bener nih Sandy kalo ngomong." Evan tertawa keras menanggapi ucapan Sandy. Memang karena tawuran tadi, sudah dipastikan mereka akan mendapat hukuman skors, mengingat tawuran tadi sudah sampai ke telinga guru-guru.

Psycho Gay [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang