Chapter 35 - Sisi Kazeo

26K 1.3K 34
                                    

Happy Reading***Total dua hari, hari ini dan kemarin Kazeo mulai membuntuti Sia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading
***
Total dua hari, hari ini dan kemarin Kazeo mulai membuntuti Sia.

Dan itu semua juga karena adanya tai yang mencoba menempel pada gadis itu. Si anak baru.

Tapi rupanya kemarin anak baru brengsek sialan itu tak meyentuh Sia. Dan hanya menatapi dari kejauhan, makanya Kazeo mempertimbangkan untuk tidak bertindak lebih dan memberi sedikit belas kasian.

Sayang sekali, di hari kedua, tai itu malah bertingkat goblok dengan masih mencoba menempel.

Kazeo memang sempat tertinggal saat mengikuti, di karenakan dia hampir menyerempet pengamen jalanan.

Hanya saja Kazeo tak menyangka saat ia sudah menyusul, dia malah harus melihat anak baru itu masuk ke dalam kafe, yang sudah dapat Kazeo tebak jika Sia ada di dalam sana seperti kemarin.

Marah,

Tentu saja Kazeo marah karena Dio berani-beraninya mendekat. Dan akhirnya dia memberi peringatan pada Dio dengan sama sekali tidak mencoba menahan diri. Mengingat akhir-akhir ini Kazeo memang ingin sekali membabi buta orang.

"Huft,"

Kazeo memejamkan matanya sejenak sambil menghela nafas kasar, sebelum akhirnya menyodorkan kedua tangannya bersiap di borgol oleh salah seorang polisi yang tiba barusan.

Sejak awal Kazeo tau kalau di dekat sana ada kantor polisi, dan ia tau juga barista cafe itu memang telah menelefon polisi, makanya ia tak bisa kabur. Lagipun Kazeo merasa tak perlu kabur, ia akan menyelesaikannya. Dan tentu tanpa melibatkan Sia.

Kazeo sadar pasti kelakuannya yang pasrah di borgol cukup mengejutkan dua polisi muda itu. Tapi akhirnya mereka tetap memborgol dan menyeret Kazeo keluar cafe itu hendak menuju mobil polisi di luar saja.

"Cih," Kazeo sempat berdecih saat melewati si brengsek yang tekapar di depan pintu kaca pecah itu.

Sumpah demi apapun Kazeo sama sekali tak menyesal ataupun bersalah. Sebaliknya dia merasa begitu puas bisa menghabisi pria itu.

Jadi harusnya setelah ini anak baru itu paham, kalau peringatan ekstrem ini bisa saja naik level jika dia tetap memaksakan diri mendekati gadis itu, Sia.

***

Mata Sia terbuka lebar tepat saat mendengar suara pintu yang terbuka.

Jantungnya sendiri berdegup cukup tak karuan, walaupun otaknya benar-benar bingung akan situasi yang terjadi.

"Sia,"

Itu suara pria yang sangat familiar, Ronal.

Dan benar saja saat ia melirik ke arah samping, ia langsung mendapati sosok Ronal yang berjalan cepat ke arahnya seraya memasang raut yang bisa di bilang cemas?

"Tiduran aja!"

Karena mendengar Ronal yang kembali berbicara sambil menahan bahunya yang memang sedikit naik sebab ingin bangkit.

Psycho Gay [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang