Chapter 29 - Bersitegang

28K 1.4K 49
                                    


Happy Reading
***

Kazeo melirik jam dinding dengan tampang garangnya, ya kalo kata Sandy kayak kucing garong bunting gitu lah.

Saat ini Kazeo memang tengah berada di rumahnya, lebih tepatnya dari pagi hingga sore. Ya benar, Kazeo bolos sekolah lagi, sejak awal dia sudah tak mood berangkat. Tapi dia tetap memaksakan diri setelah mengingat suatu hal.

Dan akhirnya seperti yang kalian tahu, di perjalanan Kazeo malah harus melihat si brengsek Ronal membawa Sia bodoh itu pergi, yang mana bukan ke arah sekolah.

"Woekk, bangsat."

Suara dari arah belakang yakni area dapur terdengar keras. Itu suara Sandy.

Memang bocah itu langsung ngikut Kazeo, ketika tau kalau Kazeo tidak berangkat sekolah. Makanya mereka pun bolos di rumah Kazeo, bermain game, makan, dan tidur-tiduran saja.

"Woekk, lo kentut!"

Ah ya, bukan hanya Sandy yang ngintilin Kazeo, melainkan Evan juga. Kembar-kembar nakal itu memang yang paling gercep jika urusan membolos di pimpin Kazeo.

"Enggak!" Evan nyolot, seolah tidak terima atas tuduhan yang Sandy ajukan.

"Anjing, ngaku nggak lo. Asli lo kentut!"

"Woy! Jangan sembarangan nuduh lo!"

"Sialan! Woekk.. Nggak kuat gue. Ini pasti ampas lo ngikut." Sandy memekik, lalu terdengar suara langkah terburu-buru mendekati ruang tengah di mana Kazeo berada.

"Bukan gue!" Evan juga balik membalas dengan suara keras, agar Sandy yang sudah jauh tetap mendengar.

"Terus siapa?"

"Setan kali,"

"Elo setannya anjing!"

Kazeo sendiri pasrah saja jika setelah ini akan terjadi keributan lagi di sekitarnya.

Benar detik berikutnya Sandy tiba dengan wajah memerah seperti menahan muntahan, dan membawa semangkuk mie instan di tangannya. Memang dua kunyuk tadi di dapur untuk memasak mie.

"Yo, Epan kentut bau bangke, mual gue," lapor Sandy seolah Kazeo adalah emaknya yang akan memarahi Evan yang sudah adab-less kentut tanpa bunyi saat ada orang makan.

"Jangan percaya Yo. Dia abis ngaca, jadinya mual liat muka sendiri,"

"BANGSAT!" maki Sandy keras sambil menoleh pada Evan yang ternyata ngikut itu. Mana tampangnya sok tak bersalah lagi. "Lo yang kentut bangke!"

"Bukan,"

"Apa salahnya sih ngaku, Anjing!"

"Gue cabut," Suara Kazeo yang menginterupsi ternyata membuat kedua bocah itu yang hendak beradu umpatan pun berhenti dan menoleh serempak pada Kazeo yang sudah bangkit dari sofa.

"Nah kan, Kazeo aja nggak betah sama bau kentut lo," ucap Sandy sengaja saat ada celah mengatai.

"Anjing! Serah elo, serah," balas Evan mendesis.

Siapapun berfikir jika Evan pelaku perkentutan, karena ya faktanya memang begitu. Ya Evan pikir tidak akan berbentuk dan berbau, eh meski tanpa bunyi ternyata baunya masih ada.

Ya tapi sampai mati pun dia tidak akan sudi mengakui, karena dia tau Sandy pasti akan mengatai habis-habisan jauh dari ini jika dia jujur.

"Yo gue nginep, lagi ada problem sama emak," Meski permasalahannya dengan Evan belum sepenuhnya selesai, Sandy memilih mengesampingkan dahulu, sebelum Kazeo pergi terlalu jauh.

Psycho Gay [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang