Chapter 24 - Masih Trauma

31.4K 1.5K 76
                                    

Halo semua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Halo semua
.
.
.
Happy Reading
*****
Semua orang dan Ronal pasti berfikir jika Kazeo memang sejahat itu, sampai tega meninggalkan anak gadis di pinggir jalan sepi begitu saja.

Tapi kalau boleh jujur sebenarnya Kazeo bukan meninggalkan tanpa alasan, dan nantinya dia juga akan menjemputnya lagi.

Mungkin benar awalnya Kazeo ingin memberi sedikit pelajaran agar Sia tak mengikutinya terus dengan mengajaknya ke basecamp. Hanya saja saat dia sudah mencapai daerah sepi tikungan menuju basecamp, dia malah melihat ada motor yang bersimpangan dengannya dan dia tau betul kalau motor itu dikendarai pria dengan pakaian khas geng lain.

Dan ya Kazeo memiliki feeling buruk kalau ada apa-apa di basecamp, makanya dia meninggalkan Sia di pinggir jalan, karena gadis itu tidak mungkin harus ikut campur urusannya yang sudah pasti berbahaya.

Benar saja, kalau faktanya basecamp di serang, untung tadi dia membolos dan meninggalkan Sia.

Tapi ya saat semuanya selesai, dengan bodohnya Ronal malah membawa gadis bodoh itu ke sana, di saat semua kekacauan belum di bereskan.

Sudah di pastikan apa yang gadis polos cenderung bodoh itu pikirkan, jelas dia sangat terkejut dan takut.

Sudah betul-betul Kazeo meninggalkannya di sana, malah Ronal goblok sekali dan membawa.

Makanya Kazeo marah besar, terlebih saat Ronal rivalnya itu malah mengejeknya seperti itu.

Memang sejak awal tak seharusnya dia membawa Sia, tak seharusnya dia lengah dengan menuruti gadis itu untuk bolos.

Aishh..

*****

Lelah,

Itu yang dirasakan Sia hari ini. Entah kenapa dia tak bersemangat sekali pergi ke sekolah. Ia saat ini tengah menjadi musuh para siswi loh, belum lagi si sambel terong yang bisa saja mencari gara-gara setelah beberapa kali dia sedikit dekat dengan Kazeo.

Ck, kampret banget emang hidup Sia.

Seperti yang sempat Sia katakan, dia ingin menghindari Kazeo. Dan dia sudah menvalidasi keputusannya itu.

Karena menurutnya kalau tetap melihat wajah Kazeo, yang ada dia sering khilaf-nya. Meski tau kebengisan Kazeo, meski tau Kazeo jahat, tapi Sia benar-benar susah menolak wajah berkomposisi serbuk berlian itu jika berada di depan biji mata.

Makanya akan lebih baik memang menghindar saja.

Ishh ...

Sia mati-matian menguatkan tekat dengan melangkahkan kaki di sepanjang koridor menuju kelas 11 bahasa. Eh, tapi di perjalanan bisa-bisanya ada anjing yang menggonggong tanpa henti.

Sial!

"Dia anak kelas 11 yang ngintilin Kazeo mulu itu kan?"

"Iya, yang caper maksimal,"

Psycho Gay [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang