Chapter 28 - Bolos

27K 1.4K 33
                                    

Hai I'm back👋👋👋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai I'm back👋👋👋

Tapi aku minta partisipasi buat ttp vote komen ya hehe.

Happy Reading
***

"Kenapa Yo?"

Saat di tanya seperti itu oleh Beni (teman se-gengnya) Kazeo hanya melirik saja tidak berniat menjawab, memilih menyesap kopi di tangannya.

Makanya Beni juga mendengus lantaran tidak di tanggapi sang teman.

Saat ini Kazeo memang tengah berada di basecamp, duduk di meja makan bersama beberapa anggota lain yang menyantap makan siangnya, termasuk Beni.

"Tau nggak, muke lo udah kayak tempe mendoan, letoy bener," cibir Beni.

"Emang biasanya nggak gitu?" Celutukan Beni tadi ternyata di sahut cepat oleh seseorang yang baru datang dan duduk di samping Kazeo.

"Eh bos," Yups, yang tiba adalah Dafhin. Si mantan ketua lama yang setia di panggil Bos hingga sekarang. "Ya sama aja sih, cuma sekarang kadarnya makin tak terhingga," lanjut Beni seraya terkekeh.

Dan Dafhin seolah memastikan dengan menoleh menatap Kazeo serta menyeringai, "Hm bener ternyata,"

"Cih," Kazeo sedikit kesal, tapi ya lagi-lagi dia malas menanggapi.

Pukk...

Baru juga Kazeo hendak bangkit berdiri, dia lebih dulu merasakan bahunya di tepuk nan di tahan, siapa lagi pelakunya kalau bukan Dafhin.

"Yo, gue mau bicara sama elo dan Ronal," Raut wajah Dafhin nampak serius, tak seperti sebelumnya.

"Hm,"

Meski mengiyakan dengan gumaman, tapi Kazeo tetap melanjutkan aktivitasnya yang sempat tertunda, dia benar bangkit dan melangkah pergi dari sana.

"Ronal mana?"

"Lagi apelin doi katanya,"

Percakapan Dafhin dan Anton _anggota geng_ mau tak mau masuk ke indra pendengaran Kazeo. Ya walaupun itu bentuk ke tidak sengajaan, tapi berhasil menjadikan Kazeo memelankan langkahnya, atau malah cenderung berhenti tanpa sadar.

"Dih-dih gegayaan. Mana ada cewek dia," Beni ikut menyahut agak nyolot tak terima, karena bukan rahasia umum jika Ronal itu spesies langka macam Kazeo. Yang tidak tau diri punya wajah ganteng maksimal dan kaya raya tapi tidak di gunakan dengan baik.

Sia-sia banget tuhan memberi mereka berdua banyak kadar ganteng. Padahal kan mending di kasih ke orang yang membutuhkan macam Beni itu. Ck-ck, kegantengan bisa salah sasaran juga ya kayak bansos di negara ini.

"Tauk tuh,"

Kazeo yang merasa bodoh tetap berdiri di sana pun segera melangkahkan kaki menuju kamarnya. Tempat di mana dia banyak menghabiskan waktu jika tidak di rumah.

Psycho Gay [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang