Bab 14

525 76 5
                                    

Leon memasuki sebuah ruangan dimana ini adalah ruangan terkahir di gedung ini, yang artinya Rebecca ada disana.

"Sialan, gara-gara bow itu sekujur tubuhku jadi sakit seperti ini" ucap Leon mengumpati bow Diego.

Setelah berjalan cukup lama didalam ruangan besar itu, dia menemukan Rebecca yang terikat di sebuah kursi dengan tangan kaki terikat dan mulut dilakban.

Saat Leon mendekat, Rebecca menjerit tertahan dan memberontak hingga membuat Leon kebingungan.

Apakah Rebecca sesenang itu dia datang untuk menyelamatkannya?

"Tenanglah, aku akan melepaskanmu" ucap Leon.

Dia membuka ikatan yang ada di kaki Rebecca terlebih dahulu lalu membuka lakban yang ada di mulut Rebecca karena wanita itu tidak mau diam seperti ingin berbicara sesuatu.

Steekk!

"Kau bodoh! Aku sudah mengisyaratkanmu untuk tidak mendekat!" Teriak Rebecca marah.

"Ada apa denganmu? Aku datang untuk menyelamatkanmu" ucap Leon bingung.

"Pergi sekarang! Pergi!!!!" Teriak Rebecca.

Leon semakin kebingungan.

"Akhirnya kau datang"

Leon berbalik dan melihat Jake yang berdiri di pintu sembari menyenderkan tubuhnya pada tembok.

"Shit!" Umpat Rebecca.

Saat sedang berusaha, Jake berlari kearahnya lalu membanting tubuhnya kesamping.

"Lari Leon!" Teriak Rebecca.

"Tidak semudah itu" ucap Jake.

Jake membawa sebuah suntikan lalu mendekat kearah Leon, sontak Leon berdiri dan membawa pistolnya. Dia langsung menembak bagian kaki Jake.

Tapi tunggu...

Kenapa luka itu kembali seperti semula?!

"Kau tidak bisa menyakitiku" ucap Jake.

Bagaimana bisa?!!!

Jake menarik tangan Leon lalu berusaha menyuntikkan cairan itu kedalam tubuhnya, tentu saja Leon memberontak.

Leon menarik pisau yang ada di pahanya lalu menyayat pipi kanan Jake hingga membuat kulit pria itu berdarah sejenak tapi kemudian kembali pulih.

"Sudah cukup main-mainnya" ucap Jake lalu menancapkan jarum suntik itu di lehernya.

Rebecca sudah berusaha membuka ikatan tangannya, Leon juga bodoh karena tidak membuka ikatan tangannya lebih dulu.

Jake membopong tubuh Leon yang pingsan itu dan menatap Rebecca yang sedang berusaha melepaskan dirinya.

"Terimakasih sudah menjadi umpan, aku akan menyempurnakan ciptaanku" ucap Jake.

"Berhenti Jake!!!!! Jangan membawanya!!!!!!" Teriak Rebecca menggelegar saat Jake pergi dari sana.

Shit shit shit!!

.

.

.

Chris berjalan kearah ruangan dimana Rebecca berada, dia baru saja menyelesaikan bow besar tadi. Sungguh memakan waktu lama, dia khawatir jika Leon kesusahan.

Saat masuk, dia melihat Rebecca yang sudah terbebas dari ikatan tapi tangannya membiru dan sepertinya tidak bisa digerakkan.

"Kau baik-baik saja? Dimana Leon?" Ucap Chris.

Benar juga, dimana Leon?
Chris baru sadar jika Leon tidak ada.

"Chris, cepat selamatkan Leon! Jake membawanya!" Teriak Rebecca.

"Membawanya?!" Ucap Chris kaget.

"Ya! Jake menyuntikkan sel ovarium pada Leon hingga Leon memiliki rahim di perutnya, Jake berencana untuk menanamkan benihnya hingga Leon mengandung anaknya yang sudah terkontaminasi virus baru" ucap Rebecca.

Chris masih mencerna ucapan Rebecca disana.

Rebecca menggeplak kepala Chris keras dan menatapnya marah.

"Cepat cari Leon jika kau tidak ingin melihatnya disetubuhi oleh orang lain dan mengandung anak pria sialan itu!" Teriak Rebecca.

"Maaf aku harus meninggalkanmu" ucap Chris lalu pergi dari sana.

Dia berlari secepat-cepatnya, kepalanya sudah kemana-mana saat mengingat jika Leon memiliki rahim dan dibawa oleh Jake.

"Fokus Chris! Fokus!" Teriak Chris menyadarkan dirinya sendiri.

Di sebuah ruangan, terlihat Leon yang baru saja sadar dari pingsannya. Dia ada diatas sebuah ranjang yang tidak terlalu besar dan melihat jendela dimana itu langsung mengarah ke kota new York.

"Sudah bangun?" Ucap Jake.

Leon membulatkan matanya dan melihat Jake yang sudah duduk di sofa, seperti menunggunya sadar.

Saat dia ingin berdiri, Leon langsung terduduk kembali karena rasa pusing menjalar ke seluruh bagian kepalanya.

"Pelan-pelan, kau baru saja sadar" ucap Jake mendekat kearah Leon.

"Jangan mendekat sialan!" Teriak Leon.

Jake tertawa mendengar itu.

"Kenapa kau marah? Kita akan melakukan hal yang menyenangkan, jadi jangan marah seperti itu. Kau membuatku gila" ucap Jake.

Tubuhnya disentuh pria bajingan itu.

"Jangan menyentuhku!" Teriak Leon marah.

Jake mendorong tubuh Leon hingga dia kembali terbaring dan kedua tangannya dikunci oleh Jake, hingga dia tidak bisa kemana-mana lagi.

"Aku tidak sabar anakku tumbuh didalam perutmu ini" ucap Jake.

"Apa yang kau bicarakan sialan" ucapnya.

"Kau ingat saat ada seseorang yang menembakkan suntikan di lehermu saat kau di laboratorium? Itu adalah orangku yang menyuntikkan sel ovarium padamu, dan kau merasa jika ada sesuatu yang tumbuh didalam perutmu bukan? Itu adalah rahim yang tumbuh didalam" ucap Jake.

Hah?

Mana mungkin?!

"Sekarang, kau akan mengandung anakku. Anak yang akan menjadi bow terkahirku, bow sempurna yang pernah aku buat" ucap Jake.

Apa-apaan ini!

Leon memberontak karena tahu apa yang akan pria gila ini lakukan padanya selanjutnya.

"Aku mengerti kenapa Chris sangat mencintaimu dan menjagamu, kau memiliki tubuh yang indah" ucap Jake.

Jake merobek bajunya dan melihat dada Leon yang mulus nan putih itu. Dada yang hanya disentuh oleh Chris sekarang disentuh juga boleh pria gila dihadapannya ini.

"Baiklah, ayo kita mulai" ucap Jake.

Tidak!

.

.

.

TBC

After Darkness To Light: The Last Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang