Bab 17

481 77 2
                                    

Chris sudah 3 hari berada di markas, dia bahkan belum bisa menghubungi Leon yang ada di rumah karena situasi sedang genting.

Meksiko mengalami wabah baru dan tentunya itu bukan dari Jake karena pria itu ada di laboratorium. Mereka masih menyelidiki tentang dimana wabah ini pertama kali muncul dan mencari siapa pelakunya.

"Chris" ucap Nikolas.

Chris yang sedang duduk termenung didalam kantornya langsung terkesiap dan berdiri melihat Nikolas masuk kedalam ruangannya.

"Sir, ada yang bisa aku bantu?" Ucap Chris.

"Kami menemukan siapa dalangnya" ucap Nikolas.

Chris langsung menutup tirai dan mengaktifkan sistem kedap suara didalam sana.

"Siapa?" Ucap Chris.

"Maria Gomez" ucap Nikolas.

"Bukankah it—"

"Ya, dia adalah anak dari Diego Gomez, bow yang kau kalahkan waktu itu. Ternyata mereka adalah saudara Jake, Maria memegang akses Umbrella dan melepaskan virus yang diteliti Jake sebelum dia mati" ucap Nikolas.

"Apakah dia masih berada di Meksiko? Kita harus segera mengirim tim untuk menangkapnya. Aku akan segera mengumpulkan anak-an—"

"Dia disini, Chris. Di Amerika" potong Nikolas.

"Untuk apa dia ke Amerika?" Ucap Chris was-was.

"Hanya ada 1 kemungkinan, membawa tubuh Jake" ucap Nikolas.

"Kita harus memperkuat penjagaan di labolatorium. Dia pasti akan mengincar ruangan itu dibandingkan yang lainnya" ucap Chris.

"Ya, aku akan meminta tambahan personil disana. Ngomong-ngomong, ini ponselmu. Telpon Leon, dia pasti khawatir denganmu" ucap Nikolas sembari memberikan ponsel Chris yang 3 hari lalu dikumpulkan sebelum melakukan misi.

Chris menerima ponselnya.
"Terimakasih" ucap Chris.

Nikolas keluar dari sana dan meninggalkan Chris yang sudah duduk kembali di kursinya, dia langsung menghubungi Leon.

Panggilan itu diangkat, tapi bukan Leon yang mengangkatnya. Melainkan Claire yang mengangkatnya.

"Claire? Dimana Leon?" Ucap Chris.

"Aku pikir kau sudah mati! Dasar sialan! Kenapa baru menghubungi? Kau tahu? Kakak ipar seperti orang gila ketika tidak mendapatkan kabar darimu!" Ucap Claire marah.

"Calm down, sister. Aku baru mendapatkan ponselku kembali. Dimana Leon?" Ucap Chris sekali lagi.

"Leon sakit, dari kemarin. Dia sedang beristirahat sekarang, perlukan aku membangunkannya?" Ucap Claire.

Sakit? Leon sakit.

"Tidak, jangan membangunkannya. Biarkan dia istirahat, pastikan dia minum obat. Bilang saja padanya jika aku baik-baik saja, dia bisa menghubungiku setelan bangun. Kau dan Rose baik-baik saja bukan?" Ucap Chris.

"Ya, aku akan menyampaikannya pada Leon nanti. Aku dan rose baik-baik saja. Tapi beberapa zombie sudah masuk ke komplek perumahan, apakah diluar sana sangat buruk?" Ucap Claire.

"Seperti itulah, aku tidak bisa menjelaskan detailnya padamu. Yang jelas jangan kaluar dan jangan membukakan pintu pada siapapun, mengerti?" Ucap Chris.

Piers mengetuk pintu ruangannya.

"Ya, kau juga hati-hati bro. Segeralah pulang, jangan membuat kami khawatir" ucap Claire.

"Baiklah, sudah dulu. Aku harus mengurus sesuatu" ucap Chris lalu menutup panggilan telepon.

Chris memasukkan ponselnya ke laci mejanya dan menyuruh Piers untuk masuk kedalam.

"Kapten, kita mendapatkan perintah" ucap Piers.

"Kumpulkan yang lainnya. Kita pergi" ucap Chris.

.

.

.

Leon membuka matanya, semuanya tampak berputar-putar di pengelihatannya.

Sangat pusing.

"Claire?" Ucap Leon.

Mungkin Claire tidak mendengar karena berada di bawah, ditambah Leon memanggilnya dengan sangat pelan.

Leon ingin minum, tenggorokannya sangat kering.

Tapi rasa haus itu tiba-tiba berubah menjadi rasa mual yang sangat mengganggu Leon, entah kekuatan dari mana dia langsung bangkit dan berlari ke kamar mandi.

Leon muntah di wastafel.

Claire yang mendengar suara muntahan Leon, dia langsung berlari keatas sembari menggendong Rose di punggungnya dan masuk kedalam.

"Leon?!" Ucap Claire.

Claire memegang tengkuk lehernya dan memijatnya pelan, setelah selesai Leon terduduk di lantai kamar mandi karena merasa lemas.

"Kau baik-baik saja? Aku akan mengambilkan minum untukmu" ucap Claire.

Dia berjalan ke ruangan tengah dan menaruh Rose di tempatnya yang sudah disekat dengan pagar tinggi agar rose tidak kemana-mana dan kembali pada Leon sembari membawa segelas air putih.

"Minumlah" ucap Claire.

"Maaf merepotkanmu" ucap Leon.

"Tak usah bilang begitu, bro" ucap Claire.

Claire membantu Leon berdiri dan berjalan kearah kasur, dia langsung membaringkan tubuh Leon diatas kasur lalu menyelimutinya.

"Tadi Chris menelpon" ucap Claire.

"Apakah dia baik-baik saja?!" Ucap Leon khawatir.

"Dia baik-baik saja, dia menyuruhmu untuk istirahat dan minum obat. Kau bisa menelponnya nanti, sepertinya Chris sedang mengerjakan sesuatu disana" ucap Claire.

Leon menghela nafasnya.

Syukurlah Chris baik-baik saja.

"Istirahatlah, setelah itu telpon Chris" ucap Claire sembari tersenyum.

Leon tersenyum balik dan mengangguk.

"Aku akan memasak bubur untukmu" ucap Claire sembari menggendong Rose kembali.

Leon sangat bersyukur ada Claire disini, jika Claire tidak ada bagaimana dengan Rose saat dia sakit seperti ini?

Dia harus segera tidur agar tubuhnya kembali seger lagi, setelah itu dia akan menghubungi Chris.

.

.

.

TBC

After Darkness To Light: The Last Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang