Rebecca ada di samping sebuah
ambulan dengan diselimuti disana. Dia melihat banyak sekali helikopter yang terbang diatas sana dan mengarahkan lampu kearah gedung fasilitas penelitian.Dan banyak BSAA disini.
Lalu Chris mendekat kearah Rebecca.
"Lama tak jumpa, Rebecca" ucap Chris.
"Seharusnya kau memakai pakaian khusus atau setidaknya masker" ucap Rebecca saat melihat Chris.
"Ah, yeah... Bagaimana keadaanmu?" Ucap Chris.
"Aku baik-baik saja sekarang. Tapi bukankah aku seharusnya dikarantina?" Ucap Rebecca.
Chris menghela nafasnya dan duduk disamping Rebecca sembari melihat tentara BSAA yang sedang mengangkut banyak mayat dari dalam fasilitas penelitian itu.
"Dengar, jika virusnya memang sangat menular kita semua pasti sudah mati. Lagu pula, karantina membutuhkan waktu lama dan aku membutuhkanmu" ucap Chris.
Here we go.
.
.
.
Rebecca dibawa ke hotel oleh Chris. Dia mandi dan menonton berita tentang kejadian tadi, media itu mengatakan jika ini adalah ulah teroris.
Dia tertawa melihat itu lalu mematikan tv. Dia membuka laptop miliknya yang dibawa oleh Chris lalu menyambungkan sebuah USB pada laptop itu.
Dan keluarlah hasil penelitiannya.
Terdengar suara ketukan pintu.
"Ini aku" ucap Chris."Masuklah, pintu tidak terkunci" ucap Rebecca.
Chris masuk kedalam dengan pakaian BSAA miliknya tadi dan duduk di kursi kayu disana.
"Pasti ada alasan kau ada disini, benar bukan? Kau mengejar seseorang" Ucap Rebecca.
Chris tertawa mendengar itu.
Rebecca sudah tahu tentang itu dengan cepat dari yang dia kira."Orang itu bernama Jake Muller" ucap Chris.
"Siapa itu?" Ucap Rebecca.
Chris membawa ponsel misinya dan memperlihatkan foto Jake pada Rebecca.
"Dia adalah pendiri Blue Umbrella dan anak dari Albert Wesker. Dia menjual bow yang dia ciptakan pada sindikat penjahat dan negara yang sedang berperang" ucap Chris.
Rebecca menatap Chris dengan wajah yang terlihat sangat kaget disana. Dia tidak pernah tahu jika Albert Wesker memiliki anak? Dan tentang Jake, dia belum pernah mendengarnya.
Itu karena misi ini dirahasiakan.
"Dan sekarang, zombie bermunculan lagi" ucap Chris.
"Apa kau yakin jika Jake Muller adalah dalang dari semua ini?" Ucap Rebecca.
"Ya, setelah aku menemukan bahwa hasil risetmu adalah yang paling pesat di dunia—"
"Kau naik helikopter dan datang menemuiku" ucap Rebecca disana.
"Ya. Setelah aku melihat betapa berantakannya lab-mu, sepertinya para penjabat juga tahu mengenai risetmu" ucap Chris.
Rebecca mengehela nafasnya.
"Aku telah melaporkan temuan awal kami kepada WHO lalu mereka mengirimkannya ke fasilitas-fasilitas di seluruh dunia yang khusus memproduksi vaksin" ucap Rebecca.Chris mengangguk mengerti.
"Kebocoran informasi mungkin berasal dari salah satu fasilitas itu" ucap Chris."Pasti!" Ucap Rebecca kesal.
"Jake ingin menggagalkan risermu. Dia telah mendapatkan datamu, maka makin berbahaya dia" ucap Chris.
Rebecca melihat kearah laptop itu, menang jika isi USB itu tidak selengkap yang ada di data utama tapi disana juga poin-poin penting.
"Aku membandingkan DNA baru dengan semua data senjata biologis yang kami punya dan urutannya sama dengan parasit yang digunakan oleh pemuja Los Illuminados" ucap Rebecca.
"Apakah Jake salah satu dari mereka?" Ucap Chris.
"Aku tidak yakin jika dengan informasi yang aku punya sekarang" ucap Chris.
Chris menghela nafasnya lagi.
"Jika Leon ada, maka kita bisa menanyakan itu padanya" ucap Chris.Rebecca menatap Chris disana. Benar, Leon adalah orang yang dikirim ke Spanyol dan membereskan parasit di Los Illuminados. Tapi Leon sudah tidak ada dan mereka tidak bisa berbuat banyak.
"Aku memiliki seorang informan dari orang yang ikut bersama Leon juga ke Spanyol waktu itu" ucap Rebecca.
"Siapa?" Ucap Chris.
"Ada Wong" ucap Rebecca.
.
.
.
Sekarang, mereka sudah ada didalam pesawat yang pergi kearah kita di Amerika sekarang.
Rebecca duduk dibelakang bersama Piers dan Finn sedangkan Chris duduk didepan bersama pilot.
Dia bingung melihat Finn yang sedang membaca buku dengan tenangnya disana.
"Kau membaca disaat seperti ini?" Ucap Rebecca.
"Untuk mengisi waktu luang" ucap Finn.
"Lihat? BSAA dipenuhi dengan orang-orang aneh, nampaknya kau cukup menarik untuk menjadi bagiannya. Kenapa kau beralih?" Ucap Piers.
"Ceritanya panjang. Dulu aku adalah dokter di STARS unit di Raccoon City, entah kenapa aku selalu tertarik dengan ilmu kedokteran dan aku memutuskan menjadi virolot untuk menghentikan orang-orang yang menyalahgunakannya" ucap Rebecca.
Piers dan Finn mengangguk disana.
"Kupikir ada beberapa korporasi dipimpin oleh bajingan pemangsa orang yang lemah. Mereka ibarat penyakit bagi manusia, aku ingin menemukan obat, sama seperti Chris. Bedanya adalah dia memakai otot dan aku memakaikan Otak" ucap Rebecca.
Mereka langsung tertawa mendengar itu, benar juga ucapan Rebecca. Chris bertarung sedangkan Rebecca berpikir.
Chris hanya diam meskipun dia mendengar semua percakapan orang-orang dibelakang sana.
"Rebecca, kita akan kemana?" Ucap Chris.
"Colorado" ucap Rebecca.
Setelah beberapa jam kemudian, pesawat mereka mendarat di lapangan luas dan mereka turun dari pesawat.
Rebecca berjalan lebih dulu dan memasuki sebuah kafe di daerah itu dan ada seorang pria yang sedang meminum kopi disana.
"Hati-hati, jangan sampai menakuti penduduk" ucapnya.
Chris yang baru saja langsung langsung diam dan menjatuhkan senjatanya disana.
Tunggu, kenapa suaranya mirip sekali dengan suara Leon?!
.
.
.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
After Darkness To Light: The Last
Azione• Book terakhir dari After Darkness To Light • Pertarungan terkahir antara BSAA dan Blue Umbrella. Dimana Chris dan Rebecca kembali dalam satu tim dan membereskan virus di New York, tapi siapa sangka jika karena itu Chris bisa menemui Leon lagi? Not...