Psyco

16.6K 567 89
                                    

Seperti yang sudah-sudah ia tidak menunggu waktu untuk menujukkan seberapa brutal dirinya. Ia akan melihat seberapa jauh gadis itu bertahan dan tidak meninggalkan dirinya. Jika gadis itu sama seperti gadis-gadis sebelumnya kali ini ia akan langsung membakar gadis itu.

Sasuke menyerigai. Dengan ringan ia mengayuhkan katananya dan membelah tubuh sosok pria besar dihadapannya. Ia dengan mudah melakukannya seakan pria itu hanyalah sepotong daging. Cipratan darah langsung mengenai wajah sasuke sampai wajah pria itu menjadi merah.

Ia menatap gadis merah muda tersebut dengan senyuman miring.

Kita lihat seberapa jauh kau tidak akan kabur batinnya.

Korban yang tersisa tingga satu dan tidak ada pergerakan yang berarti dari gadis itu. Gadis itu senantiasa melihat pertarungannya tanpa rasa takut.

Karena sudah diambang batas, sasuke menusuk pedangnya tepat di jantung untuk menyelesaikan misinya kali ini.

Ia berbalik. Bertatapan langsung dengan mata hijau meneduhkan itu. Kaki telanjangnya dengan santai menginjak darah segar dari para korban yang tergeletak ditanah.

Sasuke berjalan mendekat. Hakama miliknya sudah berlumuran darah begitu juga katana yang berada pada genggamannya. Ia tidak lagi peduli. Jikapun gadis itu akan pergi ia akan membiarkannya kali ini karena gadis itu cantik.

Pria itu tersenyum miring. Menunjukkan senyuman menyeramkan.

"Jadi kau masih mau menikah denganku?" Tanyanya seakan meledek.

Sakura tak bergeming. Melihat tubuh sasuke penuh dengan darah tidak membuatnya takut sama sekali. Ia bahkan merasa bahwa dirinya akan aman dari para preman yang mengejarnya.

"Hm. Aku tau kau pasti berubah pikiran. Selagi aku berbaik hati kau boleh pergi." Ucapnya dengan nada tak rela. Entah kenapa ia ingin menahan gadis itu selama mungkin.

Sejujurnya ia sudah jatuh cinta pada pandangan pertama pada gadis tersebut. Tidak seperti sebelumnya. Ia hanya ingin bermain-main dengan para gadis yang ia temui dikala bosan namun kali ini sungguh berbeda. Ada sesuatu yang membuatnya tidak rela melepas gadis itu.

Sakura belum mengeluarkan sepatah katapun. Namun gadis itu segera merogoh tas kecil dibalik kimononya. Ia mengambil sebuah sapu tangan berwarna merah muda. Lalu melangkah mendekati sasuke.

Sasuke mengerutkan alis. Tidak dapat memprediksi apa yang akan dilakukan sang gadis. Ia dengan serius memperhatikan gerak gerik sakura dengan aura intimidasi yang sangat ketara.

"Kau mengusirku? kau tidak mau menikah denganku?" Tanya sakura.

Onyx kelam itu melotot sempurna ketika ia merasakan usapan halus di wajahnya. Gadis itu, gadis itu membersihkan wajahnya dengan lembut. Jemarinya yang kecil bergerak kesanan kemari di wajahnya. Gerakannya yang ringan dan membuatnya terhipnotis.

Dari jarak sedekat ini ia bisa menikmati betapa indahnya gadis merah muda itu. Mungkin saja gadis ini lahir di musim semi karena keindahan ini mengingatkannya pada bunga sakura yang mekar di musim semi.

"Katamu kekasih akan berciuman jika ingin menikah."

Sakura fokus membersihkan darah di area bibir tipis sasuke. Gadis itu nampak fokus. Sakura berjinjit. Mengalungkan tangannya pada leher sasuke. Mempertemukan bibir mereka.

Sasuke sontak terkejut dan melepas katana ditangan. Tak lama kemudian ia meraih pinggang sakura. Memperdalam ciuman mereka.

Pertama kali. Ini pertama kalinya sasuke merasakan lembutnya bibir seorang gadis. Selama ini ia tidak pernah seintens ini dengan seorang gadis.

Bibir gadisnya sangat lembut. Terasa manis seperti gula. Ia ketagihan untuk mencicipinya. Bahkan ketika gadis itu melepaskan jalinan bibir mereka, sasuke segera menautkan kembali bibirnya pada sakura. Bibir itu, bibir itu seperti kelopak bunga teratai yang mekar saat musim panas. Manis dan menyegarkan. Dirinya seakan mabuk dibuatnya.

Ketika sasuke melepaskan bibir manis tersebut, ibu jarinya masih menyisir area bibir sakura. Entah kenapa ia penasaran. Darimana rasa manis itu berasal.

"Siapa namamu?"

"Sasuke. Kau?"

"Sakura."

"Aku sudah menciummu. Kita akan menikah dan punya anak. Kau setuju?"

"Tidak mau."

Sasuke mengerutkan alis. "Kenapa?"

"Aku baru mengenalmu dan kau akan langsung membuatku hamil? Kau tidak ingin pacaran dulu?"

"Memangnya setelah menikah bisa pacaran?"

"Tentu saja."

"Kau--kau tidak mau punya anak denganku ya?"

Sakura hampir menyemburkan tawanya mendengar nada tidak ikhlas sasuke. Seakan pria itu sangat kecewa dengan jawabannya.

"Aku masih muda. Masih belum siap menjadi seorang ibu. Aku bahkan belum pernah pacaran."

Sasuke terkejut bukan main. Gadis secantik ini? Tidak mungkin. Yang ia tau gadis-gadis cantik selalu laris manis.

"Bohong."

"Kenapa bohong?"

"M-mana ada gadis cantik yang tidak pernah pacaran." Ucap sasuke memalingkan wajahnya.

"Ada. Dihadapanmu ini contohnya."

"Tidak mungkin. Tidak ada bukti."

Sakura merotasikan matanya lalu meraih tangan sasuke dan meletakkannya di payudaranya, membuat sasuke terbatuk. Tangan pria itu sontak gemetar karena merasakan lembutnya kulit sakura.

"Lihat punyaku bahkan kecil sekali."

Sasuke memerah namun tangannya senantiasa meraba dada sakura dengan hati-hati.

Kekiri kekanan.

Namun ia kembali kebingungan.

"Memangnya kalau punya pacar. Ini jadi besar?"

"Tentu saja! Masa kau tidak tau? Laki-laki kan suka ini."

Sasuke menarik tangannya karena merasa malu. Ia tidak tau bahwa benda itu kesukaan pria karena benda kesukaannya adalah katana kesayangannya yang teronggok tanpa harga diri di tanah. Katana yang selama ini ia agung-agungkan.

"Kau tidak suka ya? Hm iya sih punyaku kecil. Aku saja tidak suka." Ucap sakura lesu.

"Aku suka. Ini lembut. Tapi aku tidak tau bentuknya seperti apa."

Keduanya nampak polos. Bahkan mereka saling tidak mengetahui hal-hal seksual.

"Tidak boleh lihat." Sakura menyilangkan tangan didadanya seolah sasuke akan menanggalkan pakaiannya. Mengabaikan fakta bahwa gadis itu yang membuat sasuke menjamah buah ranum itu beberapa menit yang lalu.

"Kenapa tidak boleh? Tadi aku memegangnya boleh."

"Itukan bukti. Kalau belum menikah ya tidak boleh."

"Kalau begitu ayo menikah."

Sasuke memungut pedangnya lalu menautkan jemarinya dengan sakura. Menuntun gadis tersebut berjalan menuju huniannya. Meninggalkan mayat-mayat musuhnya seperti sampah.

"Kau mengajakku menikah karena penasaran dengan payudaraku ya?"

"Iya."


End

INI TERINSPIRASI DARI MANGA DI TIKTOK SUMPAH SERU BGT

S2 Sasusaku oneshoot MatureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang