S2 - Obsesi gila

10.5K 338 6
                                    






"Habisi dia." Sasuke mendegus sembari berbalik memasuki mobil. Dia memperhatikan pengawal pribadinya yang seperti boneka bergerak cepat dengan rambut merah muda yang berkibar anggun menghabis dua orang pemuda yang berusaha menghadang jalannya dengan tangan kosong.

Suara pukulan tidak menganggu konsentrasi sasuke yang membaca grafik saham dari perusahaan yang dia investasikan. Sedangkan di bangku kemudi, supir dengan raut ngeri menutup matanya melihat bagaimana pegawal tuannya menghabisi lawan dengan mudah. Gadis itu memanggul dua pria yang sudah tak bernyawa, memasukkannya ke dalam bagasi. Setelah itu membersihkan TKP dengan menaburkan bedak dan menyiramnya larutan air dan garam. Benar-benar bersih.

Sakura, salah satu kandidat wanita termuda di akademi militer rusia yang melarikan diri. Dia berpengalaman bertarung dengan tangan kosong. Tidak seperti pengawal lainnya yang bertarung menggunakan senjata. Dia sangat mahir memukul bagian vital lawannya sampai lumpuh.

Sudah dua tahun sejak sasuke merekrut sakura sebagai pengawal pribadi. Dengan memberikan identitas baru dalam perlindungannya. Terbukti bagaimana gadis itu tidak terdeteksi sama sekali dan bisa melindungi sasuke tanpa tersentuh sedikitpun.

Mobil mereka berjalan dengan mulus. Sakura mengelap pakaiannya yang terciprat darah. Matanya tanpa emosi dan kian datar.

"Aku ingin ke pemandian."

"Baik tuan."

Sasuke beberapa kali melirik ke arah sakura. Dia melihat ada bekas cipratan darah kotor yang sialnya mengganggu matanya. Dia benci ketika sakura tidak 'sebersih' dalam menghilangkan jejak di TKP.

Sesampainya di pemandian air panas. Dia mendapati bahwa onsen ramai oleh pengunjung. Untung saja sebelum itu supir sudah memberitahu tangan kanan sasuke untuk memesankan ruang pribadi. Jika tidak sudah pasti sasuke akan berdesis marah. Sasuke memiliki sifat tempramental yang buruk.

Cuaca yang mendukung membuat sasuke lekas masuk. Dia melenggos masuk begitu kakashi memberinya sebuah handuk.
"Bawakan handuk tambahan. Katakan pada sakura untuk menyusul masuk."

Kakashi membungkuk patuh. Menuju area lobby mendapati sakura sedang di smoking area. Gadis itu sedang menghisap nikotin di jari lentiknya, ketika beradu tatap dengan kakashi dengan cepat gadis itu berdiri mematikan rokoknya.

"Ada apa?"

"Tuan memintamu masuk." Kakashi menyodorkan handuk. Setelah itu menyalakan rokoknya sembari memperhatikan sakura yang semakin menjauh.

"Tuan sangat beruntung." Dengan begitu kakashi meratapi nasibnya akan cinta yang tidak terbalaskan. Sungguh ironi.

Sakura menarik handle pintu. Dia melihat sasuke sudah duduk tanpa busana sembari menatapnya seolah menyuruhnya untuk bergabung. Sakura meloloskan pakaiannya. Tak lagi bersisa. Mata sasuke memperhatikan setiap gerakan kecil dari tubuh sakura yang telanjang.

Tanpa suara sasuke menyodorkan tangannya. Seperti seorang pangeran yang sedang mengajaknya untuk berdansa. Namun kali ini mereka tidak dalam kondisi akan berdansa. Mengecup punggung tangan sakura Sasuke menuntun sakura agar duduk diantara pahanya. Dia melepaskan ikatan ponytail sakura, membebaskan rambut halus sepanjang pinggang itu tergerai diatas air.

Tangan besar sasuke mengambil air dan membasahi leher sakura. "Sudah ku katakan jangan biarkan darah kotor mereka membekas di tubuhmu."

"Ya."

"Apa kau senang membuatku marah akan hal ini?"

Sasuke mencengkram dagu sakura. Dia mengigit leher sakura tepat darah bedebah yang berbekas tadi, yang sudah bersih sampai mengeluarkan darah. Sakura mengigit bibirnya menahan ringisan akan sakit di lehernya.

S2 Sasusaku oneshoot MatureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang