S2 - kakak?

9.5K 360 16
                                    






Sakura benci setiap kali melihat kakak tirinya merokok. Pria itu seperti bau pembakaran sampah. Menjijikkan. Sakura tidak bisa bertahan lebih dari 10 menit disamping kakaknya jika sedang merokok ataupun berbau rokok.

"Baumu seperti sampah gosong."

Sakura meludah setelah kakak tirinya, uchiha sasuke memeluknya sembarangan. Lancang sekali mencium pelipisnya. Dia sangat benci yang namanya rokok, asap rokok ataupun apalah itu. Sakura sangat membencinya.

"Aku akan mandi."

Sasuke masih memeluk gadis yang dua tahun lalu diadopsi oleh ibunya. Sangat disayangkan bahwa gadis itu dibawa dengan embel-embel 'adik'. Sasuke tidak pernah setuju dengan gagasan itu. Tetapi dia hanya bisa protes dibelakang. Mungkin jika ada keberanian dia akan bertarung dengan kedua orangtuanya.

"Lepas! Baumu sangat menyengat!"

Sakura memberontak keras dan mengigit lengan atas sasuke. Baunya sangat menyengat. Tidak peduli seberapa besar dia menyayangi kakak tirinya. Tapi dia sangat teramat benci dengan bau rokok.

Sasuke meringis merasakan tancapan gigi sakura di lengannya. Meskipun begitu dia masih bertahan merindu adiknya. Dia baru pulang dari perjalanan bisnis dengan ayahnya. Selama seminggu tidak bertemu 'adik' manisnya. Sasuke rindu berat.

"Baiklah. Pergilah ke kamar."

Tadinya sakura enggan berdekatan tetapi begitu kakaknya menyuruhnya untuk pergi ke kamar prria itu. Dia menjerit antusias. Kakak kesayangannya itu pasti membelinya hadiah dari luar negeri. Ini sangat menguntungkan. Sasuke tersenyum lebih lebar begitu mendapatkan kecupan ringan di pipinya. Melihat gadis merah muda itu berlarian gembira masuk ke dalam kamarnya. Dia sudah tau tabiat 'adik' manisnya yang akan membongkar kopernya. Menghambur-hamburkan pakaiannya yang mahal untuk mendapatkan hadiah yang dia beli setiap melakukan perjalanan bisnis.

"Dimana adikmu?" Tanya mikoto menenteng tas mahalnya yang berkilau.

"Membongkar harta karun."

"Manisnya sayangku. Ibu senang kau mengingat adikmu. Apa yang kau beli?"

"Sepatu dan gaun. Terakhir kali aku membelikannya perhiasan dia menggadaikannya."

Mikoto menutup mulutnya dengan tawa yang masih beriringan dengan matanya yang sipit. Tingkah laku putrinya memang menakjubkan. Mikoto tau masalah itu. Sakura sudah menceritakannya. Katanya, saat itu dia terdesak melihat seorang preman yang memukuli seseorang dan meminta uang. Dari jauh sakura melihatnya dan merasa kasihan. Melihat pegadaian tepat di depan matanya, dia berjalan lurus dan menjual kalung berlian yang di beli sasuke dengan mudah. Lalu dengan polosnya dia memberikannya kepada preman. Juga membayar pengobatan pria yang terluka itu.

"Jiwa penyelamat adikmu seperti malaikat. Jangan memarahinya. Dia tumbuh dengan baik sekarang."

"Aku tidak marah bu."

Sasuke mengangguk berpikiran yang sama. Dia tidak peduli dengan materi. Uchiha sudah bergemilang harta sejak dulu. Satu perhiasan tidak akan membuatnya miskin. Dia tidak akan memarahi adiknya karena menggadaikan perhiasan ratusan juta. Dia lebih senang melihat binar 'adik'nya yang antusias menceritakan pengalamannya.

"Baguslah. Ibu senang mendengarnya. Ayah dan ibu akan mengunjungi kakakmu di kanada. Jaga adikmu baik-baik. Jika terjadi sesuatu hubungi secepatnya."

"-ah iya tidak perlu memanggil adikmu. Ayah dan ibu sudah berpamitan saat kau pergi ke kantor."

Sasuke mencium pipi ibunya. Menatap kepergian mobil orangtuanya yang berjalan menjauh. Sebelum pergi, dia mendapatkan wejangan tajam ayahnya untuk tidak lembur, sebab sakura sendirian di mansion. Fugaku takut putrinya kesepian.

S2 Sasusaku oneshoot MatureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang