" untuk segala hal yang sudah terjadi dan akan terjadi. Semuanya bukan cuman kebetulan. Birkan takdir ini berlangsung lebih lama "
*****
" liam,aku mau ngomong sesuatu" ujar marela yang kini berdiri di hadapan liam
" ngomong apa?"
" lusa bisa nemenin aku beli perlengkapan kemah?"
" ga bisa. Lagi sibuk sama tim basket "
" hmm kalau gitu ---"
" aku ke kelas duluan yah,abis ini ada kelas ekonomi soalnya. Bye "
Marela seperti tidak ijinkan berbicara sepatah katapun. Seminggu sudah berlalu,tapi sikap acuh tak acuh liam terus berlanjut tanpa penjelasan.
Gadis itu kini berjalan menyusuri lapangan basket. Tidak peduli terik matahari menyinarinya ia hanya ingin merenung sambil berjalan asal.
" gue salah apa sih sebenarnya?" Gerutu marela pelan
" jadi pengen nangis hiks" ucapnya lagi
Kini ia terduduk mengambil posisi jongkok dan memeluk erat kedua lututnya. Gadis itu menenggelamkan wajah suramnya menahan tangisan.
Dari ruangan kelas,seorang pria terlihat kesal dan meremas kertas di tangannya. Kini ia berbicara tentang situasi yang baru saja ia perhatikan.
" ren. Menurut lo marela sama liam bakal baik baik aja?" Tanya pria itu pada gadis di sampingnya
" emang mereka kenapa?" Tanya gadis itu kebingungan
" noh liat. " william menunjuk ke arah marela
" itu marela?" Tanya renata
" iya "
" ngapain panas-panasan disana? Kasihan "
" kayaknya lagi berantem sama liam "
Renata terdiam. Ia mencoba memikirkan sesuatu,dan mengambil langkah maju. Gadis itu menuruni tangga dan menuju lapangan basket menghampiri marela.
" mar,hey. Ngapain? "
" gue lagi pengen aja berjemur. Di kelas dingin" jawab marela sambil tetap menunduk
Renata mendongakan kepalanya dan menatap william dari kejauhan. Gadis ini memberitahu bawa marela tidak mendengarkannya.
William menarik nafas panjang. Meskipun pria ini tidak ingin ikut campur,namun ini tentang marela,gadis kesayangan tongkrongan sangkakala.
Baru saja ingin menghampiri marela langkah william terhenti. Ada orang lain yang sudah tiba disana terlebih dahulu.
" bangun. Lusa aku temenin belanja perlengkapan"
Marela langsung,mengangkat kepalanya dan tersenyum. Satu kalimat dari seseorang dengan suara yang kerap kali ia dengar sebelum dan setelah bangun tidur.
" beneran?" Tanya gadis itu penuh antusias
" iya beneran " jawab liam datar
Renata hanya tersenyum kikuk dan meninggalkan kedua orang itu. Gadis yang sedari tadi nampak muram kini seperti memperoleh energi baru.
Mereka berdua berjalan menyusuri ruangan kelas marela. Dari kejauhan joel hanya tersenyum mengancungkan jempol kemudian menghilang secepat kilat.
" aku jadi pemimpin regu tim a nanti "
" iya aku tau "
" kamu ikut kemah kan?"
" gak tau"
KAMU SEDANG MEMBACA
shadow
Romancekalau orang yang kamu suka bisa lebih bahagia tanpa kamu,kenapa kamu harus marah? Joel adalah seorang pria sosial butterfly. Pria dengan paras yang terbilang tampan itu,memiliki sepupu gila bernama ailey dan Liam. Masing-masing dari mereka terlibat...