07.

985 118 5
                                    

•••
Khao mengerucutkan bibirnya. "Sebagai gantinya aku bisa apa agar kau melanjutkan ceritamu itu?"

First meletakkan jari telunjuknya pada dagu seolah olah ia tengah memikirkan apa yang Khao katakan. "Bagaimana jika kau menjadi kekasihku saja?"

Itu berhasil membuat langkah Khao terhenti. Khao benar benar terkejut dengan apa yang baru saja keluar dari mulut First.

Melihat itu First tak kuasa menahan tawanya, Ia tertawa terbahak-bahak. Bagaimana tidak, wajah Khao seketika memerah dan lihat wajah terkejut yang dibuatnya.

"Aku becanda, tolong jangan menganggap itu serius," kata First di sela sela tertawaan-nya.

Khao bernapas lega. "Aku bisa di musuhi Kak Gawin jika menerima penawaranmu tadi."

Tawaan First seketika terhenti mendengar Khao menyebutkan nama kakaknya. Benar jika yang orang lain tahu First menyukai Gawin, tapi di hatinya masih tertulis nama Rey sampai saat ini. Alasan menyukai Gawin hanyalah pengalihan saja.

Seorang anak kecil berusia 7 tahun tiba tiba saja memeluk kaki First dari belakang. Pemuda ini sedikit terkejut dan langsung melihatnya.

"Kak Filt, Elo lindu Kakak." Bocah yang memeluk kaki First ini melepaskan pelukannya. First berjongkok untuk menyetarakan tubuhnya dengan bocah 7 tahun itu.

"Celo, apa yang kau lakukan di sini? Kau dengan siapa?"

Khao menatap First juga bocah itu bergantian. Siapa bocah yang sedang First ajak bicara saat ini, mungkinkah saudaranya?

Bocah bernama Celo itu menunjuk lucu ke pria yang tengah berjalan kearahnya saat ini. "Kak Folt." Namanya anak kecil masih belajar berbicara, wajar saja jika Celo belum lancar berbicara.

"Maafkan Celo, Kak, dia lari hanya melihat punggungmu saja. Dia sudah sangat hafal postur tubuhmu." Pria bernama Fourth yang merupakan Kakak Celo ini menghampiri dan mengambil kembali adiknya.

"Kak ley?" Celo kembali membuka suaranya. Fourth terkejut saat adiknya tiba tiba menyebutkan nama Rey tanpa sebab, ini sangat aneh. Fourth masih belum menyadari kehadiran Khao di sana.

First terkekeh pelan. "Bukan, ini Kak Khao, bukan Kak Rey."

Celo menggeleng lucu. "Bukan?"

Fourth mengerutkan keningnya, kemudian ia dengan cepat menoleh ke arah pria yang berdiri di samping First. Pemuda itu berhasil membulatkan matanya sempurna melihat, "K-Kak R-rey?" Tanyanya dengan gugup. Tidak heran jika adiknya menyebutkan nama Rey tadi.

Sementara Khao semakin bertanya tanya siapa sebenarnya mereka. Apalagi namanya di sebutkan oleh First tadi.

First berdiri sembari menggendong Celo. "Fourth, ini Khao adik dari temanku, memang wajahnya sangat mirip sekali dengan Rey, tapi sifatnya benar benar jauh berbeda."

Khao tersenyum menyapanya. Fourth dengan seksama memperhatikan Khao dari atas sampai bawah. Harus Fourth akui jika orang yang berada di hadapannya saat ini benar benar mirip dengan kakaknya, dari atas sampai bawah kecuali model rambutnya benar benar mirip, seperti jiplakan kakaknya.

"Kak Ley ini lucu," Celo kembali bersuara. Wajar saja jika ia berkata seperti itu, Rey yang mereka kenal memiliki wajah yang bisa dibilang cuek.

"Kak First, apa ini?" Khao berbisik First.

"Ini Celo," First menurunkan Celo dari gendongannya. "Dan ini kakaknya Fourth, mereka berdua adik Rey."

"Lalu?"

"Pergilah ke kafe ku, akan ku jelaskan semuanya di sana, Perth mungkin sudah membuka Kafenya," ajak First.

Benar, hal seperti ini memang seharusnya tidak dibicarakan di pinggir jalan seperti ini. Ngomong-ngomong, ini sangat kebetulan sekali Fourth dan Celo menghampirinya, jika tidak ia masih terdiam dengan perkataan Khao yang menyebut-nyebut nama Gawin itu.

MILKSHAKE |FKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang