24.

1.2K 102 2
                                    

•••
Sesuai janjinya, dia harus bisa membuat Perth dan Chimon bersama apapun caranya. Kali ini dia berkunjung ke kafe bukan untuk First, tapi untuk Perth. Menurutnya, dibanding mengejar cintanya sendiri, lebih mengasyikkan jika membantu masalah cinta orang lain. Urusannya belakangan.

First benar benar cemburu walau Perth telah menjelaskan jika tidak ada apapun yang terjadi diantara mereka berdua. Ini pemandangan yang seharusnya tak ia lihat, saat Khao sekarang berkunjung untuk menemui adiknya bukan dirinya.

"Kau menyukainya. Dia menyukaimu. Kalian saling mencintai, mengapa harus berpikir lama-lama?" Tanya Khao yang hanya di tanggapi senyuman oleh Perth.

"Mengutarakan perasaan tidak semudah yang kau kira. Kau gampang mengatakan itu, tidak untuk aku yang menjalankannya." Helaan napas terdengar dari Perth. Bukan hanya kakaknya, ternyata adiknya juga menjadi pengecut jika menyangkut percintaan.

"Hmm," Khao memutar bola matanya malas.

"Coba kau yang mengatakan itu pada Kak First, apa kau bisa?"

Khao tersenyum remeh mendengarnya. "Percuma saja, Kak, aku sudah tahu jawabannya apa."

"Apa?"

"Dia akan menganggap aku sebagai adiknya, dan selalu itu alasannya."

Ohh itu alasannya mengapa kakaknya sangat sulit mendapatkan orang yang ada di hadapannya ini. Ternyata bukan karena Khao tidak menyukainya, tapi memang First yang terlalu pengecut. Sebaiknya untuk saat ini, Perth harus membiarkan Khao dan kakaknya mencari jalan keluar untuk masalah cinta mereka. Perth tidak akan mengatakan jika sebenarnya kakaknya menyukainya, biarkan mereka yang menyadarinya sendiri.

"Kau bawa temanmu itu kesini, aku akan mencoba."

Khao mengacungkan jempolnya. "Segera."

•••

Dengan pakaian rapi semi formal, Bright mengambil kunci mobilnya berniat untuk pergi. Gawin yang penasaran akan pergi kemana saudaranya itu, bertanya. "Akan pergi kemana kau ?"

Bright menoleh. "Menjemput Khao."

Dilihatnya jam yang menempel di dinding. Sudah pukul setengah empat sore, ini sudah lewat dari jam pulang sekolah. Keningnya berkerut heran. "Benar, harusnya dia pulang lebih awal."

"Kau ini seperti tak mengenal adikmu saja. Dia sedang berada di kafe milik First, mungkin sedang tahap pendekatan."

Gawin tertawa. "Oh kau benar." Dia ingat beberapa hari lalu Khao menyindir hubungannya terlalu terbuka dan jika Khao memiliki pasangan dia tidak akan membuat hal romantis di luar, cukup menjadi konsumsi pribadi saja.

"Hay Fluke," sapa Bright ketika melihat kekasih saudaranya menghampiri mereka dengan pakaian rapi dan ransel di gendongannya. Sedangkan Fluke hanya menanggapinya dengan senyuman.

"Kau akan pergi kemana?" Gawin mengulang pertanyaan yang ia tanyakan pada Bright tadi. Tumben sekali Fluke berdandan sangat rapi dari biasanya, mencurigakan.

"Aku akan janji temu dengan temanku. Kebetulan dia ada di sini, kami akan membuat tugas bersama," jawab Fluke.

"Pria? Atau wanita?" Tanya Gawin lagi, dia benar menaruh rasa curiga pada Fluke.

"Pria," Fluke menggenggam tangan Gawin dan membuat Bright bergidik, mereka memang terlalu terbuka. "Aku tidak akan berselingkuh, dia hanya teman."

"Hey, di sini masih ada aku! Bisa bisanya kalian berbuat romantis di depan ku," sindir Bright.

Keduanya memang selalu lupa waktu jika jiwa bucin sudah merasuki diri mereka. Meskipun banyak orang, mereka selalu menganggap hanya ada mereka tak melihat yang lain. Apa ini definisi dunia milik berdua yang lain hanya numpang? Berlebihan.

MILKSHAKE |FKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang