•••
Khao sudah mulai terbiasa pergi ke kafe milik First sepulang sekolah, kadang pergi sendiri kadang bersama Chimon temannya. Seperti kali ini saja, masih dengan setelan seragam sekolah lengkap, ia sudah menyapa si pemilik kafe dengan senyuman manisnya."Kak, tolong buatkan satu milkshake varian strawberry," titah First pada pria yang lebih tua dua tahun darinya. Pria itu mengangguk, mereka sudah hafal ketika Khao ke tempat itu pasti menu itu yang akan dia pesan.
"Yakin sekali aku akan memesan milkshake kali ini?" Kata Khao.
Pemilik kafe itu terkekeh. "Kau sekarang sering sekali mengunjungi tempat ini, bahkan para karyawan di sini sudah sangat mengenalmu."
Khao hanya tersenyum menanggapinya.
"Kira kira kita sudah berteman kurang lebih 23 hari, benar?" First menghitungnya.
Khao mengangguk ragu, entahlah dia tak menghitung sudah berapa hari mereka saling mengenal.
"Ayo ke ruangan ku, belum pernah kan kau ke sana ?" Ajak First.
"Ruangan mu?" Tanya Khao.
First mengangguk. "Ayo akan ku tunjukan tempat favoritku."
Lagi lagi Khao mengangguk, kemudian ia menoleh ke arah pria yang menerima pesanannya itu. "Kak, untuk milkshake ku buatkan saja nanti."
Pria itu mengangguk, "Baiklah."
•••
Ini pertama kalinya semenjak First membuka kafe, orang lain yang bukan bagian dari keluarganya memasuki ruang pribadinya. Awalnya Khao juga bingung mengapa bisa dirinya di ajak ke ruangan pribadi yang bahkan Perth saja tak boleh sembarangan masuk ke ruangan itu. Perlahan-lahan Khao melangkahkan kakinya masuk ke ruangan itu, minimalis dan sangat nyaman, mungkin itu sebabnya First memfavoritkan ruangan ini.
"Biasanya ketika pikiranku sedang kacau atau sedang banyak masalah, aku melarikan diri ke tempat ini," kata First seraya menutup pintu ruangan itu.
Khao menatap seluruh sudut ruangan. "hmm, ruangan ini cukup bagus."
"Kau tidak bertanya mengapa aku mengajakmu ke sini?" Tanya First.
Benar, Khao belum tau maksud dan tujuan si pemilik kafe mengajaknya ke ruangan ini. "Mengapa?"
"Duduklah," titah First.
Khao hanya mengangguk dan menurut. Terdapat dua kursi dan satu meja yang terbuat dari kayu jati di ruangan itu.
"Ruangan ini seharusnya tidak boleh di kunjungi siapapun selain aku dan Rey, " ujar First.
Mendengar itu, Khao beranjak dari tempat duduknya. "Yasudah aku akan pergi dari sini." Ia hendak melangkahkan kakinya, namun di tahan oleh First.
"Hey, aku belum selesai bicara, duduk kembali," titah First dan Khao lagi lagi menurut.
First kini sudah duduk di kursi kosong sebelah Khao. "Karena aku telah sepenuhnya percaya padamu, aku mengizinkanmu ke sini. Hanya kau, ingat itu."
"Apa karena aku mirip dengan kekasihmu?"
First mengangguk. "Itu juga salah satu alasanku."
Khao baru menyadari foto Rey dan First terpajang di sana. Tanpa mengatakan apapun, Khao berjalan ke arah foto itu dan memandanginya beberapa saat. "Kak First, kau terlihat sedikit lucu di foto ini, tapi tetap tampan," puji Khao berhasil membuat pemilik kafe itu sedikit tersipu.
"Aku ingin melanjutkan ceritaku yang tertunda selama 21 hari, apa kau masih ingin mendengar alasanku berpisah dengannya?" Tanya First.
Khao membalikkan tubuhnya antusias mendengar pertanyaan First. "Bukankah alasannya, maaf karena Kak Rey meninggal dunia?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MILKSHAKE |FK
Fanfiction"Berhenti menjadi bayangan dalam hidupku jika memang kau tak bisa menerimaku" "..." bxb gausah di jelasin lagi ygy