12.

957 130 11
                                    

•••

Suara alarm menggema di kamar Khao. Mendengar itu Khao langsung terbangun dari tidurnya, handuk bekas kompresan semalam masih menempel pada keningnya. Pagi ini rasanya tubuh Khao kembali seperti biasa, walaupun sedikit masih pusing.

Khao berniat membuka gorden jendela nya, tapi dia rasa sebaiknya ia segera bergegas ke kamar mandi, waktu sudah menunjukkan pukul 06.25 da dia akan terlambat pergi ke sekolah jika terus mengulur waktu seperti ini. Dan hal itu membuat Bright yang niatnya akan memeriksa Khao mengurungkan niat tersebut, dia akan membiarkan adiknya beristirahat dan tak akan mengganggunya.

Beberapa menit setelahnya, Khao turun ke bawah dan bergabung sarapan dengan yang lainnya. Itu menarik perhatian seluruh anggota keluarga yang tengah duduk di meja makan.

Khao duduk di samping ibunya seperti biasa. Dia mengambil roti dan selai kemudian menyatukan keduanya.

"Khao kau ini sedang sakit, kau bisa absen beberapa hari," kata Gawin.

Dengan mulut penuh roti, Khao nekat berbicara, "Aku sehat."

"Benar apa kata kakakmu, sebaiknya kau istirahat saja hari ini." Bahkan saat ayahnya yang menyuruh, dia tetap menolak untuk beristirahat di rumah. Menurutnya diam di rumah sangat membosankan dan dia cukup kuat melawan sakitnya.

"Ayo, Kak Bay," kata Khao sambil meneguk satu gelas air putih sampai habis. Dia sengaja seperti itu agar terlihat sehat di depan keluarga nya.

Bright ingin sekali melarang adiknya yang keras kepala itu, tapi ia tidak bisa saat ini, seragam sekolahnya sudah rapi di tubuhnya, lihatlah rambutnya yang rapi juga parfum-nya yang mungkin bisa tercium ke seluruh penjuru rumah.

•••

Beberapa siswa dan siswi berteriak histeris di parkiran. Kakak beradik itu menjadi pusat perhatian sekarang. Karena Khawatir, Bright mengantarkan Khao sampai ke kelasnya. Khao sempat menolak penawaran kakaknya untuk mengantarkannya ke kelas, tapi sama halnya dengan Khao, Kakaknya pun sangat keras kepala.

"Ternyata kau ingin mengantarku sampai ke kelas untuk tebar pesona," ejek Khao pada kakaknya itu.

Khao sudah berada di depan kelasnya dengan selamat dan juga teriakan para siswi yang masih bisa terdengar jelas olehnya. Khao sangat iri pada kakaknya, dia yang bersekolah di sana tapi kakaknya yang lebih populer darinya. Apa itu adil?

Chimon yang baru saja sampai pun menyapa Bright dengan ramah. "Selamat pagi kak." Chimon sedikit merasa aneh, tumben sekali kak Bright mengantar Khao sampai ke kelas seperti ini.

"Yasudah kau pergi sana, kau bisa menggegerkan satu sekolah jika terus ada di sini," usir Khao.

Bright mengangguk kemudian ia mengelus rambut Khao dengan lembut. "Chimon aku titip adikku ya, dia sakit semalam dan tolong hubungi aku jika terjadi apa apa padanya."

Chimon mengacungkan dua jempol tangannya.

"Sudahlah aku bukan anak kecil," protes Khao.

"Iya iya aku akan pergi, takut sekali pesona kakakmu ini di lihat teman teman wanita mu."

Bright pergi meninggalkan Khao dan kembali ke parkiran. Ini bukan kali pertama Bright menampakkan dirinya di sekolah Khao. Sebelum Khao kelas dua belas, dia sering seperti itu karena ada alasan di baliknya. Bright tertarik pada salah satu kakak kelas Khao, ia tak memiliki keberanian tinggi untuk mendekatinya selain hanya memandangnya diam diam ketika mengantar adiknya ke sekolah.

Chimon yang penasaran segera menyerang Khao dengan pertanyaan yang bertubi-tubi. Tapi Khao menjawab semua pertanyaan itu hanya dengan satu jawaban singkat. "Kakakku berlebihan," hanya itu jawaban yang Khao berikan.

MILKSHAKE |FKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang