18.

845 108 13
                                    

•••

Selain Chimon, Kedua kakaknya juga membawa milkshake sebagai buah tangan sekaligus permintaan maaf karena sudah meninggalkan Khao dalam keadaan seperti ini. Alih-alih menerimanya, Khao menolak milkshake itu dengan ragu. Padahal dia benar benar sangat menginginkan minuman yang menjadi favorit nya itu.

"Ada apa ?" Tanya Gawin bingung.

Khao menunjuk First dengan malas, kebetulan dia belum kembali. Mungkin betah di sana. "Kak First melarang ku meminumnya."

Sontak kedua kakaknya menatap First secara bersamaan dan memandangnya bingung. Yang di tatap pun membuka suaranya. "Adik kalian sedang sakit. Tidak baik meminum minuman dingin bervarian seperti itu, tidak baik untuk kesehatannya." 

Bright menggeleng takjub dengan apa yang First katakan, sungguh bijak. Bright sudah tak heran lagi dengan sikap temannya ini. Dia selalu peduli pada siapapun, tak pandang bulu. Bahkan Bright pernah menyukainya sebelum menyukai senior Khao, tapi tak ada satu orangpun yang mengetahuinya, biar hanya dirinya yang tahu. "Baiklah, akan aku simpan di lemari es sampai dia sembuh," kata Bright.

Khao tak menduga Bright berpihak pada First. Baiklah tidak jadi masalah, dia harus segera sembuh agar mendapatkan kembali haknya. "Oh ya, Chimon berkunjung tadi, tapi dia sudah pulang dengan cepat."

"First terimakasih banyak telah menjaga adikku, apa kau perlu bayaran?" Tanya Bright bergurau.

Tapi First mengangguk menyetujui perkataan Bright. "Tentu, menjaga dia itu hal yang sulit, kau harus membayar ku."

Kembali Khao menatap First. Ternyata jika sudah dekat dengannya dia sangat amat menyebalkan tidak seperti awal berkenalan. Penampilan dan perbuatannya benar benar berbeda.

"Berapa yang kau minta?" Tanya Bright.

"Hmm. Adik kalian ini sangat menyebalkan, aku saja kewalahan menjaganya, imbalannya harus besar tentunya." First ini melebih-lebihkan. Rasanya Khao tak sangat merepotkannya, dan juga bukannya First bilang ia tidak di repot kan?

"Aku tidak merepotkannya, Kak, aku serius," Khao membela dirinya sendiri.

First terkekeh. "Aku hanya bercanda. Baiklah aku akan pergi, semoga lekas sembuh, Khao."

"Sekali lagi terimakasih banyak, First." Kali ini Gawin yang membuka suara. Dia tidak ingin kembali menaruh hatinya pada Gawin, dia harus bisa bersikap biasa saja dan berteman seperti seharusnya.

"Tenang saja," jawab First. "Baiklah, aku pergi sekarang."

Gawin dan Bright hanya mengangguk. First sudah melangkahkan kakinya menuju pintu keluar, tapi Khao terdiam tanpa mengatakan apapun padanya. Setelah First berhasil melewati pintu, Khao mengejar dan menghentikannya. Aneh.

"Kak First," panggil Khao.

Yang di panggil berhenti kemudian menoleh. "Ada apa lagi?"

"Mmm, terimakasih untuk hari ini," Khao memberikan senyumannya. "Maafkan sikapku yang terlalu kekanak-kanakan."

"Tidak apa-apa. Kau ini cepat sekali berubah ya, tadi marah sekarang baik padaku."

Itulah yang tidak Khao mengerti, dan dia akan mencoba mencari alasan itu nanti. "Berhati-hatilah."

First mengangguk. "Sampai jumpa."

•••

Sepertinya memang perlahan-lahan kondisi Khao sudah membaik. Malam kemarin ia tak bisa bergabung makan malam dengan yang lain, tapi malam ini dia ikut bergabung dengan yang lain.

"Bagaimana keadaan mu, Khao?" tanya Ren, sementara yang lain sibuk dengan piring masing-masing.

Khao melahap makanannya kemudian mengangguk. "Sudah lumayan membaik."

MILKSHAKE |FKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang