•••
"Aku ini seperti sedang di culik," oceh Khao saat dirinya di tinggal sendirian di kamar First, sementara pemilik kamar sendiri pergi entah kemana. Lucunya lagi, Khao duduk dengan kedua kakinya yang terlipat sembari memandang polos pintu kamar berharap First segera kembali. Ini menakutkan.
Beberapa menit kemudian, First sudah kembali dengan paper bag di tangan kirinya dan segelas susu di tangan kirinya. "Maaf menunggu lama," dia kemudian menutup pintu kamarnya, meletakkan paper bag itu di meja dan menghampiri adiknya yang sudah naik pangkat menjadi kekasihnya.
"Bright baru saja kemari mengantarkan seragam sekolahmu, dan ini," First memberikan segelas susu pada Khao. "Bright bilang sebelum tidur kau harus minum susu."
Khao menerimanya dan segera menghabiskan susu itu sampai habis. "Terimakasih banyak, Kak." Dia memberikan gelas yang sudah kosong itu pada First untuk di simpan.
"Kau sering minum susu seperti ini?"
Khao mengangguk. "Sudah menjadi kebiasaanku sejak kecil sampai sekarang."
"Pantas saja kau seperti anak kecil."
Jika sebelumnya Khao kesal di sebut anak kecil, hari ini tidak. Khao membebaskan First memanggilnya dengan sebutan apapun. Dia tidak akan membiarkan pertengkaran hanya karena masalah sepele. Sudah cukup baginya mendapatkan First, dia tidak ingin First kembali menjadi kakaknya.
"Sudah pukul sembilan, tidurlah besok sekolah." Titah First. Khao hanya menurut dan masuk kedalam selimut di susul oleh First.
"Kak," panggil Khao.
"Hmm."
"Bolehkah aku memelukmu?" Tanyanya dengan ragu. Walaupun sudah menjalin hubungan, rasa malu dalam dirinya masih saja ada.
Untuk apa dia meminta izin, peluk saja. "Bolehkah aku menciummu?" First malah bertanya balik pada Khao. "Jika boleh, maka akan aku izinkan kau memelukku."
"Harus itu kah?" Tanya Khao. Apa semua orang yang pacaran harus melakukan itu. Tidakkah yang lain seperti berpelukan, mengelus pipi, atau hal romantis lainnya. Mengapa harus ciuman? Pikirnya.
Khao harus bisa bertingkah seperti remaja. Dia menghela napasnya sebelum melakukan apa yang di minta First, ini pertama kali baginya. "Kak, lihatlah ke sini."
Tanpa lama-lama, First membalikkan tubuhnya agar menghadap ke arah Khao. "Lalu apa?"
Kembali Khao menghela napasnya. Ia mendekat ke arah First dan memposisikan wajahnya agar sejajar dengan First. Sebenarnya First hanya ingin mencium keningnya, itu saja. Entahlah mengapa Khao berpikir ke arah sana.
Saat wajah mereka sudah dekat bahkan hidung mereka sudah bersentuhan, First memejamkan matanya siap untuk menerima apa yang akan Khao lakukan padanya. Tapi Khao malah kembali menjauhkan wajahnya. Tentu saja First kecewa dengan itu.
"Ada apa?" Tanya First.
Khao menggeleng. "Aku tidak bisa, kau saja."
Oh hanya itu masalahnya. Dengan senang hati First menuruti perintah Khao. Tidak seperti Khao yang lamban, First dengan cepat menarik tengkuknya dan menempelkan bibirnya. Awalnya First tidak ingin melakukan ini, tapi bibir Khao terlalu menggoda imannya, apalagi deru napas Khao. Ingin dia melakukan lebih, tapi tidak bisa.
Tidak seperti ciuman yang pertama, ciuman yang ini lebih sedikit panas. First yang awalnya melumat bibir Khao dengan lembut, kini melumatnya dengan kasar. Sepertinya Khao sudah terbawa permainan First, dia menahan tengkuk pria di hadapannya dan membalas ciuman yang pria itu berikan. First terlalu agresif, dia kini berada di atas tubuh Khao dan menciumnya dalam posisi itu. Meskipun napasnya terasa hampir habis, Khao tetap meladeninya, dia terlalu menikmatinya sampai tak bisa berpikir apa apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
MILKSHAKE |FK
Fanfiction"Berhenti menjadi bayangan dalam hidupku jika memang kau tak bisa menerimaku" "..." bxb gausah di jelasin lagi ygy