11.

959 114 4
                                    

•••

Khao tengah sibuk menyalin materi fisika yang sebelumnya telah di terangkan. Khao merangkai rumus rumus yang tertulis acak di papan tulis, ia sedikit pusing karena tulisan guru itu sulit di mengerti. Ketika sedang fokus, Chimon malah mengganggunya. Temannya itu menggoyangkan lengan Khao, sebelum Khao meladeninya ia terus menggoyangkan lengan Khao.

"Khao." Chimon masih bersikeras menggoyangkan lengan Khao.

Khao yang kesal menghela napasnya, ia melirik Chimon dengan tajam dan menghentikan aktivitas menulisnya. "Apa?"

Chimon tersenyum sebelum melanjutkan perkataannya.

"Aneh." Khao menghiraukan temannya itu kemudian ia kembali menulis materi di papan tulis yang belum selesai.

"Kapan kau ada rencana pergi ke kafe Kak First lagi?"

Khao kembali menghentikan kegiatan menulisnya, lirikan pada Chimon kali ini berbeda. "Ada apa denganmu?"

"Jawab saja kapan."

Khao menggeleng. "Entahlah."

"Apa hari ini kau akan pergi ke sana?" Tanya Chimon lagi.

Khao menaikkan satu alisnya. Ia kemudian tersenyum ke arah temannya, ia baru ingat ada siapa selain First yang berada di kafe itu. "Kak Perth? Kau sudah terpikat olehnya ternyata."

Chimon terkejut karena tebakan Khao kali ini benar, sial.

Selain Khao yang semakin dekat dengan si pemilik kafe, rupanya temannya juga dekat dengan adik si pemilik kafe. Entahlah sejak kapan itu terjadi, Chimon tak pernah memberitahunya tentang perasaannya pada Perth, atau mungkin Khao yang tak menyadari itu. Selama ini Khao sibuk pada First, ia tak melirik Chimon ataupun Perth, bahkan ia tak menyadari perubahan sikap Chimon.

Chimon dengan ragu mengangguk, jika ditutupi pun ia lebih membutuhkan Khao agar bisa dekat dengan Perth. "Bantu aku agar bisa dekat dengannya," pinta Chimon.

"Siapa? Kak First?"

Chimon menempeleng kepala Khao dengan santai. "Adiknya!"

"Sakit! Tanganmu ringan sekali." Khao mengusap kepalanya seolah olah pukulan yang di berikan Chimon menyakiti dirinya.

"Ayo pergi ke kafe itu, aku traktir."

Chimon terus mengajak Khao ke tempat itu, sementara Khao menolak setiap ajakannya itu. Ia baru saja di curigai kakaknya menyukai First karena sering ke kafe miliknya, ia tak mau jika kakaknya kembali mencurigai dirinya.

"Aku ada urusan sore ini, kau pergi saja sendiri," penolakan Khao yang ini agak sedikit masuk akal.

"Besok?"

"Biar aku pikirkan nanti."

"Oke besok," putus Chimon sepihak.

"Aku tidak janji!"

•••

Khao ingin sekali mampir ke kafe milik First, sudah lama ia tak mengunjungi tempat itu. Khao tersenyum ketika melihat kafe itu selalu ramai pengunjung.

Tiba tiba ada tangan yang hinggap di bahu Khao. Dia terkejut dan dengan cepat melihat siapa yang memegang bahunya. Melihat orang itu, dengan segera Khao menghela napas dan mengusap dadanya. "Kau ini mengagetkan ku saja Fourth."

Yang memegang bahu Khao tadi adalah Fourth. "Maafkan aku, Kak."

"Kau akan kemana dan dengan siapa?" Tanya Khao.

"Sendiri, aku ingin pergi ke kafe kak First. Kau sendiri?" Fourth membalikkan pertanyaan Khao.

Khao berpikir sejenak. Benar, dia sedang apa berdiri di seberang jalan sambil menatap kafe First. "Aku baru pulang sekolah, dan kebetulan aku melewati jalan ini."

MILKSHAKE |FKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang