19.

837 96 5
                                    

•••
Sepanjang malam, Khao memikirkan apa yang terjadi padanya. Dia masih bingung mengapa dan ada apa, itu sebabnya dia memutuskan untuk pergi ke kafe some day. Ini jam kerja dan jamnya sekolah, kafe itu tampak sepi saat ia berkunjung. Mengapa Khao tidak sekolah padahal kondisi nya sudah membaik, karena dia bilang tanggung ini hari terakhir.

"Bagaimana keadaanmu?" Pertanyaan secara tiba-tiba itu membuat Khao terkejut. Ia segera membalikkan tubuhnya dan mendapati First tengah berdiri di belakangnya.

"Kak First." Kemudian dia menganggukkan kepalanya. "Sudah membaik."

"Apa kau ke sini menagih janjiku lagi?"

Khao lupa janji apa lagi yang ia buat dengan pemuda yang 2 tahun lebih tua darinya itu. "Janji?" Tanyanya.

First tertawa kecil. "Baiklah ayo duduk, aku buatkan milkshake untukmu gratis."

Sekarang dia ingat. Benar, First berjanji jika dirinya sembuh nanti akan memberikan Milkshake gratis setiap kali dia berkunjung. Padahal Khao tidak berniat seperti, dia berkunjung karena alasan lain.

Maka dari itu Khao segera menggelengkan kepalanya, "Tidak, aku ke sini untuk memberikanmu ini." dia memberikan sebuah paper bag berukuran sedang berwarna ungu muda pada First.

"Apa?" First menerima pemberiannya itu kemudian membukanya, didalamnya terdapat wadah kardus berwarna merah muda berisikan beberapa cupcake. "Untukku?" Tanyanya.

Khao mengangguk kembali. "Tanda terimakasih untuk waktu itu kau sudah menjagaku, sekaligus permintaan maaf karena telah lancang memelukmu." Dia menundukkan kepalanya malu.

"Kau membuatnya sendiri?" Tanya First, padahal dia tahu Khao membelinya, di sana sudah jelas tertulis nama toko yang menjualnya. Upaya itu First lakukan agar Khao tak merasa canggung padanya.

Benar saja, Khao kembali mengangkat kepalanya menatap wajah si pemilik Kafe. "Bagaimana bisa aku membuatnya? Apa kau tidak lihat nama toko di kemasannya ?"

"Benarkah?" First berpura-pura membuka paper bag itu untuk melihatnya. "Oh iya, aku pikir kau membuatnya."

"Membuat nasi goreng saja gosong dan asin, keterampilan memasak ku benar benar buruk."

"Aku buatkan milkshake, duduklah."

"Aku minta maaf, Kak, tapi aku harus pulang."

First bingung, dia datang baru saja dan belum lama, mengapa harus pergi lebih cepat. First ingin berbincang dan menghabiskan waktu lagi dengan Khao, itung-itung pendekatan. "Cepat sekali."

"Satu keluarga pasti akan memarahi ku ketika aku sampai di rumah," sebelum melanjutkannya dia menghela napas terlebih dahulu. "Aku ke sini pergi secara diam diam."

"Nakal sekali, mengapa kau tidak meminta izin terlebih dahulu?"

Khao kembali menghela napasnya. "Pasti mereka melarang, ayah bilang aku baru sembuh harus diam di rumah tak boleh kemana mana." Kemudian dia memutar bola matanya malas, "bukankah itu menyebalkan?"

"Ayahmu benar. Yasudah, mau aku antar pulang?"

"Tidak perlu, maaf Kak aku tidak bisa berlama-lama."

First mengerti, dia harus menyingkirkan jauh jauh keinginannya untuk berbincang lebih lama dengan Khao. "Malam nanti kau sibuk?" Tanyanya.

Khao menggeleng ragu. Malam ini malam Minggu, biasanya dia akan mendengar kan radio karena penyiar favorit nya Itu. Tapi dia ingat radionya rusak dan belum di perbaiki sampai sekarang.

"Ingin berkunjung ke tempat kerja ku yang lain?" Tawar First.

"Kau punya pekerjaan lain? Apa?" Khao sangat penasaran.

MILKSHAKE |FKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang