Kabar kematian Varo dan Hendra membuat satu sekolah SMA Bina Bangsa gempar. Tentu saja berita itu mengguncang semua murid di sana. Apalagi setelah tahu kalau ayah dan anak itu tiada karena dibunuh di rumah sakit saat Varo dirawat.
"Apa ini juga ulah pembunuh Venya?"
"Bisa jadi. Soalnya setelah Venya, dia bunuh Varo dan Pak Hendra!"
"Ngeri, coy! Jangan-jangan setelah ini satu sekolah yang dibunuh karena diam aja nggak ngebela Anantha!"
"Kok Anantha jadinya?"
"Lo nggak tau kalau pembunuh itu mirip Anantha? Pasti dia pelakunya!"
Beberapa murid berkerumun untuk membahas semua itu. Mereka menduga dan menyimpulkan sendiri tanpa tahu kebenarannya.
Koridor yang cukup ramai menjadi hening setelah sosok yang mereka bicarakan datang. Ya, dia adalah Anantha tetapi dengan penampilan barunya.
"Apa lihat-lihat? Mau gue colok mata lo pakai pisau?!" sembur Anantha setelah melihat gerombolan siswi berpakaian ketat meliriknya dengan sinis.
Mereka bingung kenapa tiba-tiba sosok Anantha yang cupu berubah menjadi sosok yang judes seperti ini?
"Ah! Sekolah memang membosankan." Anantha menghela napas. Ia masih sibuk mengunyah permen karet yang menghuni mulutnya.
"Lihat, bahkan pembunuh itu tidak merasa bersalah atas semua perbuatannya!" sindir siswi lain langsung didengar oleh Anantha.
"Anantha! Lo goblok! Psikopat lo!" cerca siswa bertubuh tambun.
"Gue bukan Anantha!" sentak cewek itu dengan suara lantangnya. Hal itu sangat mengejutkan, karena selama ini Anantha jarang berbicara dengan nada tinggi.
"Cewek goblok itu sekarang lagi menikmati hidup di apartemennya!" jelas Anantha semakin membuat bingung semua orang.
Hening. Murid di sana sibuk berpikir siapa sebenarnya Anantha di depan mereka. Jika benar dia Anantha, maka terlalu membingungkan untuk dicerna.
"Levant mana?" Anantha bertanya dengan tampang datarnya.
"Lo semua bisu? Gue tanya Levant mana?!"
Tidak ada yang menjawab sama sekali. Anantha terkekeh pelan, apakah benar kalau murid di SMA Bina Bangsa takut dengan sosok penindas bernama Levant?
"Lo cari gue?"
Sosok yang Anantha cari sudah berdiri di belakangnya. Cewek itu membalikkan tubuhnya, menghadap langsung dengan Levant.
"Wow!" Levant memperhatikan penampilan orang yang dibencinya dari atas sampai bawah.
Hari ini Anantha memakai rok pendek di atas lutut dengan seragam ketat dan dibalut oleh jaket hitam kebesaran. Satu lagi, rambut Anantha dipotong pendek menyerupai laki-laki.
"Penampilan lo lumayan juga. Tapi ... itu nggak cocok sama lo," ledek Levant lalu tertawa kecil.
"Ternyata lo masih berani berangkat setelah bunuh Varo dan Pak Hendra. Lo bener-bener nggak punya hati, ya?" ketus Levant. Ia melangkah agar lebih dekat dengan Anantha.
Anantha pun melangkah. Jarak mereka hanya beberapa jengkal. Dua cewek itu saling melempar tatapan benci satu sama lain.
Kali ini Anantha tidak takut dengan cewek di depannya. Ia tertawa keras melihat wajah Levant dari dekat.
Kedua alis Levant tertaut. "Lo berani ketawa di depan gue?"
"Berani dong, masa nggak," jawab Anantha setelah menetralkan napasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Shadow [END]
غموض / إثارةSatu per satu orang yang mem-bully Anantha Gheania terbunuh dengan keadaan mengenaskan. Hal itu menjadi pertanyaan besar semua orang. Siapakah seseorang yang sudah melakukannya? "Aku memang sakit hati kepada mereka, tetapi aku tidak akan melakukan i...