Angin sore menerpa wajahku perlahan. Bau ramen instant pun beriringan memasuki rongga hidungku saat aku meletakan mangkuk di meja dekat jendela kamarku.
Sudah kuduga tidak ada yang bisa mengalahkan kenikmatan ramen di dunia ini.
Sekilas aku melihat pemandangan kota yang saat ini masih menjadi Ibukota ini dari jendela kamar apartemenku.
Sinar mentari sore yang bertaut dengan awan sehingga menorehkan warna oranye di langit.
Suara klakson dari kendaraan di jalanan besar menandakan sudah waktunya bagi pejuang rupiah untuk kembali pulang.
Terang kini pelan-pelan berganti dengan gelap dengan sinar bulan dan bintang yang menggantikan peran matahari.
Kehidupan di kota ini tampak tidak bergeming dan tetap berputar meski matahari telah berganti dengan bulan.
Meski begini dunia tempatku hidup, banyak orang yang mengatakan bahwa dunia itu sangat indah dan berwarna-warni.
Tapi kenapa duniaku hanya memiliki warna hitam dan abu-abu?
"Udahlah, paling juga tinggal 3 bulan sampe aku gagalin penelitian pak tua itu," gumamku mengambil sumpit dan mengaduk ramen di depanku.
***
"Gak bisa gitu Pah, Nyx itu anak kita, tega-teganya kamu melakukan hal keji itu pada Nyx!" ungkap pemilik suara yang aku kenali sebagai Ibuku.
Aku sedang terjaga dengan tulang-tulang yang terasa remuk, dan tak bisa membuka mata.
'Aku masih hidup? Apa badanku sudah tidak sempurna jadi aku tidak bisa kugerakan lagi, bahkan bibir sekalipun?' batinku usai mendengar suara ibuku yang berubah menjadi isak tangis.
"Kita gak punya cara lain buat nyelametin Nyx. Penelitian ini emang belum sempurna, tapi ayah bakal ngelakuin apapun untuk anak kita," balas laki-laki paruh baya yang biasa ku panggil ayah.
"Tapi dia bukan kelinci percobaan yah. Apa tidak ada cara lain untuk menyelamatkan Nyx selain memasang jantung robot itu?" tutur Ibu dengan suara terisak.
Jantung robot?
Maksudnya mesin yang lebih penting dari keluarga itu akan ayah masukan ke tubuhku?
"Bayangkan saja bu, jika percobaan ini berhasil, gak hanya Nyx aja yang sembuh, tapi orang-orang lain yang punya nasib sama dengannya juga akan terbantu dengan penemuan ini," ujar Ayah bersikeras.
'Jadi aku yang sudah hampir mati ini akan dijadikan kelinci percobaan penelitian gila? Oleh ayahku sendiri?' batinku tak percaya.
Memang hubunganku dengan Ayah tidak sebaik anak perempuan dengan ayah pada umumnya, tapi apakah harus sampai seperti ini?
Apa aku hanya sebatas aset yang bisa bebas dipakai untuk apa saja?
Tidak cukup Ayah memperlakukanku berbeda dengan kakakku. Sekarang dia ingin aku jadi kelinci percobaannya?
Jadi selama ini, aku berharga hanya semacam obyek penelitian di mata Ayah?
***
Satu mangkuk plastik ramen sudah sukses masuk ke usus dua belas jari milikku.
Perkataan ayah waktu itu masih terbayang jelas di dalam tempurung kepala yang pernah dibedahnya ini.
Dikenal sebagai dokter dan ilmuwan gila, sosok August Hartono bagiku sudah tidak bisa lagi dianggap sebagai ayah.
Kecelakaan yang membuat dadaku remuk itu juga masih tidak bisa menghilang dari ingatan.
Aku masih ingat betul rasanya tulang rusuk menancap di jantungku sementara mobil yang aku tumpangi sudah jatuh ke jurang.
Malam itu adalah awal dari hidupku yang abu-abu, selalu berada di pertengahan antara hidup dan mati.
Sebagai ayah di depan umum, dia tampak melakukan tugasnya dengan baik.
Membawa kembali putrinya dari kematian dan memberikan kasih sayang dengan memenuhi kebutuhan materi anak perempuan satu-satunya itu.
Padahal dimataku, laki-laki itu hanya memenuhi tugasnya untuk menjaga agar obyek penelitiannya tidak terganggu sedikitpun.
Sudah cukup Nyx, jangan lagi memikirkan hal yang tidak penting!
"Ah, aku harus ngelengkapin formulir itu," gumamku lagi sambil berjalan mendekati ruangan yang hanya disinari lampu baca si sudut ruangan. Ruang belajar milikku.
Formulir ini akan menjadi langkah awal dari akhir kehidupan yang sudah aku rencanakan.
Bersambung~
Halo lagi,
Terima kasih sudah bersedia membaca petrichor.
Jangan lupa tinggalin kritik dan saran atau komentar apapun untuk petrichor.
Sampai jumpa di part selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Petrichor For Nyx
General FictionPetrikor, angu, atau ampo (bahasa Inggris: petrichor) adalah aroma alami yang dihasilkan saat hujan jatuh di tanah kering. -Wikipedia Charlotte Nyx Hartono Abu-abu, gelap, penuh kabut, dan menyesakkan. Inilah hidupku. Kehadiranmu memberiku sedikit o...