Part. 15, Determination

17 2 0
                                    



***


Malam ini kami berdua memilih tidak tidur dan melanjutkan mengobrol dan saling jujur satu sama lain.

Untuk menemani obrolan kami malam ini, Ansel memilih memesan kopi untuk kami berdua.

Aku menceritakan semua hal yang terjadi selama empat tahun berpisah dengannya.

Mulai dari kejadian saat aku nekat naik gunung yang bikin aku sempat koma dua minggu, sampai kecelakaan yg membuat jantung mesinku yang aneh ini hampir diganti dengan mesin yang lain.

Lalu saat kakakku Oscar yang ayah kirim menjauhiku dengan dalih kuliah di luar negeri setelah mencoba membawaku kabur dari penelitian ayah.

Dan juga saat ibuku, akhirnya menyerah setelah terkena serangan jantung saat aku sekarat tiga tahun lalu.

***

Tiga tahun yang lalu

Setelah menarik rem tangan, aku mematikan mesin tak jauh dari sebuah rumah yang cukup besar dengan pagar tinggi.

Meski tidak berdiri di pusat kota, rumah ini dulu selalu aku tuju ketika aku butuh kebahagiaan.

Sebenarnya aku tidak ada hubungan apapun dengan rumah ini, aku hanyalah teman dari anak pemiliknya.

Anak itu adalah sumber kebahagiaanku.

Ya, itu rumah Ansel yang sekarang hanya ditempati oleh penjaga dan pekerja.

Ansel, kamu kemana sebenarnya?

Apa kamu membenciku hingga keluargamu memilih langsung meninggalkan negara ini?

Aku tahu aku yang menyebabkan malapetaka ini terjadi padamu yang selalu hidup dengan damai.

Tapi apakah aku tidak boleh egois sekali saja? Aku hanya inin melihatmu, memastikan kamu baik-baik saja.

Jika kakakmu mau aku pergi dari hidupmu sejauh mungkin maka aku akan melakukannya, asal aku bisa melihatmu lagi.

Aku janji tidak akan pernah muncul di hadapanmu seperti yang kakakmu suruh saat di rumah sakit.

Tapi aku mohon, setidaknya beri tahu aku dimana kamu sekarang.

Berbagai tempat dan manusia yang aku hampiri untuk menemukanmu, tapi bahkan bayanganmu saja tidak pernah sampai di pelupuk mataku.

Suara dering panggilan telpon dari ponsel mendadak membuyarkan lamunanku.

'Nyx! Papa berhasil ngelacak kamu sekarang! Cepet kabur sebelum kamu diseret ke lab sialan itu lagi!" Teriak kak Oscar saat aku belum sempat mengucapkan salam.

Aku hanya bisa menjawab sekenanya lalu bergegas meninggalkan rumah keluarga Ansel yang berada di pinggiran kota ini.

Setelah menyalakan mesin mobil, aku bergegas menginjak pedal gas untuk melaju meninggalkan kota.

Jika aku kabur dari pak tua itu, aku bisa bertemu dengan Ansel kan? Asal aku mencari dengan sungguh-sungguh aku bisa menemuinya kan?

Kemudian aku membelokan mobilku mengarah ke pintu masuk tol menuju keluar kota.

Aku buru-buru menginjak gas setelah sadar ada beberapa mobil yang mengejarku mulai mendekat setelah hampir satu jam kejar-kejaran.

"Bangke," umpatku sambil melirik ke arah spion.

Namun saat aku kembali melihat ke depan, aku melihat sebongkah kayu muatan truk dari lawan arah terlepas dari ikatan dan mulai tumpah ke jalanan.

Dengan panik aku membanting stir ke kiri untuk menghindari kayu tersebut yang berakhir mobilku terjun ke parit dengan bumper depan terlepas.

Petrichor For NyxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang