Ghost - Justin Bieber cover Ben Woodward
Youngblood thinks there's always tomorrow
I miss your touch on nights when I'm hollow
I know you crossed a bridge that I can't follow
Since the love that you left is all that I get
I want you to knowThat if I can't be close to you
I'll settle for the ghost of you
I miss you more than life (more than life)
And if you can't be next to me
Your memory is ecstasy
I miss you more than life
I miss you more than lifeYoungblood thinks there's always tomorrow
I need more time but time can't be borrowed
I'd leave it all behind if I could follow
Since the love that you left is all that I get
I want you to knowThat if I can't be close to you
I'll settle for the ghost of you
I miss you more than life (yeah)
And if you can't be next to me
Your memory is ecstasy (oh)
I miss you more than life
I miss you more than life(Oh)
So if I can't get close to you
I'll settle for the ghost of you
But I miss you more than life
And if you can't be next to me
Your memory is ecstasy
I miss you more than life
I miss you more than life***
Seorang pemuda terlihat mengambil napas panjang, meraup udara dari negara yang sudah bertahun-tahun yang lalu ia tinggalkan.
Berjalan menjauhi pintu kedatangan, pemuda itu menyeret koper dan mengeratkan tas ransel miliknya lalu berjalan menuju pintu keluar.
Kali ini, ia berjanji tidak akan membawa koper-koper di hadapannya lagi jika tanpa gadis pujaannya.
"Nyx, kamu gak lupa sama aku kan?" Lirih pemuda dengan rambut hitam yang dibiarkan panjang menutupi lehernya acak-acakan itu.
Ia memasukan dua koper berukuran besar ke bagasi sementara tas punggung di bahunya ia dekap lalu masuk ke dalam armada tersebut.
Perlahan ia meninggalkan tempat dimana orang datang dan pergi yang umum dikenal dengan nama bandara itu.
Tempat dimana tergambar banyak senyum bahagia menyambut kehadiran orang tersayang setelah jauh terpisah.
Dan juga tempat yang banyak menjatuhkan air mata menemani perpisahan manusia satu dengan yang lain.
"Nyx, please don't go anywhere. Look, I'm back just for you," gumam Ansel menatap ke luar jendela mobil.
Pandangannya pada langit malam kota metropolitan ini kini terhalang dengan banyaknya gedung-gedung pencakar langit yang seakan berdesakan tak mau kalah.
Setelah melewati beberapa gedung pusat perbelanjaan, taksi yang ditumpangi Ansel kini memasuki sebuah kompleks gedung apartemen.
Menghubungi Dokter Mikha adalah hal pertama yang pemuda itu lakukan setelah menginjakkan kaki di apartemen yang akan menjadi tempat tinggalnya selama disini.
"Kak Mikha, aku Ansel. Aku dapat nomor kakak dari kak Alex. Bisa aku ketemu kak Mikha besok?" Ujar Ansel setelah mendekatkan ponsel pintar miliknya ke telinga.
***
"Ansel, aku gak bakal ngasih kamu nasihat apapun soal kamu dan Nyx. But I hope happy ending will come for both of you," tutur Mikha setelah kami sampai di pintu ruangannya.
Aku mengangguk dan berjalan pelan menjauhi tempat berbau menyengat itu.
Butuh beberapa waktu untukku bisa memproses segala hal yang dialami Nyx selama ini.
"Maaf aku gak bisa dateng lebih cepet buat kamu Nyx,"
Aku berdiam cukup lama di kursi depan lift di loby rumah sakit.
Berusaha keras menata perasaan dan pikiran yang sekarang campur aduk tak karuan setelah mendengar cerita dari kak Mikha.
Tanpa aba-aba, sakit kepala yang bertahun-tahun ini aku rasakan justru memilih untuk menunjukkan eksistensinya.
"Oh come on!" Perlahan rasa sakit itu kian kuat dan hampir merenggut kesadaranku.
Tanpa pikir panjang aku meraih botol kecil yang duduk manis di kantong belakang celanaku dan menelan beberapa pil paksa tanpa minum.
Perlahan rasa sakit sialan itu mereda dan kembali bersembunyi di sudut kepalaku, lagi-lagi menanti kesempatan untuk muncul dan meremas setiap bagian di kepalaku.
"Don't go Nyx. I'm begging you. I will use the rest of my life to ensure your happiness. Please don't give up on your life. Don't give up on me," aku bergumam, meraup wajah dengan kasar.
Bagaimana bisa seseorang yang untuknya aku rela memberikan nyawaku justru memutuskan untuk pergi?
Ada apa dengan semua orang di sekitarnya? Apa yang mereka lakukan sampai Nyx bisa berpikir untuk menyerah dengan hidup?
Ya Tuhan! Kenapa sekarang jadi begini?
Aku berdiam cukup lama disana sampai akhirnya aku memutuskan untuk beranjak menuju mobil yang menungguku di parkiran dekat loby.
"Mas Ansel, Pak Alex sudah menunggu Mas di rumah," Pak Ahmad langsung membukakan pintu saat menyadari aku berjalan mendekati mobil.
Aku hanya mengangguk dan masuk ke mobil.
Ingatanku tentang sosok kakak yang dingin namun penyayang muncul di kepalaku.
Apa kakak mau bantu aku? Aku ingat kakak selalu marah ketika menyangkut tentang Nyx.
Haruskah aku memohon pada kakak?
"Mas, mas ke rumah sakit mau nyari nona yang kecelakaan bersama mas waktu itu?" Tanya pak Ahmad saat kami sudah menjauhi rumah sakit.
"Ya gitulah pak, tapi saya gak ketemu orangnya," jawabku sambil menatap ke luar jendela.
"Emang biasanya nona itu suka kesitu mas?" Lanjut pak Ahmad sesekali melirik ke arahku.
Aku lalu menoleh ke arahnya, "Katanya sih gitu. Apa Pak Ahmad mau bantuin saya nyari nona itu?"
Pak Ahmad diam sebentar menatap lampu merah yang kemudian berganti menjadi hijau lalu menjawab.
"Wah Mas, saya gak kenal sama dia. Nanti malah jadi masalah," balas Pak Ahmad tersenyum.
Bersambung~
***
Halo semua,
Terima kasih sudah mampir dan jadi saksi kisah Nyx dan Ansel.
Kalau kamu menemukan cerita atau tokohnya tidak menarik, atau ada kesamaan di part tertentu, aku minta maaf.
Apa kisah ini punya ending bahagia?
Bagaimana sebenarnya hubungan Nyx dan Ansel dulu?
Sampai jumpa di part selanjutnya ;)
KAMU SEDANG MEMBACA
Petrichor For Nyx
Fiksi UmumPetrikor, angu, atau ampo (bahasa Inggris: petrichor) adalah aroma alami yang dihasilkan saat hujan jatuh di tanah kering. -Wikipedia Charlotte Nyx Hartono Abu-abu, gelap, penuh kabut, dan menyesakkan. Inilah hidupku. Kehadiranmu memberiku sedikit o...