Part 12, Mountain

16 1 0
                                    


***


Aku mendadak panik saat Ansel meninggalkanku.

Bodoh memang, aku tau sikapku akan membuat Ansel menjauh. Memang itu yang aku inginkan.

Tapi saat aku melihat matanya. Akal sehatku mendadak menghilang saat mendapati ada tatapan terluka saat ia menatapku.

Aku bahkan tidak bisa mencari sumber dari tatapan itu, yang aku bisa hanya berusaha mengganti luka di mata indahnya itu dengan sorot mata kebahagiaan.

Aku ingin dia tersenyum lebar sampai matanya membentuk bulan sabit hingga hampir menutupi netranya yang berwarna coklat kelam.

'Nyx, kamu tidak perlu mendorongnya menjauh sebegini keras. Kamu hanya harus pastikan dia bahagia sebelum kamu pergi,' batinku.

Aku bergegas membereskan barangku dan berjalan cepat menyusul pria itu.

"Sel!" panggilku, namun Ansel tidak berhenti.

Dengan tergopoh-gopoh aku berusaha mencekal tangannya, mencegahnya berjalan lebih jauh.

Dia memperlambat langkahnya dengan pelan meski dia bersikap tidak mendengarku.

Aku ingat betul keinginan Ansel yang saat ini belum tercapai adalah pergi ke gunung waktu itu.

Kali ini aku pastikan tidak ada kejadian seperti yang terakhir.

"Sel? Ayo kita ke gunung waktu itu," ujarku setelah berhasil mengejar Ansel sampai ke depan cafe.

"Hah? Sekarang banget nih?" jawab Ansel kebingungan.

"Iya, biar lu gak ngambek lagi," jawabku sambil tersenyum.

Ah, kebiasaan lamaku ini memang tidak pernah hilang.

Aku akan mengiyakan permintaan orang yang aku sayang jika mereka ngambek padaku.

Tatapan terluka di mata Ansel kini mulai berganti dengan sorot mata bersemangat.

"Baiklah, kali ini kita gak pakai mobil kan?" tanya pemuda di depanku ini setengah gugup.

Aku tahu Ansel sempat trauma mengemudi karena kecelakaan itu.

Kini ia sudah berani mengendarai mobil.

Namun untuk kembali ke tempat itu dengan berkendara, kurasa masih terlalu dini.

Aku pun hanya menganggukkan kepalaku tanda setuju.

Akhirnya kami memutuskan pergi menggunakan kereta.

Ansel dan aku akhirnya menaiki kereta setelah membeli tiket on the spot di counter stasiun.

Perjalanan yang ditempuh cukup jauh karena kereta ini mengambil jalan memutar.

Kami tetap berangkat meski tahu, baru akan bisa kembali ke kota besok.

Rute yang kita lewati ini tidak melewati jalan tempat mimpi burukku dan Ansel terjadi.

Petrichor For NyxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang