Part. 14, The Truth

15 1 0
                                    


***

Kami memilih menyewa penginapan sebelum kembali ke kota dengan memesan transportasi online.

Tidak ada hal baik jika keberadaan kami diketahui banyak orang jika kami meminta diantar mobil pribadi.

Kami tiba di sebuah kota yang dikelilingi pegunungan, masyarakat ibukota menjadikan wilayah ini sebagai tempat berlibur.

Belum berniat pulang, kami menuju tempat penginapan di pusat kota dan mengungkap setiap hal yang membuat resah di hati kami masing-masing.

Setelah sampai aku memesan kamar club premiere dengan dua kamar tidur lalu memapah Ansel yang masih agak lemas ke dalam salah satu kamar.

Malam ini, kami memutuskan memesan room service.

Setelah kondisi Ansel mulai stabil, kami duduk di ruang tengah.

"Kecelakaan empat tahun lalu tidak hanya berefek pada jantungmu, tapi juga kepalaku," tutur Ansel usai menelan tenggakan pertama wine miliknya.

Aku hanya diam dan mulai memandang gelas di tanganku berusaha tenang meski otak dan hatiku saat ini sedang kalut.

Fakta menyakitkan apa lagi yang terjadi karena kejadian sialan itu?

"Karena kecelakaan itu, dokterku di Jerman menyebutku menderita aneurisma otak," lanjutnya membuang pandangan ke arah jendela.

'Oh Tuhan apalagi ini?!'

"A.. Aneurisma apa?" Cicitku melempar tatapan bingung pada Ansel.

Aneurisma otak,

Penyakit ini adalah kondisi di mana pembuluh darah di otak menggelembung akibat melemahnya dinding pembuluh darah di suatu titik.

Aneurisma otak tidak pecah yang diderita Ansel ini disebabkan karena cedera kepala saat kecelakaan waktu itu.

Aneurisma otak tidak pecah umumnya tidak menimbulkan gejala pada pengidap. Gejala baru akan muncul ketika ukuran aneurisma semakin membesar dan menekan jaringan saraf dalam otak.

Gejala tersebut bisa berupa penderita mengalami sakit kepala parah, masalah penglihatan, gangguan keseimbangan, hingga punya masalah dalam ingatan jangka pendek.

'Jadi karena ini Ansel jadi semakin pelupa dan ceroboh baru-baru ini?'

Resiko dari aneurisma otak tergantung dari faktor penyebabnya. Namun penyakit itu akan menjadi berbahaya.

Jika aneurisma pada otak itu akhirnya pecah, hal tersebut bisa menyebabkan hal yang lebih buruk, seperti kerusakan otak, stroke hemoragik (diakibatkan perdarahan di otak), koma, bahkan kematian.

Dalam kondisiku, aneurisma yang aku derita membesar beberapa waktu belakangan. Karena itu aku memutuskan kembali kemari dan mengejar apa yang seharusnya aku kejar selama aku masih ada waktu.

Seketika duniaku terasa hancur berkeping-keping saat Ansel menjelaskan tentang penyakit yang ternyata dideritanya selama ini.

Tubuhku membeku, lidahku kelu, pandanganku terpaku pada sosok pemilik hatiku.

Bisa-bisanya sosok yang bahkan tidak berani aku kejar ini justru menderita gara-gara aku.

Semakin lama terasa cairan hangat mulai menggenang di pelupuk mataku meminta untuk dijatuhkan demi laki-laki ini.

"Aku memberanikan diri pulang setelah aku tahu, bisa saja waktuku bersamamu akan berhenti kapanpun. Bisa sepuluh tahun lagi, bisa tahun depan, bisa bulan depan, besok, atau bahkan beberapa jam lagi," tuturnya.

Petrichor For NyxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang