Pak Tua, 21.08 WIB
Besok pagi kamu ke laboratorium. Ada sistem yang rusak di sirkuit serambi kanan jantungmu.Aku menghela napas dalam usai membaca pesan singkat itu lalu menaruh ponsel di saku dan merapatkan selimutku.
Beberapa waktu ini memang dadaku sering sakit hanya karena mengerjakan hal sepele.
Seperti makan seblak pedas sampai berlari melalui tangga kampus yang hanya setinggi tiga lantai tempatku kuliah.Semakin hari, aku yakin jantung mahakarya ayah ini akan segera mencapai batasnya.
Aku memandang wajahku di depan kaca setelah mandi. Tidak ada yang berbeda dengan perempuan lain.
Yang berbeda adalah sebongkah logam dingin yang adalah jantung robot yang tampak timbul di dadaku
Meski terbuat dari logam, jantung ini tidak mudah dirusak dari luar, kecuali ada korsleting listrik di bagian dalamnya.
Aku sentuh perlahan permukaan jantung yang menurut ayah lebih penting dari nyawa putrinya sendiri ini.
"Aku manusia bukan sih?" Gumamku pelan.
Dan sama seperti malam-malam lain di 4 tahun terakhir, malam ini aku juga tidak bisa tidur.Apakah di dunia ini anak perempuan yang bernasib seperti aku, Yang dilahirkan di dalam keluarga yang ayahnya penganut patriarki garis keras?
Kenapa perempuan selalu menjadi nomor dua? Kenapa hanya aku? Padahal anak ayah bukan hanya aku saja.
Kenapa harua aku yang jadi bahan uji coba? Kenapa bukan kakakku? Apa karena dia laki-laki?
***
Setelah kecelakaan di jurang dengan Ansel
Aku membuka mataku yang silau ketika cahaya lampu putih tampak menyoroti wajahku.
Aku terbangun di sebuah meja laboratorium yang biasanya hanya aku pandangi.
Saat kesadaranku mulai penuh, aku mendapati dadaku sudah ditanam sebuah jantung mekanik yang ayahku banggakan selama ini.
Ah.. statusku sebagai kelinci percobaan sudah dimulai.
"Kamu sudah sadar?" Ujar August sambil mendekatiku.
"Tinggal beberapa hal lagi dan kamu bisa sembuh. Tunggu sebentar," lanjutnya kemudian kembali ke meja monitor di dekat jendela.
Tidak kupercaya dia bisa melakukan ini pada anak perempuannya.
Meski sudah biasa aku tidak mendapat kasih sayangnya utuh karena aku anak perempuan, namun ini rasanya kelewatan.
"Profesor, apakah anda meminta persetujuan saya sebagai obyek penelitian untuk melakukan ini?" Tanyaku bangun dan duduk di bibir meja.
Ayah kemudian terdiam tak bergerak, lalu mencoba menguasai diri.
"Udah perempuan tuh nurut aja," jawabnya tanpa menoleh.
Sudah kuduga dia berpikiran seperti ini, namun tak kusangka mendengar langsung dari bibirnya membuat dadaku semakin terasa sakit.
Butiran bening di sudut mataku pun mulai berdesakan menuntut keluar.
Aku paksakan tubuhku bangkit dari meja operasi itu."Baik, silahkan lakukan apapun untuk kelinci percobaan anda ini. Mulai hari ini, anak perempuan anda sudah mati," jawabku lalu berjalan meninggalkan ruangan tersebut.
Tak peduli kemana kakiku membawa, aku berjalan menjauhi gedung itu hanya dengan memakai pakaian pasien dan jaket yang ku raih di gantungan dekat pintu.
Aku melangkah keluar dari gedung milik ayahku dengan langkah gontai.
Sampai aku terduduk di sebuah halte bis yang jaraknya lumayan jauh dari sana.
Tangisku tumpah di halte yang sepi pengunjung itu.Aku tidak minta dilahirkan sebagai perempuan, apakah menjadi perempuan adalah sebuah dosa yang tak termaafkan sampai ayahku tidak pernah menyayangiku seperti ayah yang lain?
***
Insomnia adalah efek samping dari penggunaan jantung mesin ini.
Sudah hampir 4 jam aku tidak bisa tidur dan berakhir hanya membaringkan tubuh dengan gelisah.
Ketika terjaga seperti ini, banyak sekali hal yang terlintas di otakku yang menolak untuk tidur ini.
Yang paling sering muncul adalah bagaimana cara menyudahi hidup ini atau mengingat orang-orang yang dulu menjadi alasanku bertahan.
Selain itu, sudah tidak bisa terlewatkan jika ingatan di hari dadaku terbelah di tangan ayah itu selalu datang saat aku membaringkan tubuhku di tempat tidur.
Aku hanya bisa tidur selama kurang dari 2 jam setiap harinya. Dan di sela-sela tidurku, aku selalu memimpikan hari dimana aku menangis di halte sendirian sampai pagi atau bahkan saat kecelakaan di jurang itu.
Kehilangan Ansel dan Ibu membuatku makin mantap untuk meninggalkan dunia ini.
Jam masih menunjukkan pukul 5.38, aku akhirnya memilih bangun dan bersiap menemui mimpi burukku lagi.
Bersambung~
Halo lagi,
Terima kasih sudah mau mampir untuk baca cerita Nyx.
Maaf ya kalau ada kesamaan atau kekurangan dalam penulisannya, soalnya bikin sendiri hasil mimpi.
Tolong tinggalkan juga tanggapan untuk Petrichor.
See you :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Petrichor For Nyx
General FictionPetrikor, angu, atau ampo (bahasa Inggris: petrichor) adalah aroma alami yang dihasilkan saat hujan jatuh di tanah kering. -Wikipedia Charlotte Nyx Hartono Abu-abu, gelap, penuh kabut, dan menyesakkan. Inilah hidupku. Kehadiranmu memberiku sedikit o...