_2_

768 116 10
                                    

Haerin hanya terdiam menatap tandu dengan kain putih yang menutupi tubuh tak bernyawa wanita itu saat kini para petugas medis mulai membawanya menuruni tangga, itu sedikit mengingatkan nya tentang hal yang terjadi dimasa lalu.

"Apa kau sudah makan?" Merasa iba saat melihat gadis yang masih duduk lesu di lantai dekat pintu flatnya, bersandar di dinding dengan pandangan lurus ke depan.

Tak ada air mata yang menetes lagi, semuanya tampak terkuras habis saat gadis itu terus menangis hingga 2 jam lamanya.

"Belum" ucapnya dengan suara paru.

Matahari tampak mulai naik semakin tinggi, sesekali Haerin memainkan boneka kelinci kecil kotor yang tergantung di gagang pintu milik tetangganya itu.

"Aku akan membelikan makanan untuk mu, sebaiknya kau menunggu didalam" ucapnya saat berjalan melewati gadis yang terlihat masih putus asa tersebut untuk mengambil uang dan jaket diflat nya, tak lupa mengunci pintu.

"Ayo" ucap Haerin lembut saat dirinya membantu gadis tersebut untuk pindah kedalam, setelahnya dengan cepat ia berjalan menuruni tangga.

Tidak perduli rasa lelah dan kantuknya saat ia kembali menyusuri gang menuju jalan utama.

Hanya perlu 10 menit dengan berjalan kaki ia telah sampai disebuah minimarket yang menjadi tempat ia mencari nafkah.

"Bukankah shift mu masih lama?" Tanya pria di belakang kasir melihat jam yang melingkar di tangannya, itu masih jam 9 pagi ngomong-ngomong.

"Aku hanya ingin membeli beberapa makanan" Haerin mengambil keranjang belanja, menelusuri rak makanan homemade dan beberapa bahan makanan lain untuk mengisi kembali lemari pendinginnya yang kosong.

"Itu aneh, tak biasanya kau berbelanja sepagi ini" yeah benar, gadis itu biasanya akan berbelanja saat sore hari atau setelah pulang bekerja, karena Haerin akan tertidur lelap di pagi harinya seperti kucing.

"Tolong hitung saja, aku disini sebagai pelanggan... Sunoo" ucapnya saat ia menaruh belanjaannya ke meja kasir.

Sunoo memicingkan matanya dengan kerutan di bibir, merasa tak senang dengan tanggapan ketus teman kerjanya itu.

"Apa kau akan datang ke rumahku nanti? Heeseung telah membeli beberapa bahan kue yang akan kita buat" pria itu menahan Haerin yang hendak keluar dari minimarket dengan ucapannya.

"Tidak hari ini, aku sedikit sibuk" ucap gadis itu kini benar-benar pergi dari minimarket.

______________________

Langkahnya gontai saat kembali ke tempat tinggalnya, sepertinya rasa lelah mulai menguasai tubuhnya.

Tiba-tiba terhenti saat sosok pria tinggi dengan rupa menyeramkan berdiri dihadapannya di tangga.

"Bisakah kau menyingkir?" Ucap pria itu dengan suara berat membuat Haerin tersadar saat dirinya kini tengah berdiri menghalangi jalan.

"O-oh" menyampingkan tubuhnya, membiarkan pria menakutkan tersebut lewat.

Matanya tak lepas dari pria itu hingga wujudnya hilang dari pandangan, Haerin mengangkat bahunya acuh sebelum kembali berjalan menaiki tangga.

Langkahnya terhenti di depan pintu tujuannya, hendak mengetuk namun ia urungkan saat gadis yang baru ia temui pagi tadi keluar, tampak sudah siap untuk pergi dengan baju yang sudah terganti dan tongkat yang terlihat telah sedikit melengkung untuk membantunya berjalan.

"Apa kau akan pergi?" Tanya Haerin saat gadis di hadapannya mulai menyadari keberadaannya.

"Yeah, aku harus pergi bekerja" ucapnya masih dengan suara serak.

"Tapi kau belum makan apapun" terlihat ujung bibir gadis itu sedikit terangkat saat mendengar nada khawatir Haerin.

"Tidak apa-apa"

Haerin masih sedikit khawatir dengan keadaannya, melihat wajahnya yang mempunyai bekas lebam baru di pelipis membuat ia bertanya-tanya tentang apa yang telah terjadi kepada gadis yang bahkan ia belum tahu pasti siapa nama gadis tersebut.

Ditambah gadis itu masih berduka atas kematian ibunya pagi ini, apakah ia benar-benar akan pergi bekerja dalam kondisi seperti ini? Itu sangat aneh.

"Kalau begitu ulurkan tanganmu-" Haerin menaruh plastik belanjaan dilantai untuk memudahkannya mengambil 2 buah onigiri dengan sebotol jus apel yang ia beli tadi.

"Bawa ini dan makanlah" ucapnya saat menaruh makanan ke tangan gadis tersebut.

"Terimakasih banyak untuk ini dan bantuan mu hari ini" senyuman tulus terukir dari bibirnya.

.......

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Eyes || [𝕂𝕚𝕥𝕥𝕪𝕫] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang