Sepertinya Haerin telah menemukan kebiasaan barunya untuk beberapa hari belakangan ini.
Ia sengaja terlambat pulang ke rumah hanya untuk berdiri di trotoar jalan dan menatap seseorang di sebrang jalanan beberapa saat sebelum kemudian ia benar-benar pulang.
Sunoo yang melihat perilaku aneh Haerin membuatnya sedikit curiga, karena biasanya gadis itu tak betah berada di dalam minimarket lama-lama.
Seperti saat ini, jam kerja Haerin telah berlalu sejak jam 5 pagi tadi namun ia masih berada di minimarket menata makanan ringan di rak.
"Itu sudah rapih, mengapa kau terus menggesernya?" Tanya Sunoo tiba-tiba, tak mengalihkan perhatiannya dari uang receh di dalam laci penyimpanan uang yang tengah ia hitung.
Haerin menjadi kikuk, menggaruk pipinya bingung.
"Apa ada yang salah? Aku lihat kau bertingkah aneh akhir-akhir ini" pria itu akhirnya menatap gadis yang masih mematung di dekat rak makanan ringan.
"Aku hanya bosan" bohong Haerin, melihat keluar kaca dimana hari ini tampak masih sedikit gelap padahal waktu telah menunjukkan hampir pukul 8 pagi.
"Lantas mengapa kau tak pulang saja?" Ucap Sunoo memicingkan matanya.
"A-aah benar pulang~, aku hampir lupa... Kalau begitu aku pergi dulu" dengan cepat gadis itu mengambil jaketnya sebelum pergi keluar minimarket.
Namun bukan jalan menuju flatnya yang ia tuju, melainkan arah sebaliknya.
Hanya sekitar 4 menit berjalan kaki hingga sampai ke tempat tujuan.
Pagi ini mendung dan sepertinya ia datang terlalu pagi saat melihat ke seberang jalanan dimana toko bunga berada. Tak ada siapapun yang berdiri disana.
Ia mencatat bahwa gadis itu akan bekerja pada jam 8 atau jam 7 pagi, sedangkan jam kerja Haerin selesai pada jam 4 atau 5 pagi.
Jadi ia lebih baik menunggu sedikit lebih lama di dalam minimarket, karena akan sangat aneh jika ia berdiri di pinggir jalan berjam-jam tanpa tujuan yang jelas.
Sebenarnya berdiri menatap seseorang secara diam-diam juga sedikit aneh, ia seperti penguntit atau semacamnya.
Dan benar saja, orang yang ia tunggu-tunggu tak berapa lama menampakkan diri membuat senyum di bibir Haerin tiba-tiba merekah.
Melihat setiap gerak-gerik gadis diseberang jalan saat ia tengah berbincang singkat pada pemilik toko bunga yang tengah menyusun buket-buket di dalam keranjang.
Mengambil beberapa tangkai bunga mawar indah dari dalam toko, dan berdiri seperti biasa untuk menawarkan bunga-bunga tersebut kepada pejalan kaki yang lewat.
Sepertinya Haerin sudah hapal dengan semua kegiatan kerja gadis itu sekarang.
Kali ini ia diam menatap sedikit lebih lama, senyumnya tak sedikit pun meluntur hingga tanpa sadar rintik-rintik hujan satu persatu mulai turun sebelum benar-benar turun dengan deras.
Haerin sedikit panik, mencari tempat berteduh di luar toko. Rambut dan jaketnya basah terkena air hujan, hari yang sial karena ia lupa membawa payung.
Tatapannya kembali teralih pada gadis diseberang jalan, tak sedikitpun gadis itu beranjak dari tempatnya meskipun air hujan telah membasahi seluruh tubuhnya.
"Kenapa dia tidak berteduh?" Bisik Haerin terheran-heran.
10 menit ia terdiam sebelum menghela nafas kasar, melepas jaket yang ia kenakan untuk digunakan menjadi payung dadakan.
Haerin berlari kecil menyebrangi jalan, sedikit berhati-hati karena licin.
"Mengapa tidak mencari tempat berteduh?" Tanya Haerin mengerasnya suara karena hujan yang turun semakin deras.
Gadis yang ditanya terkejut dengan kedatangannya yang tiba-tiba, air hujan tak lagi menghujam tubuhnya karena terlindung dari jaket di atas kepala.
"Tapi aku harus bekerja" jawab Hanni dengan bibir bergetar karena kedinginan.
"Persetanan dengan pekerjaan, kau bisa saja sakit" ujar Haerin dengan nada sedikit kesal.
Menatap kedalam toko bunga dimana wanita tua yang ia yakini sebagai pemiliknya hanya diam memperhatikan mereka berdua tanpa berniat mempersilahkan Hanni untuk sekedar berteduh.
"Tapi aku telah biasa melakukan ini" ucap gadis tersebut sedih membuat Haerin terdiam sejenak.
Ia mendengus kasar, meletakkan jaketnya di atas kepala Hanni.
"Baiklah jika kau keras kepala, setidaknya pakai jaket ku ini"
"Terimakasih" Hanni tersenyum lebar.
"Hmmm... Aku pergi dulu" ucap Haerin kembali berlari menyebrangi jalanan, tak mau menunggu jawaban gadis lain.
.