_9_

466 89 7
                                    

Haerin mengeluarkan satu persatu barang yang ia beli dari dalam keranjang belanja, menaruhnya di atas meja untuk dihitung Hyeju.

Sedangkan teman satu shift nya menatapnya aneh, tidak biasanya gadis yang lebih muda sedikit pendiam.

"Apa kau baik-baik saja?" Tanya Hyeju menata bungkus belanjaan kedalam kantung plastik.

"Tentu saja aku baik, memangnya kenapa?" Haerin mengeluarkan beberapa lembar uang, senyum di bibirnya tampak dipaksakan.

"Kau lebih pendiam setelah sakit"

"Aku memang pendiam, kan?"

Kekehan terdengar dari keduanya, gadis yang lebih tua mengeluarkan beberapa uang receh dari laci sebagai uang kembalian, menyerahkannya pada Haerin.

"Jangan dipaksakan jika kau masih merasa tidak enak badan, aku masih bisa menangani minimarket sendiri kok"

Mendengar perkataan tersebut hanya membuatnya tersenyum lebar, merasa bersyukur karena ia dikelilingi oleh orang-orang baik disekitarnya, bahkan di tempat kerja juga.

Setidaknya itu yang ia rasakan saat ini.

"Terimakasih... Semoga harimu menyenangkan, Hye"

"Kau juga!"

Haerin berjalan keluar dari minimarket dengan kedua kantung plastik sedang dikedua tangannya, udara di pagi hari sedikit membuatnya menggigil.

Tampak berbagai macam toko yang ia lewati satu persatu mulai buka, matahari bersinar remang-remang terlihat masih malu-malu menampakkan diri.

Susana berbeda mulai terasa saat dirinya memasuki gang sempit yang biasa ia lalui untuk menuju ke flatnya.

Ini memang gang biasa ia lewati namun kali ini suasananya sangat berbeda dari biasanya, ditambah lampu penerangan jalan satu-satunya disana telah padam ntah sejak kapan.

Sesekali Haerin membalikkan tubuhnya untuk memastikan tidak ada siapa-siapa. Hati kecilnya mulai resah karena merasa tatapan seseorang kini tengah tertuju kepadanya.

Ia mempercepat langkah hingga akhirnya gadis itu sampai di ujung gang yang sedikit lebih terang.

Dan untuk kesekian kalinya ia berbalik saat kini mendapati siluet seseorang tengah berdiri di dalam gelapnya gang tak jauh dari tempat ia berdiri saat ini.

Haerin tak bisa mengenali wajah orang itu karena minimnya pencahayaan disana, melihat orang asing itu sedikit demi sedikit berjalan mundur dan akhirnya pergi kearah berlawanan.

Untuk beberapa saat ia hanya berdiri mematung ditempat, menggelengkan kepalanya cepat dan bergegas menuju tangga.

_______________________



Tok Tok Tok


Haerin mengerang sedikit kesal mendengar ketukan halus dari pintu membuat tidur siangnya terganggu, kakinya kini tergantung disisi ranjang, rambutnya mengembangkan seperti bulu singa.

Ia melihat jam yang masih menunjukkan pukul 2 siang, tak berapa lama ketukan kembali terdengar, dengan terpaksa ia beranjak dari ranjangnya.

"Tunggu sebentar!"

Menggosok matanya yang masih lelah sebelum membuka pintu sedikit untuk mengintip siapa yang bertamu, namun dengan sedikit keterkejutan ia membuka pintu lebar-lebar saat melihat siapa yang berdiri didepan pintu.

Haerin membenarkan rambutnya yang acak-acakan, memberikan senyum tanda minta maaf pada ketiga petugas kepolisian dihadapannya.

"Selamat siang, maaf telah mengganggu waktunya nona, kami mendapatkan banyak laporan bahwa adanya kasus penyelundupan barang terlarang yang dilakukan di wilayah ini.... Dengan itu kami diberikan surat perintah pengeledahan pada setiap ruangan di gedung ini"

Ucap salah satu petugas kepolisian, menyodorkan sepucuk surat perintah dari pengadilan yang bertandatangan resmi.

"O-oh y-ya... Silahkan" Haerin sedikit gugup, memberikan jalan kepada dua polisi yang langsung memasuki flatnya.

Ia juga mendengar dari arah luar saat salah satu polisi yang kini tengah mengobrol serius dengan pemilik flat tempat ia tinggal.

Sementara ia kini hanya diam didekat pintu, melihat kedua polisi yang kini tengah menggeledah setiap sudut ruangan.

Butuh sekitar 15 menit kedua polisi itu untuk memastikan bahwa tak ada barang yang mencurigakan dari dalam flatnya.

"Terimakasih atas waktunya, nona"

"Y-ya" balas Haerin seramah mungkin, namun tetap saja suaranya masih terdengar bergetar karena gugup.

Setelahnya ia menutup pintu kembali, jantungnya terasa berdebar kencang karena rasa takut.

Padahal jika diingat dia tak pernah melakukan tindak pidana apapun, namun tetap saja jika dihadapkan dengan pihak berwajib membuat nyalinya seketika menciut.

Haerin masih belum beranjak dari balik pintu, saat kini terdengar sayup-sayup ketukan dari luar.

Itu bukan suara ketukan dari pintu flatnya. Semoga saja polisi-polisi itu tak mendobrak pintu flat milik Hanni, mengingat gadis itu tak lagi terlihat setelah kejadian itu.

Haerin mengacak-acak rambutnya dengan kasar, berusaha untuk tidak memperdulikan orang lain mulai sekarang.







.


Sepertinya minggu-minggu ini bakal jarang up.....



My Eyes || [𝕂𝕚𝕥𝕥𝕪𝕫] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang