11🔞🌚

8.4K 365 30
                                    

Jeno merebahkan tubuh Haecha ke atas kasur berukuran queen size miliknya itu. Tanpa menunggu lebih lama Jeno kembali menyatukan bibirnya dengan bibir Haechan. Bukan sekedar menyentuh, tapi memagut, menyesap, melumat sedalam yang Jeno bisa. Sesekali lidahnya mengabsen deretan gigi Haechan. Jambakan ringan dari Haechan yang Jeno rasakan pada rambutnya yang masih setengah basah membuat keintiman di antara mereka semakin terasa panas. Bunyi decakan dari pertukaran saliva antara Jeno dan Haechan menggema ke seisi ruangan. Terdengar sangat indah di telinga Jeno.

Sialnya seberapapun kuatnya ia menghisap bibir plum Haechan, rasanya seperti tak cukup.


Ciuman Jeno mulai berpindah dari bibir Haechan menuju pipi Haechan, hidung Haechan dan seluruh wajah Haechan mana saja yang bisa Jeno jangkau.


Haechan yang di ciumi seperti itu kembali mempertemukan bibirnya dengan bibir Jeno.


Jeno berpindah lagi, kali ini ia memberikan gigitan kecil pada dagu Haechan. Membuat Haechan tersenyum heli. Jeno juga ikut tersenyum.


Cukup dengan dagu Haechan, bibir Jeno mengecup leher jenjang Haechan yang langsung di berikan akses bebas hambatan oleh Haechan, karna Haechan mendongakan kepalanya.


Entah apa yang di pikirkan Jeno, bukan hanya mengecup-kecup kecil leher Haechan. Jeno mengeluarkan lidah panjangnya untuk menyapu seluruh leher itu.


Haechan kembali tersenyum, selain karna rasa geli dan rasa menyenangkan yang ia dapatkan atas perlakuan Jeno. Ia mendadak ingat akan Daegal. Jeno benar-benar akan menjadi anjing favoritnya.


"kenapa kamu senyum-senyum seperti itu hmm?" tanya Jeno dengan jarak wajah yang sangat tipis dengan Haechan.


Haechan mengalungkan tanganya pada leher Jeno. Kemudian memajukan wajahnya untuk kembali menjalin pagutan antara mereka.


Dengan senang hati Jeno menyambutnya. Mereka kembali memberikan ciuman panas antara satu sama lain.


Tangan besar Jeno bergerak untuk mengambil tanga Haechan dari lehernya. Ia satukan tangan Haechan di atas kepala Haechan tanpa melepaskan pagutan di antara mereka.


Bibir Jeno bergerak mendekat pada telinga Haechan, Ia memberikan kecupan di sana kemudian mulai menghisapnya.


"emm.." Haechan menahan dirinya untuk tak mendesah karna apa yang di lakukan oleh Jeno.


Satu tangan Jeno perlahan masuk ke dalam kaos longgar yang di pakai oleh Haechan.

Merasakan tangan dingin menyentuh lapisan kulit dalamnya, Haechan pun mendadak menyadari sesuatu. Ia reflek menarik tangannya kemudian menahan Jeno.



"Jen.." tahan Haechan dengan napas yang sedikit terengah. Ia bahkan kembali membuka matanya.



"emm?"



"Apa kita akan melakukan itu?"



"Apa kamu tidak mau?" tanya Jeno lagi.


Haechan menggeleng. "mau..mau. Aku sangat mau. Tapi beri aku waktu untuk bersih-bersih dulu ya.."


"Tidak usah" Jeno sudah akan kembali mendekat lagi tapi Haechan masih menahan Jeno.


"Jen, aku baru saja selesai latihan. Aku juga lari saat ke sini. Tubuhku berkeringat" Haechan memberikan alasan. Kalau mau di tambahkan sebenarnya Haechan juga tak mandi tadi pagi. Ya, namanya orang galau.


Janji setelah ini Haechan akan rajin mandi. Agar jika terjadi hal-hal seperti ini. Setidaknya ia dalam kondisi yang oke.



"Nanti kamu juga berkeringat lagi"  Saut Jeno. Bibirnya sudah kembali mengecup bibir Haechan.


Bukan Cinta Segitiga Biasa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang