15

3.4K 330 41
                                        

Tangan Jaemin terulur menyentuh kening Renjun yang nampak lelap tersebut. Namun ternyata Renjun tak benar-benar tidur hingga ia terkejut saat seseorang menyentuh keningnya.

"Sudah tidak demam. Ayo bangun makan"

"keluarlah aku ingin istirahat" saut Renjun

"Kau serius akan seperti ini? Jadwal kita padat Renjunie.." balas Jaemin.


"Aku akan baik-baik saja saat itu. Sekarang biarkan aku istirahat dulu"




"Aku tidak ingin mengganggu istirahat mu, atau melarang mu untuk bersedih. Tapi paling tidak makanlah sesuatu. Kau jauh dari keluarga mu. Kalau terjadi sesuatu padamu bagaimana? Kita berjalan sejauh ini apa kau akan jatuh hanya karna cinta tak jelas itu?"


"..."

Jaemin menarik napasnya panjang. Kemudian menghembuskan nya. "oke, itu tidak sekedar hanya untuk mu. Tapi tolong bangunlah. Makanlah sesuatu."

"..."

"Renjunie.."

..

Renjun bergeming.

"Baik, terserah kau saja. Mungkin Jeno mu itu memang lebih penting dari apapun. Terserah saja. Aku tidak akan peduli lagi" kesal Jaemin.

Ia berjalan keluar kamar Renjun dan tak lupa membanting pintu. Ia juga sudah akan meninggalkan Dorm. Namun langkahnya terhenti. Jaemin menggigit bibir bawahnya menahan kesal. Ia mengacak-acak rambutnya sendiri. Sebelum akhirnya kembali ke kamar Renjun.


"Aku tidak peduli kalau kau salah paham tentang siapa yang menolong mu saat kau sakit di malam Jaehyun hyung meninggalkan mu. Aku tidak peduli kalau kau salah paham siapa yang terus memberikan mu semangat, dengan makanan dan snack. Aku tidak peduli kalau kau menganggap bahwa Jeno yang ada untuk mu. Tapi kalau alasan mu menyukak Jeno karna dia yang ada di saat rapuh mu itu. Maka harusnua kau menyukai ku Renjun! Aku yang menolong mu saat kau pingsan! Aku yang mengirimi mu makanan, berbagai hadiah, dengan inisial J. J itu Jaemin. Aku! Bukan Jeno! Aku yang ada untuk mu. Saat itu dan saat ini. "

Jaemin mengisi paru-paru nya dengan udara lebih dulu sebelum melanjutkan.

"Aku bahkan mengerti bagaimana kau tidak tau itu. Apa kau tidak bisa membedakan masakan ku? Sejak kapan Jeno bisa memasak? Aku bahkan tidak mengerti mengapa semua orang menganggap ku menyukai Haechan. Aku bisa sangat dekat dengan Haechan karna aku tidak memiliki perasaan apapun padanya. "


"..."


"sungguh tidak masalah untukku. Aku berusaha untuk tetap hanya memikirkan dream. Terserah kau ingin jatuh cinta dengan siapa, terserah Jeno Haechan dan Mark bagaimana. Aku hanya ingin Dream baik-baik saja. "




"..."

"Tapi kalau kau seperti ini aku harus bagaimana? mengkhawatirkan seseorang itu tidak enak kau tau! Terserah kau mau menagisi siapa mau bersikap seperti apa. Tapi paling tidak makan dulu!"

Renjun masih tetap tidak menyahut. Jaemin menyugar rambutnya. Ia kesal tapi ia juga khawatir.

"aku akan keluar dulu. Kalau aku kembali kau belum juga memakan makanan mu. Aku akan telfon meneger hyung dan membawa paksa mu ke rumah sakit" Tegas Jaemin.

Ia pun kembali meninggalkan Renjun.

...
...

Pagi ini Jeno akan pergi ke bandara untuk berangkat ke Milan. Sedari bangun tidur Haechan terus saja menempel pada Jeno. Terhenti saat Jeno mandi saja. Itu juga sebenarnya Haechan ingin ikut.

Bukan Cinta Segitiga Biasa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang